Wano melihat hasil tes itu dengan wajah yang semakin muram.Tampaknya, ini bukanlah kasus penipuan sederhana, tetapi pembunuhan yang direncanakan dengan matang.Mungkin saja ketika mereka merencanakan kecelakaan mobil Maya, tujuan utamanya adalah membunuh dua orang dalam sekali gerak.Setelah itu, mereka sengaja mengirim Qirana menuju Keluarga Sudrajat sebagai putri Maya.Mungkin mereka tak menyangka bahwa Yuna mampu bertahan.Jadi, ada seseorang yang membuangnya hingga dia ditemukan oleh Yuli.Setelah memikirkannya, Wano langsung memerintahkan, "Cari Yuli! Dia mungkin mengetahui beberapa kebenaran dari masa lalu."Bahkan, jejak sekecil apa pun mungkin saja akan berguna dalam kasus ini.Zakri mengangguk, "Saya akan segera mengurusnya.""Apa pelakunya sudah mengaku?""Sudah, dia adalah penggemar berat aktris itu. Mereka memiliki grup penggemar. Beberapa orang bahkan sengaja memperkeruh suasana dengan mengirimkan alamat Pengacara Yuna. Dari permukaan, memang kesannya seolah-olah ini ulah
Yanuar melihatnya dengan senang, "Kamu terus saja berpura-pura. Menurutku, kamu ini sudah keterlaluan. Kamu juga nggak memikirkan pekerjaan Yuna. Dengan beradu pendapat sama pengacara, kamu cukup beruntung kalau dia nggak sampai membunuhmu!"Wano merasakan amarah sambil memegangi lukanya, kemudian dia menatap sengit Yanuar, "Diam kamu! Memangnya kamu bakal mati kalau nggak ngomong?""Nggak, kok. Tapi melihat kekalahanmu benar-benar membuatku tertawa, hahaha."Pada saat itu, Qirana membuka pintu dan masuk.Dengan senyum di wajahnya, Qirana mengulurkan undangan kepada Wano dan Yanuar sambil berkata, "Kak Wano, Kak Yanuar, konser pertunjukanku akan diadakan Sabtu depan. Kalian harus hadir, ya!"Tanpa melihat atau bahkan menerima undangannya, Wano langsung menjawab dengan dingin, "Aku sibuk!"Setelah itu, dia memejamkan matanya untuk istirahat.Mata Qirana memerah seketika, raut wajahnya tampak menyedihkan.Yanuar mencoba tersenyum sambil mencairkan suasana, "Qirana, kamu hebat sekali, bah
"Bukankah ini Qirana? Dia rupanya berhubungan dengan banyak pria! Dia mana punya hak untuk bicara tentang kesetiaan cinta begini? Lebih baik mati saja!""Nggak heran kalau Wano nggak menyukainya. Ternyata dia ini kotor sekali. Mana ada pria yang mau dengan pelacur?""Ternyata kita semua tertipu dengan penampilan polosnya. Dia bahkan mengorbankan segalanya demi cinta. Menurutku, dia pasti sudah dijadikan mainan oleh orang lain sampai nggak bisa memiliki anak!"Para tamu di tempat itu seketika menjadi gaduh dan berantakan.Ada banyak kata-kata kasar yang terlontarkan.Qirana yang tidak menyadari keadaan tersebut, masih berdiri di atas panggung dan menerima wawancara dari wartawan. Dia terus menangis pilu karena kesetiaannya pada cinta.Seorang asisten muda tiba-tiba berlari ke atas panggung, lalu berbisik pada telinganya, "Nona Qirana, ada masalah."Dia membawakan Qirana sebuah foto.Setelah melihat foto tersebut, tatapan Qirana yang tadinya penuh senyum seketika terpaku.Mengapa foto-fo
Yuna duduk terdiam di barisan belakang, menatap keributan yang terjadi kepada para tamu di sana.Dalam binar matanya, terlintas sebuah kilatan misterius.Namun, ketika dia melewati pintu, hatinya tiba-tiba terasa sakit melihat poster Maya yang telah dirobek oleh seseorang.Dia berdiri di depan poster Maya yang anggun dan bermartabat. Sebuah perasaan bersalah tiba-tiba melintas dalam hatinya.Dia bermaksud melawan Qirana, tetapi tanpa sengaja malah melibatkan reputasi Maya.Maya adalah seorang seniman terkenal yang anggun, bijaksana, penuh kelembutan, dan rendah hati. Bagaimana bisa dia memiliki seorang putri yang licik dan kejam seperti Qirana?Yuna menempelkan kembali potongan-potongan poster yang telah robek dengan penuh kehati-hatian. Sembari menatap Maya yang tersenyum lembut, Yuna mengucapkan kata maaf dengan lirih.Setelahnya, Yuna pun berbalik dan pergi.Tak lama setelah dia keluar, ponselnya langsung berdering.Itu adalah telepon dari Wano.Ketika Yuna menjawab, terdengar suara
Yuna tak terkejut sama sekali dan malah tersenyum tipis, "Apa ini berkaitan dengan kasus yang harus kutangani? Mari bertemu di kantor besok dan membahasnya.""Yuna, jangan pura-pura nggak tahu. Apa kamu mencoba bilang kalau bukan kamu pelaku yang merusak acara Qirana hari ini? Gara-gara ulahmu ini, bukan hanya reputasi dia yang hancur, bahkan nama baik ibunya yang dibangun bertahun-tahun juga tercemar. Kalau kamu nggak mau meminta maaf di hadapan publik, jangan salahkan kalau aku bertindak tegas."Yuna tak dapat menahan seringaian dalam hatinya.Juna benar-benar menyayangi putrinya tanpa syarat.Tanpa melakukan penyelidikan, dia bahkan langsung percaya bahwa Qirana tak bersalah.Dia benar-benar ayah yang baik.Yuna tak takut dengan kekuatan Juna, melainkan malah semakin tenang."Pak Juna, jangan bicara omong kosong tanpa bukti. Kalau nggak, saya bisa saja menuntut Anda atas pencemaran nama baik."Ini adalah pertama kalinya bagi Juna menghadapi seorang Yuna. Dia tak menyangka kalau gadi
Demi anak simpanannya, Juna bahkan tega menghina anaknya sendiri.Wano menyentuh ujung mata Yuna dengan ujung jarinya seraya memaksakan sebuah senyuman."Aku rasa Paman pasti nggak mampu untuk membuat banyak pria menjalin hubungan dengan Qirana. Lagi pula, kenapa Paman Juna nggak menyelidiki dulu, tentang bagaimana kehidupan putrimu selama beberapa tahun terakhir di luar negeri?"Kalimat itu berhasil membungkam Juna.Selama beberapa tahun ini, Qirana tinggal sendirian di luar negeri. Satu-satunya pendamping yang mengatur kebutuhan sehari-harinya adalah seorang pelayan.Juna memang tidak mengetahui tentang kehidupan pribadi sang putri di masa lalu.Namun, dia telah membesarkannya sejak kecil, jadi dia pasti tahu betul bagaimana karakternya.Dia yakin bahwa putrinya tak mungkin berbuat sekeji itu.Ketika menutup telepon, sikap Wano masih tampak keras dan dingin. Akan tetapi, dia tiba-tiba berubah menjadi lembut ketika beralih melihat Yuna.Dia mengulurkan tangan untuk membelai kepala Yun
Mata Wano yang barusan dipenuhi senyuman, seketika membeku. Dia nyaris merebut ponsel itu dan memutuskan panggilannya ketika mendengar Yuna menjawab dengan lembut."Ada, kok. Kebetulan besok aku libur. Apa bibi suka masakan tertentu? Aku bisa membantu memilih restoran untuknya."Hans pun tersenyum lembut, "Kamu perhatian sekali. Apa kamu nggak takut kalau ibuku nantinya benar-benar menyukaimu?""Bukannya kamu memang ingin membuatnya menyukaiku agar bisa menolak perjodohan dari Keluarga Pratama? Tenang saja, aku akan berusaha tampil sebaik mungkin."Yuna terus menjawabnya sambil mengaduk mie dalam panci.Raut wajah Hans mendadak dipenuhi rasa kecewa, kemudian dia sedikit mengernyitkan keningnya.Hans sama sekali tak menemukan sosok pengikut kecil yang ada dalam ingatannya.Dia bukan lagi gadis kecil yang selalu mengejar dan memanggilnya "Kakak". Sekarang, dia telah menjadi wanita dewasa dengan pendirian yang kuat, juga sangat mandiri dan matang.Hans menyunggingkan senyuman tipis, "Oke,
Wano seketika tertegun.Wanita ini ....Dia merasa seperti pernah melihatnya di suatu tempat.Terutama pada mata indahnya yang menatap dengan senyum penuh kelembutan.Kenangan ini rasanya lama sekali, sampai-sampai Wano tidak bisa mengingat kapan dia pernah melihatnya.Wano yang merasa kehilangan kendali, bergegas menata kembali ekspresi wajahnya."Kalau Anda keberatan, saya bisa pindah ke meja sebelah.""Nggak masalah, duduk saja," jawab Shelvi sambil bergegas menyembunyikan keterkejutan yang baru dirasakannya.Yuna merasa sangat kesal dan marah sehingga menendang Wano dari bawah meja.Namun, sebelum dia bisa menarik kembali kakinya, Wano sudah mencekal kedua pahanya dengan erat.Tak peduli seberapa keras Yuna berusaha, dia tak mampu melepaskan diri.Melihat wajah Yuna yang memerah karena amarah, Wano pun tersenyum dengan arogan.Wano kemudian menuangkan air dingin untuk Yuna, lalu memberikannya seraya tersenyum, "Sepertinya AC di sini belum dinyalakan. Bu Yuna, minumlah air dingin in