“Bang ... dansa yuk!” Kejora setengah merengek mengajak sang Arjuna yang malah melipat kedua tangannya di dada.Pria itu menggelengkan kepala, enggan membuka suara.Bibir Kejora berdecak. “Enggak asyik, Bang Juna tuh ...,” keluhnya dengan bibir mengerucut sebal.Tapi tak ayal ia pun duduk di samping Arjuna mengikuti jalannya pesta tanpa gairah.“Bang ...,” panggil Kejora lagi, mungkin hobby Kejora sekarang ini adalah mengganggu sang Arjuna.Sang Arjuna hanya menoleh, menunggu Kejora mengutarakan maksudnya.“Abang enggak kepengen nikah juga? Keburu tua loh, Bang!” racau Kejora berhasil membuat Arjuna menipiskan bibir.Iya, Arjuna ingin menikah tapi dengan Elma. Ia membayangkan pernikahannya akan tentram karena Elma adalah wanita dewasa.Arjuna tidak akan mendengar rengekan manja seperti yang selalu ia dengar dari Kejora.“Coba liat Kejora, Bang!” Kejora menyerongkan tubuhnya menghadap Arjuna yang kemudian pria itu juga menggeser duduknya untuk mengikuti keinginan Kejora agar tidak terd
“Astaga!!!” Kalila memekik tatkala melihat sang adik bungsu berada di bawah kungkungan Arjuna, di atas ranjang.Wajah cantik tapi judes itu tampak kian garang bak monster yang ingin menelan Arjuna hidup-hidup.Kalila merangsak masuk dengan langkah panjang hendak menarik Arjuna namun kedua lengan King menahan pinggangnya.“King! Lepas!!” Kalila menjerit kencang.“Sabar Angel ... .” Sebagai sahabat Arjuna, tentu King harus membela pria itu pasalnya Arjuna yang kini nampak gusar dengan raut penyesalan tercetak jelas di wajahnya sudah banyak membantu King dalam melakukan pendekatan terhadap Kalila.“Bagaimana aku bisa sabar kalau adikku disakiti olehnya!” sentak Kalila dengan napas memburu.“Enggak ... enggak sakit kok Kak, enak malah ...,” celetuk Kejora polos, tidak melihat situasi yang sedang memanas.“Kejora!! Ya Tuhan!!” Kalila mengesah sambil memijit pelipisnya yang berdenyut nyeri.“Kenapa lo jadi murahan gini sih?! Ayo keluar!!” Kalila menarik tangan Kejora yang sedang duduk tenan
“Kalila tunggu!” Arjuna berlari ke arah Kalila yang baru saja keluar dari cottagenya.Delikan tajam gadis itu berikan kepada Arjuna. “Apa?” ketusnya sambil mengangkat dagu menantang.“Aku ... minta maaf,” ucap Arjuna mengawali.“Maaf itu hanya kata, Arjuna ... dan aku tidak membutuhkannya ... jangan beri adikku harapan lagi jika kamu tidak mencintainya! Jauhi dia!” Kenapa rasanya sakit ketika keluarga Kejora memintanya untuk menjauhi gadis itu.“Aku tidak akan menyakitinya ... tapi aku tidak bisa menjauhi Kejora, dia anak dari saudara angkat Ibuku ... dia juga tetanggaku dan hanya aku yang dia punya di Jerman.” Kalila tersenyum masam. “Sebentar lagi aku akan menemaninya, jadi biasakan dari sekarang untuk melepaskan diri dari Kejora,” ujar Kalila tegas dengan sorot mata mengintimidasi.Gadis itu pergi begitu saja melewatinya setelah memberikan ultimatum.Arjuna menatap punggung Kalila yang berjalan menjauh, ada setitik rasa sedih di hatinya karena ia harus mengikuti keinginan Kalila
Kejora menatap lurus ke depan dengan ekspresi datar tapi mata indahnya tidak bisa membohongi Arjuna jika terdapat perasaan yang sedang sang gadis tahan mati-matian.Arjuna mencengkram kemudi erat, matanya juga terjurus pada mata gadis cantik di sebrang rumahnya.Saat ini keduanya sedang berada di balik kemudi dengan posisi mobil yang saling berhadapan hanya berjarak selebar jalan depan rumah mereka.Sengaja Kejora memarkir mundur mobilnya di garasi luar untuk mendapatkan momen ini yang memang selalu Kejora tunggu-tunggu, saat di mana mereka akan pergi melakukan aktifitas masing-masing setiap paginya.Semenjak kembali ke Jerman, Arjuna dan Kejora belum terlibat pembicaraan sama sekali.Arjuna sedang berusaha menjalankan ultimatum Kalila sementara Kejora juga sedang menepati janjinya kepada sang Kakak.Setiap pagi, Arjuna selalu mengalah membiarkan Kejora melajukan mobil sport-nya terlebih dahulu kemudian ia mengikuti dari belakang menyusuri jalanan komplek hingga jalan utama.Kenyataan
Arjuna mondar-mandir di dalam kamarnya, tanpa henti menengok ke jendela untuk mencari tau apakah Kejora sudah pulang atau belum tapi yang ia dapati adalah mobil Kejora belum berada di garasi dan lampu kamar sang gadis yang masih padam.Hembusan napas kasar Arjuna keluarkan dengan mata terpejam ia menahan kesal, entah kesal kepada siapa dan ia juga bingung kemana harus melampiaskan.Arjuna tidak jadi mengajak Elma berkencan, selain wanita itu ada pertemuan bisnis dengan seorang klien di sebuah hotel—Arjuna juga sedang ingin cepat pulang hari ini.Semua rencananya batal karena satu nama yang membayangi Arjuna semenjak siang tadi.Ia harus memastikan kalau Kejora sampai di rumah dengan selamat tanpa kurang apapun dan masih dalam keadaan perawan.Arjuna menempelkan satu telapak tangan pada dinding di samping bingkai jendela kamar, ia menunduk menatap jemari kakinya.Mengingat kembali bagaimana mobil yang ia kendarai melaju kencang agar bisa cepat tiba di rumah demi mencari tau keadaan Kej
“Bang Juna bilang, dia nganggep gue adek ... masa adeknya di tandain ampe lehernya merah-merah gini ... duh, sampe ke dada lagi ... dasar munafik!” Kejora misuh-misuh sambil mengaplikasikan foundation untuk menutupi tanda merah yang Arjuna tinggalkan tadi malam di tubuhnya.Lelaki itu sungguh keterlaluan, setelah kedua orang tuanya datang—ia pergi begitu saja tanpa mau membantu menjelaskan apa yang sedang mereka lakukan saat itu.Beruntung Uncle Ben yang berpikirian bebas langsung mengalihkan pembicaraan dan mengutarakan niat kedatangannya.Uncle dan Aunty bermaksud untuk pamit kepada Kejora karena akan kembali ke Irlandia, kedua orang tua dari Arjuna itu mengatakan jika Kejora bisa mengandalkan Arjuna selama berkuliah di sini.Uncle dan Aunty begitu percaya jika putranya adalah lelaki baik yang tidak akan mencelakakan Kejora apalagi menyakitinya.Mereka tidak tau saja jika anaknya sudah berbuat nakal dengan merayu Kejora, memberikan banyak tanda di tubuhnya.Kejora mengesah, teringat
“Pi ... ada cewek!” King berseru dengan suara pelan.“Mana?” Papi Zach bertanya sambil menoleh kemarah lain yang kemudian ditoyor oleh sang istri tercinta di bagian pipinya.Delikan tajam setajam samurai pun dilayangkan Mami Azuri.“Maksud King—“ “Wait!” sambar Papi Zach menghentikan kalimat King sambil mengangkat tangannya.Pria paruh baya dengan tubuh tegap dan otot yang masih terjaga dengan baik itu Meraih tangan sang istri kemudian mengecup punggung tangannya lembut.“I’m sorry, Baby ...,” ucapnya kemudian.Mami Azuri tidak menolak tapi juga tidak merubah raut wajahnya yang cemberut karena kelancangan sang suami yang terang-terangan mencari sosok wanita lain yang dituduhkan King.“Kenapa?” Zach bertanya kembali, melanjutkan perbincangannya dengan King setelah melepaskan tangan sang istri untuk kembali memegang pisau memotong daging steak yang menjadi menu makan malam mereka.Restoran mewah di tengah kota Munich menjadi pilihan Zach untuk makan malam ini, ia sedang berkunjung ke J
Hembusan udara keluar dari mulut Kalila ketika memasuki ruangannya.Akhirnya Kalila bisa bernapas dengan lega.Baru saja ia melewati rangkaian acara perkenalan di perusahaannya yang beberapa waktu lalu sang Kakek beli.Keuntungan membeli sebuah perusahaan yang sudah pernah berjalan bahkan meraih kesuksesan pada masa kepemimpinan sebelumnya adalah tidak perlu repot-repot memulai dari awal.Kalila tinggal melanjutkan apalagi sang Kakek sudah mengurus semuanya sehingga Kalila hanya perlu beradaptasi dan ia yakin itu bukanlah hal yang sulit.Selanjutnya, Kalila akan berusaha keras untuk membawa perusahaan ini lebih maju lagi melebihi kepemimpinan sebelumnya.Dibukanya kembali perusahaan ini sudah tersiar ke seluruh penjuru Negri membuat nama Gunadhya paling dicari di Google karena Nama pemilik sekaligus pemimpinnya membuat para pengusaha lain penasaran.Pasalnya pemilik sebelumnya begitu sulit mempertahankan perusahaan tersebut hingga akhirnya harus melepaskan semua asetnya untuk membayar