Kejora menatap lurus ke depan dengan ekspresi datar tapi mata indahnya tidak bisa membohongi Arjuna jika terdapat perasaan yang sedang sang gadis tahan mati-matian.Arjuna mencengkram kemudi erat, matanya juga terjurus pada mata gadis cantik di sebrang rumahnya.Saat ini keduanya sedang berada di balik kemudi dengan posisi mobil yang saling berhadapan hanya berjarak selebar jalan depan rumah mereka.Sengaja Kejora memarkir mundur mobilnya di garasi luar untuk mendapatkan momen ini yang memang selalu Kejora tunggu-tunggu, saat di mana mereka akan pergi melakukan aktifitas masing-masing setiap paginya.Semenjak kembali ke Jerman, Arjuna dan Kejora belum terlibat pembicaraan sama sekali.Arjuna sedang berusaha menjalankan ultimatum Kalila sementara Kejora juga sedang menepati janjinya kepada sang Kakak.Setiap pagi, Arjuna selalu mengalah membiarkan Kejora melajukan mobil sport-nya terlebih dahulu kemudian ia mengikuti dari belakang menyusuri jalanan komplek hingga jalan utama.Kenyataan
Arjuna mondar-mandir di dalam kamarnya, tanpa henti menengok ke jendela untuk mencari tau apakah Kejora sudah pulang atau belum tapi yang ia dapati adalah mobil Kejora belum berada di garasi dan lampu kamar sang gadis yang masih padam.Hembusan napas kasar Arjuna keluarkan dengan mata terpejam ia menahan kesal, entah kesal kepada siapa dan ia juga bingung kemana harus melampiaskan.Arjuna tidak jadi mengajak Elma berkencan, selain wanita itu ada pertemuan bisnis dengan seorang klien di sebuah hotel—Arjuna juga sedang ingin cepat pulang hari ini.Semua rencananya batal karena satu nama yang membayangi Arjuna semenjak siang tadi.Ia harus memastikan kalau Kejora sampai di rumah dengan selamat tanpa kurang apapun dan masih dalam keadaan perawan.Arjuna menempelkan satu telapak tangan pada dinding di samping bingkai jendela kamar, ia menunduk menatap jemari kakinya.Mengingat kembali bagaimana mobil yang ia kendarai melaju kencang agar bisa cepat tiba di rumah demi mencari tau keadaan Kej
“Bang Juna bilang, dia nganggep gue adek ... masa adeknya di tandain ampe lehernya merah-merah gini ... duh, sampe ke dada lagi ... dasar munafik!” Kejora misuh-misuh sambil mengaplikasikan foundation untuk menutupi tanda merah yang Arjuna tinggalkan tadi malam di tubuhnya.Lelaki itu sungguh keterlaluan, setelah kedua orang tuanya datang—ia pergi begitu saja tanpa mau membantu menjelaskan apa yang sedang mereka lakukan saat itu.Beruntung Uncle Ben yang berpikirian bebas langsung mengalihkan pembicaraan dan mengutarakan niat kedatangannya.Uncle dan Aunty bermaksud untuk pamit kepada Kejora karena akan kembali ke Irlandia, kedua orang tua dari Arjuna itu mengatakan jika Kejora bisa mengandalkan Arjuna selama berkuliah di sini.Uncle dan Aunty begitu percaya jika putranya adalah lelaki baik yang tidak akan mencelakakan Kejora apalagi menyakitinya.Mereka tidak tau saja jika anaknya sudah berbuat nakal dengan merayu Kejora, memberikan banyak tanda di tubuhnya.Kejora mengesah, teringat
“Pi ... ada cewek!” King berseru dengan suara pelan.“Mana?” Papi Zach bertanya sambil menoleh kemarah lain yang kemudian ditoyor oleh sang istri tercinta di bagian pipinya.Delikan tajam setajam samurai pun dilayangkan Mami Azuri.“Maksud King—“ “Wait!” sambar Papi Zach menghentikan kalimat King sambil mengangkat tangannya.Pria paruh baya dengan tubuh tegap dan otot yang masih terjaga dengan baik itu Meraih tangan sang istri kemudian mengecup punggung tangannya lembut.“I’m sorry, Baby ...,” ucapnya kemudian.Mami Azuri tidak menolak tapi juga tidak merubah raut wajahnya yang cemberut karena kelancangan sang suami yang terang-terangan mencari sosok wanita lain yang dituduhkan King.“Kenapa?” Zach bertanya kembali, melanjutkan perbincangannya dengan King setelah melepaskan tangan sang istri untuk kembali memegang pisau memotong daging steak yang menjadi menu makan malam mereka.Restoran mewah di tengah kota Munich menjadi pilihan Zach untuk makan malam ini, ia sedang berkunjung ke J
Hembusan udara keluar dari mulut Kalila ketika memasuki ruangannya.Akhirnya Kalila bisa bernapas dengan lega.Baru saja ia melewati rangkaian acara perkenalan di perusahaannya yang beberapa waktu lalu sang Kakek beli.Keuntungan membeli sebuah perusahaan yang sudah pernah berjalan bahkan meraih kesuksesan pada masa kepemimpinan sebelumnya adalah tidak perlu repot-repot memulai dari awal.Kalila tinggal melanjutkan apalagi sang Kakek sudah mengurus semuanya sehingga Kalila hanya perlu beradaptasi dan ia yakin itu bukanlah hal yang sulit.Selanjutnya, Kalila akan berusaha keras untuk membawa perusahaan ini lebih maju lagi melebihi kepemimpinan sebelumnya.Dibukanya kembali perusahaan ini sudah tersiar ke seluruh penjuru Negri membuat nama Gunadhya paling dicari di Google karena Nama pemilik sekaligus pemimpinnya membuat para pengusaha lain penasaran.Pasalnya pemilik sebelumnya begitu sulit mempertahankan perusahaan tersebut hingga akhirnya harus melepaskan semua asetnya untuk membayar
Ponsel Kejora berbunyi nyaring, malas-malasan ia meraihnya dari atas nakas kemudian berubah semangat saat melihat nama sang Arjuna tertera di layarnya.“Hallo!” Kejora menjawab cepat namun tidak ada suara dari sebrang sana.Menjauhkan ponsel dari telinga untuk melihat apa yang terjadi dengan panggilan tersebut dan Kejora menemukan satu panggikan tak terjawab dari sang Arjuna.Oh, jadi panggilannya terlebih dahulu putus sebelum Kejora menjawabnya.Baiklah, Kejora akan menghubungi balik. Eit, gengsi donk!Kejora sudah berjanji untuk menjaga sikap tidak agresif kepada sang Arjuna.Jadi meski pria blasteran itu sudah mengungkapkan perasaannya, Kejora harus tahan harga.Oke, sepertinya Kejora akan mengirim pesan saja.Kejora : Bang Juna, tadi telepon Kejora?Arjuna yang sedang membuka kaos dalamnya seketika menghentikan aktifitas tersebut.Buru-buru ia meraih ponsel yang tadi dilempar ke atas ranjang setelah salah tekan saat menatap foto profil Kejora pada aplikasi pesan.Arjuna meringis k
“Hai Angel Eyes,” sapaan dari suara berat di dalam ruangan itu membuat Kalila yang hendak masuk pun mematung di ambang pintu.Ia menoleh ke arah Eva dengan sorot mata tajam, pasalnya Eva memberitau jika Tuan Alterio datang untuk melakukan diskusi tentang kerjasama bisnis yang akan terjalin kembali.Maka bergegas Kalila menuju ruang VIP dimana beliau sedang menunggu. Kalila pikir Alterio yang Eva maksud adalah Zachery Alterio tapi ternyata yang ada di sana adalah sang junior yang sedang berusaha Kalila hindari untuk sementara waktu.Perlu digaris bawahi bagian hanya sementara waktu karena ia belum siap bertemu King yang ternyata merupakan penyelamat hidupnya di masa lampau dan sedang berusaha mati-matian ia singkirkan dari hidupnya.Eva mengangkat kedua alisnya bingung dengan tatapan yang diberikan sang Bos, ia berpikir jika tidak ada yang salah dengan pekerjaannya.Tampang tanpa dosa Eva membuat Kalila menyadari jika memang dirinya yang telah salah menanggapi maksud Eva karena untuk
“Tidak perlu kamu pandangai terus, Elma memang selalu ramah kepada setiap pria apalagi pria berduit,” sindir Leon seraya menyenggol tubuh Arjuna yang berdiri menghalangi jalannya.Selepas rapat dengan salah satu klien tadi ternyata pimpinan perusahaan yang masih terbilang muda itu malah mampir ke ruangan Elma dan sudah cukup lama mereka di dalam sana.Hari semakin sore, ia harus menjemput Kejora sedangkan tadi Elma mengajaknya pulang bersama.Lidah Arjuna berdecak membalas Leon yang selalu sinis dibelakang Elma tapi di depan wanita itu Leon tampak biasa saja.“Apa yang mereka diskusikan? Apa penting?” Arjuna bertanya sambil mengayun langkah mengikuti Leon menuju ruangannya yang berada tepat di depan ruangan Elma yang pintunya terbuka.Arjuna jadi bisa melihat Elma yang sedang tertawa lepas dan mungkin bisa menguping sedikit perbincangan mereka berdua .“Kau tanya saja sendiri nanti setelah mereka selesai.” Leon membuka pintu ruangannya lalu masuk terlebih dahulu.“Beberapa hari lalu d