Di salah satu ruangan tempat berkumpulnya para petinggi perusahaan Alex membuka pintu ruangan itu lalu melangkah masuk, semua orang petinggi perusahaan yang terdiri dari tiga belas orang termaksud Tuan Michel Wattz dan putrinya Liliana langsung berdiri menyambut kedatangan Alex disusul oleh Lucha dan Mike dibelakangnya.Liliana tersenyum melihat kehadiran Alex diruangan itu sementara Alex hanya membalas senyuman gadis itu dengan tatapan jijik lalu menarik kursi tempat duduknya selaku pemilik perusahaan kemudian mendudukan dirinya disana."Tuan Alex senang__" ucapan lelaki paruh baya dengan perut buncit itu terhenti ketika Alex mengangkat tanganya "Tak perlu berbasa basi kita mulai saja apa yang menjadi agenda pertemuan kita sekarang." ucap Alex membuat semua orang yang ada disana langsung bergedik ngeri kini mereka semua mulai merasakan aura tidak nyama dari sosok Alex.Liliana dengan senyuman diwajahnya langsung berdiri melangkah kebagian tengah ruangan untuk mempersentasikan proposa
Alex, Mike dan Lucha secera bersamaan langsung merebahkan diri mereka di atas tempat tidur kamar mereka masing-masing. Mereka merasa lelah setelah menempu perjalanan udara pulang pergi antara negara mereka dan Singapura, karena alasan ingin menyelesaikan pekerjaanya hari itu juga Alex memilih melakukan penerbangan pulang pergi.Disela sela waktu istirahatnya Alex mengeluarkan ponselnya lalu mulai login pada akun star friendsnya, ia mencari notif tentang pengunggahan video oleh Irma namun nihil tak ada satupun notif yang masuk di akun star friendsnya.Alex tersentak saat sebuah notif baru masuk ke ponselnya 'Ir_Sky menandai anda sebuah video' melihat notif itu senyum manis diwajah Alex langsung mengembang, senyuman itu bahkan terlihat menawan.Saat Alex hendak mengklik video yang diunggah oleh akun bernama Ir-Sky itu gerakan tangan Alex spontan terhenti begitu Mike menyerobot masuk dalam kamarnya seraya berteriak memanggil nama milik Alex "ALEX!" teriak Mike lalu spontan memberhentika
Di ruangan keluarga kediaman Monorre, Lucha dan Mike terlihat tengah terdiam, melamun dalam pikiran masing-masing."Apa kau berbuat salah dengan Tuan, Mike?" tanya Lucha menatap curiga kearah Mike, mendengar itu lelaki yang kini tengah berusaha menumbuhkan jenggotnya itu dengan cepat menggeleng "Aku sama sekali tidak berbuat kesalahan apapun pada Alex hari ini," jawab Mike"Aku tadi pergi memanggilnya tapi tiba-tiba dia menatapku seperti sedang menatap masang, melihat itu aku refleks berlari keluar untuk menyelamatkan diri." jelas Mike sebelum kemudian menoleh kearah kiri dan menjerit seraya beranjak dari tempat duduknya lalu berlari kebelakang sofa yang didudukinya itu setelah melihat Alex sudah berdiri disamping kirinya.Lucha spontan berdiri memasang wajah datarnya meskipun dia sempat tersentak kaget sebentar begitu melihat sosok Alex yang tidak dia ketahui entah sejak kapan lelaki itu tiba diantara dirinya dan Mike.Alex terlihat sedikit tersenyum rupanya efek video yang dikirim I
Lea dan Irma masuk ke dalam caffe seraya bercengkrama, sesekali dua gadis itu membahas sesuatu yang lucu yang akhirnya akan membuat mereka tertawa tanpa mereka ketahui di dalam caffe ada tiga orang lelaki asing tengah memperhatikan mereka, khususnya lelaki berdarah campuran Itali, Turky itu sorot matanya bahkan tak lepas dari sosok Lea."Astaga! Kenapa rambut gadis itu harus keriting, mengganggu penglihatanku saja," keluh Mike menatap tajam kearah Irma."Kau masih trauma dengan rambut keriting?" tanya Lucha dengan cepat Mike menganggu lalu bergedik ngeri saat sebuah kenangan masa lalu tentang rambut kriting menghantui pikiranya "Aku nyaris mati gara-gara rambut kriting." ucap MikeLea mengeluarkan ponselnya ia ingin memeriksa akun star friends dan WA dari Danu namun begitu ia memegang ponselnya Irma seakan berusaha mengalihkan perhatiannya, mendapati tingkah laku Irma membuat Lea manaruh curiga lalu tanpa pikir panjang gadis itu mulai login pada akun star friendsnya melihat itu Irma l
Setelah berhasil menyeret Alex keluar caffe dengan sekuat tenaga akhirnya Mike melepas pelukannya pada tubuh Alex. Saat tubuhnya terlepas dari cengkraman milik Mike, Alex justru berlari menyerobot ingin masuk kembali ke dalam caffe, untung saja gerakan Mike lebih cepat untuk mencekal lengan lelaki berdarah campuran Itali, Turky itu "Astaga Alex!" pekik Mike seraya sekuat tenaga menahan Alex agar tetap berada diluar caffe.Melihat Mike yang kesusahan menghendel kekuatan milik Alex, Lucha yang masih berada di dalam caffe dengan segera belari keluar menghampiri kedua lelaki yang terlihat seperti sedang main tarik tambang itu."Nona Lea, tidak jadi memakan bakso merconnya, Tuan." ucap Lucha terburu mendengar itu Alexpun langsung melunak dan berdiri dengan tenang melihat hal itu Mike langsung bernafas lega."Benarkah?" tanya Alex yang dengan cepat dibalas dengan anggukan kepala milik Lucha."Syukurlah kalau begitu," gumamnya lega "Aku melarangnya makan makanan pedas bukan pertanda aku meny
Lea yang masih berada di caffe sesekali akan menatap jam yang ada di layar ponselnya, pasalnya ini sudah waktu janji temunya dengan Danu namun lelaki itu belum juga muncul di caffe, sementara dari kejauhan Alex masih setia memperhatikan gadis itu, bahkan tidak ada kata bosan terlintas dibenaknya.Mike menyerengit, berbeda dengan Alex yang tak merasa bosan lelaki berjanggut tipis itu sudah mulai mati rasa karena bosan.Mike menatap Lucha kemudian menggerakan bibirnya bertanya tanpa bersuara tentang kapan mereka akan pulang namun sayangnya Lucha juga nampaknya belum bisa memastikan waktu kapan mereka akan pulang.Lea sedikit merasa tidak nyaman karena ia mengetahui Alex yang duduk diseberang sedang memperhatikannya "Tuh orang gangguan mental kenapa dari tadi hanya melihat kearahku?" pikir Lea mulai risih. Gadis itu kini merasa bingung akankah dia pulang karena mulai tak nyaman atau harus setia menunggu Danu yang tidak memiliki kepastian kapan kekasihnya itu akan tiba di caffe.Setelah b
Alex keluar caffe dengan wajah kesalnya "Ciihh!... Jalan masuk ke caffe pake pegangan tangan segala, mau pamer!" ucapnya dengan nada memekik diakhir kalimat seraya menatap kearah Lea dan Danu yang kini tengah terduduk menanti menu pesanan mereka tiba."Kalian pikir hanya kalian saja yang pacaran disini, banyak pasangan lain yang pacaran tapi tidak pamer seperti kalian," lanjut Alex meluapkan amarahnya sebelum perhatianya dicuri oleh sepasang kekasih yang tengah saling mencium satu sama lain."Hhmm!.." Alex berdehem kala melihat sepasang kekasih itu, namun anehnya ia tidak merasa kesal melihat pasangan yang tengah dimabuk cinta itu, ia hanya merasa kesal melihat pasangan Danu dan Lea."Kenapa tidak memarahi pasangan itu?" ucap Mike yang entah sejak kapan berada dibelakang Alex, membuat Alex spontan terlonjak kaget begitu mendengar suaranya."Lea dan pacarnya hanya bergandengan tangan tapi kau langsung panas, dan sekarang kau melihat pasangan yang sedang saling mencium satu sama lain ke
Begitu masuk dalam kamar Lea langsung merebahkan tubuhnya diatas tempat tidurnya berusaha meregangkan otot ototnya yang kaku setelah duduk cukup lama di caffe. "Aaah!!" Lea mengerang kesal saat kembali mengingat perbuatan Alex padanya "Lelaki gangguan mental itu sangat menyebalkan." Ucapnya seraya menatap kearah bungkusan berisi bakso yang gagal ia makan di caffe tadi. Brrrr!.. bunyi panggilan masuk dari ponsel yang ada di dalam tas mengalihkan pikiran Lea. Tangan gadis itu bergerak meraih tas di lantai yang dia letakan sembarang di sisi tempat tidur. "Anna?" Gumam Lea pelan seraya menggeser tanda hijau untuk menjawab panggilan telpon itu. "Iya An?" Ucap Lea "Lea, kamu lagi apa?" Tanya gadis di seberang berbasa basi. "Lagi tiduran, kenapa An?" Tanya Lea balik "Apa kau sudah menyelesaikan proposal pengajuan program magang?" Tanya Anna kembali dengan nada berhati-hati, mendengar hal itu sontak Lea bangun dari baringannya dengan wajah terkejut. "Astaga, aku belum mengerjakannya