Share

06. Klan Naga Mei

"Kenapa dia masih belum keluar?" Jin Ding menatap ruang bawah tanah yang sedari tadi sunyi. Dengan mengerutkan keningnya, dia mondar-mandir dengan gelisah.

Tidak lama setelah itu, Jin Ding buru-buru mengalihkan pandangannya ke ruang bawah tanah dan menemukan sosok pria yang secara bertahap muncul di hadapannya.

Saat kaki Jin Chen menyentuh tanah, Jin Ding langsung berjalan menghampirinya dengan berkata, "Apa kamu baik-baik saja?"

"Haha, aku baik-baik saja." Jin Chen tersenyum kecut.

Jin Ding berbalik dan menyaksikan ruang bawah tanah yang sangat besar. Dia tidak bisa menahan desahan. "Apakah kamu punya barang itu?"

"Tidak …!" ucap Jin Chen, "Seseorang mendapatkannya lebih dulu!"

Mendengar itu, Jin Ding terdiam sejenak dan berkata dengan lembut, "Yang mengambilnya pemilik Qi misterius, bukan?"

Jin Chen mengangguk, dia mengerutkan bibirnya, lalu berkata, "Aku telah menemukan keberadaan Api Neraka. Setelah ini, aku akan langsung ke wilayah dalam kota Gurun. Jika aku punya kesempatan, aku berencana mencuri Api Neraka dari Ratu Mayleen!"

"Apa? Anda ingin mencuri Api Neraka dari tangan Ratu Mayleen?" pekik Jin Ding dengan ekspresi kaget.

Di daerah sekitar kota Gurun, reputasi ganas Ratu Mayleen sangatlah menakutkan. Banyak orang-orang di sekitar kota Gurun merasakan teror yang hebat terhadap Ratu Mayleen. Sehingga orang-orang jadi gemetar hanya mendengar namanya. Jadi, meskipun Jin Ding tahu bahwa Jin Chen cukup kuat, dia masih merasa mustahil saat mendengar Jin Chen akan memprovokasi Ratu Mayleen.

"Hehe, Kakak santai saja. Jika akhirnya saya gagal, aku yakin dengan kemampuanku untuk melarikan diri," ucap Jin Chen dengan tersenyum.

Melihat kegigihan Jin Chen, Jin Ding hanya bisa menggelengkan kepalanya tanpa daya.

"Haha, ayo pergi! Hari ini saya akan kembali untuk beristirahat satu malam. Besok, saya harus mulai bepergian ke wilayah dalam kota Gurun," ucap Jin Chen dengan berjalan lebih dulu menuju terowongan. Jin Ding menghela nafas dan menyusul.

Melihat mereka berdua telah berjalan keluar lebih dulu, Lin Qing buru-buru bersiul ke arah ruang bawah tanah. Segera, lampu hijau di dahi naga berkepala dua menyala. Sesaat kemudian, tubuh besar naga itu menyusut berubah menjadi lampu hijau dan menembak ke tangan Lin Qing.

Lin Qing menepuk lengan bajunya dan dengan tersenyum dia berbisik, "Jangan membuat masalah! Kalau tidak, Tuan Muda akan marah dan aku akan meninggalkanmu!"

Naga itu mendesis tidak puas dengan diskriminasi pemiliknya.

Lin Qing mengangkat tangan kecilnya dan melompat-lompat dengan lincah saat dia menyusul Jin Chen dan Jin Ding.

****

Di pagi hari, di sebuah penginapan Kota Gurun Pasir. Jin Chen sedang duduk bermeditasi di kamarnya. Setelah bermeditasi hampir semalaman. Jin Chen merasakan banyak perubahan pada tubuhnya. Dia yakin bahwa saat ini dirinya telah resmi menjadi bintang dua Master.

Jin Chen perlahan membuka matanya. Dia menghela nafas dengan lembut dan melepaskan meditasinya. Dia menjulurkan pinggangnya dan turun dari wadah api biru yang berbentuk bundar.

Kemudian, Jin Chen menyimpan wadah api biru itu ke dalam cincin penyimpanannya. Setelah itu, dia memiringkan kepalanya melihat langit. "Langit sudah cerah."

Setelah itu, Jin chen berjalan ke tempat tidur. Meraih dan meletakkan pedang di punggungnya. Dengan suara pelan dia berkata, "Sudah waktunya untuk berangkat!"

Setelah berpamitan dengan Jin Ding dan Lin Qing. Jin Chen berangkat seorang diri menuju hamparan gurun yang tak berujung.

Setelah berjalan cukup jauh di gurun yang bersuhu tinggi. Jin Chen mengeluarkan peta dari cincin penyimpanannya dan mempelajari rute yang harus dilewatinya. "Dari rute di peta, aku tampaknya secara bertahap mendekati wilayah dalam gurun ini …"

Untuk mempersingkat waktu, Jin Chen terbang ke udara dan menembakkan tubuhnya secepat kilat menuju wilayah dalam gurun.

Setelah terbang cukup lama, Jin chen akhirnya melihat sebuah hutan dari atas. Dia perlahan turun dan menginjakkan kakinya di tanah—mulai berjalan memasuki hutan.

Tidak lama berjalan di dalam hutan, Jin Chen melihat seorang wanita yang sedang mandi di sebuah danau. Dia dengan cepat bersembunyi dan melihat wanita itu dari semak-semak.

"Ini cukup merepotkan … wanita ini setidaknya setingkat Grand Master atau tahap Energi" Jin Chen menelan air liurnya dan dengan kasar menebak kekuatan wanita itu. Dia hendak melangkah untuk pergi, tapi wanita itu tiba-tiba mengalihkan pandangannya ke posisi Jin Chen.

"Bagaimana dia bisa menemukanku, padahal aku sudah menyembunyikan Qi milikku," gumam Jin Chen dengan syok.

Mata wanita itu menatap tajam ke tempat Jin Chen bersembunyi. Dengan tersenyum dingin, dia berkata, "Anak manusia! Kamu ingin melarikan diri setelah melihat tubuh ini!"

Setelah mengatakan itu, tangan lembut wanita itu tiba-tiba menghantam permukaan danau. Seketika, tombak air terbentuk dan langsung di tembakkan ke tempat persembunyian Jin Chen.

Melihat wanita itu menyerang dengan kejam, Jin Chen langsung menginjak tanah dan tubuhnya melesat secara horizontal.

Whuss!

Tombak air meleset dan mendarat di dalam hutan. Seketika, pepohonan yang berada di sekitar tombak air menjadi kayu kering. Mendapat serangan mematikan. Jin Chen melangkah keluar dari hutan untuk menampakkan diri.

"Hahaha, aku tidak menyangka bahwa kamu sebenarnya adalah pemuda yang cukup tampan," ucap wanita itu dengan tertawa senang.

"Kakak Perempuan, kamu bisa melanjutkan mandi lagi … aku hanya kebetulan lewat," ucap Jin Chen sambil berbalik dan melangkah untuk pergi.

Tampaknya, wanita itu tidak akan melepaskan Jin Chen begitu saja. Jari wanita itu perlahan terangkat dan bergerak seperti menari. Saat jari-jari halus itu menari, kekuatan dingin langsung melesat ke arah punggung Jin Chen dari hutan lebat.

Jin Chen terkejut saat merasakan kekuatan dingin meresap di punggungnya. Tubuhnya bergetar dan jubah Qi warna biru dengan cepat menutup tubuhnya. Dia menjentikan jarinya dan benang warna ungu melesat memblokir serangan kekuatan dingin.

"Kalian manusia memang punya bakat! Namun, ada ribuan pasukan yang bersembunyi di dalam hutan ini! Apakah anda berencana membunuh mereka?" ucap wanita itu dengan gelombang suara yang aneh.

Mengikuti gelombang suara yang dipancarkan. Tiba-tiba, hutan mengeluarkan banyak suara gemerisik. Dalam sekejap, semua pepohonan di sekitar Jin Chen benar-benar tertutup oleh pasukan naga berwujud manusia.

"Nona Mei Yu, haruskah kita membunuhnya?" Sosok manusia berkelebat di dalam hutan dan menatap Jin Chen dengan dingin.

"Jangan terburu-buru … aku belum pernah melihat manusia yang berani datang ke tempat ini untuk waktu yang lama!" Mei Yu mengayunkan ekor naganya dan berenang menuju pantai. Setelah itu, tubuh indah bugilnya berdiri di tepi danau.

Dua sosok muncul di belakang Mei Yu dan menutupi tubuhnya dengan jubah. Supaya tubuh indahnya tidak membuat darah seorang pria bergejolak saat melihatnya.

Setelah mengenakan jubahnya, Mei Yu menarik rambutnya yang basah dari dahinya. Kemudian, dia berkata, "Anak Muda, bisakah kau memberitahuku? Kenapa kamu muncul di tempat ini? Jangan bilang kamu adalah mata-mata kekaisaran Jin Dao?"

"Aku hanya kebetulan lewat sini dan aku sepertinya tersesat," kilah Jin Chen, "Sedangkan untuk mata-mata. Apakah tampangku terlihat seperti itu?"

Setelah mengatakan itu, Jin Chen menyapu pandangannya ke sekitar. Tanpa ada yang menyadari—dia berencana menemukan jalan melarikan diri.

Pandangan Mei Yu menjelajah penampilan Jin Chen. Kemudian, dia tersenyum dan berkata, "Hahaha, kamu benar-benar tidak seperti …!"

Jin Chen melesat melarikan diri menuju hutan. Namun, Jin Chen langsung di hadang oleh seorang Perempuan yang tiba-tiba muncul di depannya. Perempuan itu menembak secara eksplosif sebuah tombak naga yang di pegangnya ke arah Jin Chen. Dengan sigap, telapak tangan Jin Chen meraih pedang di punggungnya dan dengan keras menahan tombak tersebut. Akhirnya, tubuh Jin Chen dipaksa untuk mundur beberapa langkah. Kemudian, Jin Chen secara bertahap berbalik menghadap ke arah Mei Yu.

"Anak Manusia, kamu sudah berada di sini! Mengapa kamu ingin pergi? Ikut aku ke dalam suku untuk bermain! Aku yakin Anda akan sangat menyukainya!" Kata Mei Yu sambil tersenyum setelah melihat Jin Chen dapat bertahan dari serangan bawahan terbaiknya.

"Maaf, aku tidak berminat untuk mengikuti Anda!" Pedang Jin Chen berputar-putar di tangannya dan di simpan di dalam cincin penyimpanan.

Mendengar penolakan Jin Chen, wajah cantik Mei Yu berubah dingin dan senyumnya berangsur-angsur menghilang. "Karena kamu mengatakan itu, maka kami akan meninggalkanmu di sini sebagai kerangka …!"

"Bunuh dia!" pekik Mei Yu dengan melambaikan tangannya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status