Apa yang semalam dikatakan oleh istrinya benar-benar membekas di dalam benak Agus. Ia sama sekali tidak bisa fokus dan bekerja dengan baik sekarang. Kalimat di mana sang istri telah menemukan calon pilihannya pun membuat Agus terus saja terpaku pada kalimat itu.Entah siapa sosok yang akan dijodohkan oleh istrinya kepada dirinya yang pasti Agus benar-benar merasa terganggu akan semua hal itu.Mana mungkin Agus akan mengkhianati rumah tangganya yang sudah terjalin 10 tahun lamanya. Bukan hal yang mudah dalam mempertahankan hubungan rumah tangga hingga genap di angka 10.Bahkan banyak di antara rekan Agus yang justru hanya mampu bertahan selama 5 tahun sementara mereka dikaruniai dengan buah hati yang tidak hanya satu anak saja. Sementara di dalam rumah tangga Agus, mereka bahkan tidak diberikan berkat berupa buah hati oleh Tuhan namun nyatanya mereka sanggup mempertahankan semuanya dengan bermodalkan saling percaya.Agus mungkin bisa mengatakan semua itu dengan gamblang tetapi selama
Setelah kepergian dari suami Nayla itu, Citra tampak termenung dalam beberapa saat. Samar-samar masih terdengar jelas di telinganya setiap kalimat yang diucapkan dengan begitu lancar pada Citra.Citra benar-benar merasa tak tau lagi harus bagaimana sekarang, bertemu dengan pria yang rencananya akan dinikahkan dengannya itu membuat sebuah dilema baru membuat Citra hampir bingung harus memutuskan apa.Dari pancaran yang terlihat melalui kedua mata milik Agus itu membuat Citra benar-benar sangat yakin, jika antara Nayla dan Agus mereka berdua sungguh saling mencintai. Sama seperti pasangan lain, Citra yakin jika kedua orang itu juga tidak ingin sampai ada orang asing yang hadir di dalam pernikahan mereka. Citra merasa jika Nayla adalah wanita paling beruntung di dunia ini karena diberikan wajah yang begitu cantik dan karir yang sukses. Bahkan, Nayla juga diberikan seorang pasangan yang sangat tampan dan baik seperti Agus. Namun, hanya satu yang menjadi kecacatan dari semua kesempurnaa
Nayla kini terdiam, menatap lurus ke arah hamparan rumput hijau yang memenuhi seisi atensinya itu.Helaan nafas yang begitu berat terdengar keluar dari mulut wanita itu. Ia merasa bingung harus berbuat seperti apalagi sekarang. Berbagai cara sudah ia coba namun keputusan Citra masih tak kunjung berubah."Apa lagi yang harus aku lakukan agar gadis itu mau merubah keputusannya? Aku sudah memohon padanya lalu apa lagi yang ia inginkan? Duhai sang pencipta langit dan bumi serta seisinya ini, tolong tunjukkan jalan yang terbaik atas semua takdir yang telah kau tetapkan untuk kisah hidupku ini. Luluhkan lah hati gadis itu agar tidak lagi sekeras batu yang menolak tawaranku," batin Nayla berharap penuh jika doanya akan segera di dengar oleh sang maha pencipta.Keheningan pun seketika kembali menyelimuti dirinya kala itu. Nayla sengaja memilih duduk di atas hamparan rumput hijau itu demi menenangkan pikirannya yang benar-benar sangat kacau itu.Ada begitu banyak hal tak terkendali yang menunt
"Luna, setelah ini apakah masih ada jadwal pekerjaanku?" tanya Nayla pada sang asisten. Sebelum mengatakan apakah Nayla masih memiliki jadwal pekerjaan atau tidak, terlebih dahulu Luna mengecek buku harian tempat di mana ia menuliskan jadwalnya.Setelah mengeceknya cukup lama akhirnya Luna pun menggelengkan kepalanya perlahan menandakan jika pekerjaan Nayla hari ini telah usai."Baguslah kalau begitu. Sekarang Citra, kau ikutlah bersamaku dan Luna. Aku tau, mungkin pernikahan ini tidak berarti apa-apa untukmu. Tapi, aku tidak mungkin membiarkanmu berpakaian yang biasa saja. Kita akan mencari pakaian pengantin yang kau suka untuk kau gunakan di hari pernikahanmu dengan suamiku," tutur Nayla dengan senyuman yang terukir hangat di wajahnya. Baik Luna maupun Citra, keduanya tidak memiliki kemampuan untuk menolak ucapan dari Nayla itu. Mereka hanya bisa mengangguk dan mengikuti saja kemana pun wanita itu mengajak mereka berdua pergi.Untuk pertama kalinya, Citra merasakan naik mobil mewa
Citra melangkah sesuai dengan tuntunan dari pembantu di rumah mewah itu menuju kamar tidurnya. "Terima kasih, Bi." Wanita paruh baya itu pun lalu menganggukkan kepalanya pelan sebelum akhirnya meninggalkan Citra begitu saja.Baru saja Citra akan membuka pintu kamar itu tiba-tiba saja terdengar suara perdebatan di dalam kamar itu membuat Citra sontak mengurungkan niatnya, membiarkan telinganya mendengarkan segala pertikaian suami-istri yang disebabkan olehnya."Aku sudah katakan berulang kali, aku tidak pernah menyetujui pernikahan ini, Nayla. Aku hanya mencintaimu dan akan setia pada pernikahan kita bukan malah menikah lagi dengan gadis lain lalu secara tidak langsung sama saja seperti diriku telah mengkhianati pernikahan kita berdua. Aku seperti pria yang brengsek yang begitu bodohnya melakukan begitu saja pernikahan konyol ini. Aku melakukan semuanya hanya demi dirimu dan permintaanmu saja, Nayla. Aku bisa melakukan ini tapi tidak dengan memberikan hak gadis itu sebagai seorang is
Sama seperti hari-hari biasanya, Nayla tetap menjalani harinya dengan mengurus rumah tangganya.Ia sudah menyiapkan sarapan berupa nasi goreng favorit keluarga Setiawan untuk menu mereka di pagi hari ini.Nayla tersenyum, wanita itu sama sekali tidak lupa dengan hari spesialnya yang sudah datang dan terjadi pada hari ini. Meski kejadian kemarin masih membekas di dalam ingatannya pada hari ini, namun Nayla tidak bisa membiarkan hal itu menjadi penghambat kebahagiaannya atas 11 tahun anniversarry Nayla bersama Agus.Tidak terasa, waktu berlalu begitu cepat. Kini tepat 11 tahun lamanya ia dan Agus menjalin hubungan rumah tangga sebagai seorang suami-istri yang jauh dari gosip miring. Bahkan meski sudah 11 tahun bersama, rasa cinta dan kasih sayang yang ada di dalam diri Agus dan Nayla sama sekali tidak pernah pudar barang sedikit pun.Rasa di hati keduanya tetap sama seperti pertama kali mereka memutuskan untuk saling memberikan rasa."Mas Agus? Sini, Mas. Akan aku ambilkan nasi goreng
Cahaya remang-remang yang mulai mengusik penglihatannya itu pun membuat Nayla akhirnya membuka kedua matanya. Sesuatu yang berat terasa membuat nafasnya sedikit sesak. Ia lalu mengalihkan pandangannya berusaha mencari sumber masalah dari sulitnya ia bernafas itu. Ternyata, sebuah tangan yang begitu kekar melingkar sempurna di perutnya. Nayla tersenyum merasa bahagia karena di hari spesialnya sang suami tetap sama seperti beberapa tahun yang lalu. Di mana mereka berdua pasti akan menghabiskan waktu berdua seharian.Dengan sekuat tenaga, Nayla berusaha mengangkat tangan kekar itu agar memberikan ruang untuknya bergerak. Setelah berhasil melakukannya, Nayla lalu memiringkan tubuhnya memposisikan dirinya agar bisa lebih leluasa menatap wajah sang suami."Aku merasa begitu bersyukur. Sampai detik ini Tuhan masih mengizinkan kita untuk tetap bersama meski ada begitu banyak rintangan dan keputusan yang sangat besar harus kita ambil. Aku beruntung karena memiliki suami yang sangat sempurna
Setelah diminta oleh Nayla untuk masuk ke dalam kamarnya dan menunggu wanita itu sampai datang kembali sesaat ia telah menyelesaikan pekerjaan rumahnya.Tanpa sadar Agus justru tertidur pulas karena memang sepanjang hari kemarin, Nayla dan Agus tidak tidur dengan benar. Mereka berdua menikmati waktu berdua sudah seperti ketika mereka menghabiskan malam pertamanya.Tatapan mata Agus pun lantas menatap pada jam di dindingnya yang menunjukkan pukul setengah 6 malam. Sebelumnya, Agus sempat mengerjakan beberapa pekerjaannya hingga tak sadar menjadi tertidur dengan sangat pulas."Hoam.. entah sudah berapa lama aku tertidur di sini. Ruang kerja yang sudah terasa seperti kamar ini membuat aku kadang memang suka lupa akan waktu," gumam Agus seraya merenggangkan persendian di tubuhnya.Awalnya, Agus memang berada di kamar sesuai permintaan dari wanita itu. Namun karena pekerjaan yang masih belum sempat diselesaikan oleh Agus membuat pria itu sontak berpindah tempat.Saat akan berpindah tempat