Share

Bab 8. Pembuat Onar

Axel menatap Maxime dengan tatapan datar. Setelah itu, dia tersenyum miring. "Apa kamu menyukai dia?"

Mendengar pertanyaan dari Axel, membuat Maxime terkejut. Dia langsung mengangkat wajahnya dan menatap tuan mudanya itu. "Saya tidak mungkin menyukai Nona Muda, Tuan Muda. Saya melakukan itu karena Nona Muda memang pantas mendapatkannya. Bagaimanapun juga, Nona Muda adalah istri Anda. Jadi, sudah sepantasnya saya melayani istri Anda itu."

Axel menatap Maxime dengan seksama, melihat apa asistennya itu mengatakan hal sebenarnya atau sedang berbohong. Namun, setelah dilihat-lihat sepertinya Maxime mengatakan hal sejujurnya.

"Jadi ... apa para klien dari Singapura sudah datang?" tanya Axel tidak mau membahas hal yang menurut dia tidak penting.

"Belum, Tuan Muda. Tapi, tadi mereka memberi kabar jika saat ini mereka sedang dalam perjalanan kemari."

Axel mengangguk. "Kalau begitu kamu boleh kembali ke ruanganmu."

Maxime hanya diam. "Apa kamu tidak mendengarku, Maxime?" tanya Axel dengan suara tegas.

"Sa-saya mendengar, Tuan Muda."

Axel menatap asistennya itu dengan tajam. "Lalu kenapa kamu masih di sini?"

Maxime menelan salivanya dengan susah. "Ada yang ingin saya sampaikan, Tuan Muda," ucap Maxime ragu-ragu.

"Apa?" tanya Axel dingin.

"Ini tentang Tuan Muda Alfa, Tuan Muda," jawab Maxime.

"Jangan bertele-tele kalau bicara. Cepat katakan apa yang mau kamu bicarakan. Jika tidak, cepat pergi dari ruanganku!"

"Tuan Muda Alfa tadi pagi mengganggu istri Anda, Tuan Muda. Dan dia juga telah terbukti mengkorupsi uang perusahaan selama satu tahun ini."

Axel hanya tersenyum miring menanggapi kalimat Maxime. Dia terlihat tidak merasa terganggu atau terbebani dengan laporan yang dilaporkan oleh asistennya itu. "Aku sudah tahu tentang Alfa yang menggunakan uang perusahaan karena itu aku tidak rela jika bisnis keluarga jatuh ke tangan dia."

"Lalu apa yang akan Anda lakukan sekarang?" tanya Maxime.

"Untuk saat ini, biarkan saja dia. Kita pantau saja dia dan Tante Vera. Kita lihat sejauh apa, Alfa dan Tante Vera bertindak semaunya. Jika sudah waktunya, kita beri pelajaran ke mereka."

Maxime menatap Axel dengan tatapan penuh arti. Setelah itu, Maxime menghela napas pelan. Dia memang paling paham dengan sifat tuan mudanya itu, tetapi dia juga terkadang bingung apa yang tuan mudanya mau.

"Baik, Tuan Muda. Kalau begitu saya pamit ke ruangan saya." Maxime berbalik hendak keluar dari ruangan Axel. Namun, langkahnya terhenti ketika Axel mengatakan sesuatu yang membuat dia tersenyum penuh arti.

Maxime berbalik menatap Axel. "Apa tadi Anda mengatakan sesuatu, Tuan Muda?" tanya Maxime pura-pura tidak mendengar kalimat tuan mudanya.

Axel mendengkus. "Kirimkan biodata Emily."

Maxime menatap Axel sambil tersenyum. "Baik, Tuan Muda. Akan segera saya kirim," jawab Maxime sambil menundukkan kepalanya.

"Ada yang bisa saya bantu lagi?" tanya Maxime.

"Tidak ada," jawab Axel, "kamu boleh pergi."

Maxime mengangguk, dia membungkukkan tubuhnya sedikit. Setelah itu, dia berbalik dan pergi dari ruangan Axel.

***

Emily berjalan di koridor kampus bersama Chrisa. Sebenarnya Emily sudah melarang Chrisa untuk tidak mengikuti dirinya ketika di dalam kampus. Namun, Chrisa dengan tegas menolak perintah dari Emily. Dia berkata jika itu adalah tugas dari Tuan Del Piero langsung, jadi dia tidak boleh menolaknya.

Emily mengembuskan napasnya panjang. "Ada apa, Nona Muda?" tanya Chrisa

"Tidak ada, Kak," jawab Emily sambil menggelengkan kepalanya.

"Nona mau pesan apa? Biar saya pesankan," tanya Chrisa ketika mereka baru masuk ke kantin kampus.

Emily menoleh ke arah Chrisa. "Terserah Kakak mau pesan apa. Samakan saja dengan milik Kakak."

"Baik, Nona," jawab Chrisa sambil berlalu meninggalkan Emily yang sudah duduk di salah satu kursi kantin.

Emily mengangguk. Setelah itu, Emily membuka buku kuliahnya dan mulai membacanya. Namun, ketika Emily sedang fokus membaca, tidak lama datang dua orang perempuan yang langsung duduk di depan Emily sambil menatap Emily dengan tatapan tidak suka.

Emily yang merasa sedang diperhatikan mendongakkan wajahnya dan menatap kedua perempuan di hadapannya. "Ada yang bisa aku bantu?" tanya Emily.

"Kamu ini sebenarnya siapa sih?" tanya salah satu perempuan yang duduk di depan Emily, "kenapa, kamu selama satu bulan ini kita perhatikan selalu dikawal oleh pengawal Keluarga Del Piero."

"Saya ...."

"Jangan bilang kalau kamu anggota keluarga dari keluarga Del Piero?" tebak perempuan yang satunya lagi memotong kalimat Emily.

"Kamu jangan bercanda, Sherly. Tidak mungkin bukan perempuan seperti dia adalah anggota Keluarga Del Piero. Kalau dia anggota Keluarga Del Piero, penampilan dia tidak akan seperti ini," ucap perempuan yang pertama kali berbicara. Dia menatap Emily dengan tatapan jijik.

"Kalau dia bukan anggota Keluarga Del Piero, kenapa dia selalu dikawal, Angel?" tanya perempuan yang dipanggil Sherly.

"Yah, apalagi kalau bukan teman ranjang Tuan Muda Alfa, ha ha ha!" jawab perempuan yang bernama Angel.

Emily tidak memperdulikan dua perempuan di depannya, dia malah melanjutkan membaca bukunya membuat perempuan bernama Angel kesal dan menggebrak meja.

Brak!

"Heh! Kamu dengar nggak!" bentak Angel.

Emily menghena napas pelan. Dia menatap Angel dengan tatapan yang sulit diartikan. "Jika aku anggota Keluarga Del Piero apa urusannya dengan kalian semua?"

Angel mengepalkan tangannya. Ingin rasanya dia menjambak Emily.

"Kalian ini sedang apa, hah?" tanya seorang laki-laki yang tiba-tiba sudah berdiri di sebelah meja di mana Emily duduk.

"Jangan bilang kalian gangguin mahasiswa lain lagi!"

Angel dan Sherly langsung berdiri dari tempatnya. "Siapa juga yang gangguin dia, aku sama Sherly cuma tanya-tanya aja kok. Iya 'kan, Sher?" ucap Angel cepat.

Sherly mengangguk. "I-iya kok."

"Ya udah yuk Sher, kita balik ke kelas lagi." Angel menarik tangan Sherly dan meninggalkan Emily dengan pria yang menegur mereka.

Pria itu menatap Angel dan Sherly yang berjalan menjauh. "Dasar pembuat onar." Setelah itu, laki-laki itu beralih menatap Emily.

"Kamu nggak apa-apa?"

Comments (5)
goodnovel comment avatar
Allyaalmahira
penasaran kisah selanjutnya.. ikuti terus aah
goodnovel comment avatar
Ida Komala
sangat menarik
goodnovel comment avatar
Kurniawati Leob
sapa eeee??
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status