Share

Kami Melakukannya Karena Ingin, Bukan Terpaksa

Mendadak Yuksel berhenti mencium. Dia menjauhkan kepala dengan mata menatap berhasrat pada Aruna. Yuksel menarik napas, kemudian benar-benar menjauh.

Yuksel menyugar rambut. Bagaimana bisa dia bersikap seperti ini? Padahal istri mengeluh perut kram. Yuksel jelas bukanlah binatang.

"Mas."

Ketika Yuksel menoleh. Sebuah kecupan dia dapatkan dari Aruna. Bahkan Aruna yang tidak pandai ini, mencoba untuk tetap melumat.

Tangan Yuksel meraih wajah Aruna. "Jangan bangkitkan hasratku, Aruna."

Jarak di antara mereka berdua benar-benar tipis. Suara napas Yuksel mulai memberat, membuktikan hasrat sepenuhnya sudah bangkit.

Perlahan, jemari Aruna merambat di baju suami. Kemudian mencoba melepas kancingnya satu persatu. Mata Yuksel tersita untuk melirik perbuatan dari Aruna.

"Aruna," sebut Yuksel.

"Tidak apa, aku masih bisa melayani."

Entah apa yang merasuki Aruna. Ia juga justru ingin disentuh oleh suami. Sentuhan yang membuat dirinya melayang dan merasa damai.

"Aku mungkin akan menggila, tapi sebis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status