Share

Bab 3

 Tak lama berselang tanpa galang sadari bus sudah mulai meninggalkan terminal, lagi lagi perasaannya di buat campur aduk. Ia juga memikirkan perkataan ayahnya saat berpamitan tadi. Menjelang malam galang tertidur lelap hingga jam menunjukan pukul 05.00 galang terbangun kemudian menoleh ke sekitarnya dan melihat ke arah jendela bus. Rupanya beberapa saat lagi galang akan sampai di kota tujuannya, hingga akhirnya bus berhenti di terminal pemberhentian akhir. Galang turun dari bus dan berhenti sejenak untuk menelepon kerabatnya, namun ternyata ponselnya mati. Ia bingung harus melakukan apa sekarang, karena ini tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Iya, Rivendhale merupakan kota metropolitan dan tersibuk di seluruh penjuru negeri, kota yang menjadi pusat bisnis dan terus berkembang seiring waktu, dan galang sekarang berada di kota tersebut. Galang yang melamun kebingungan tersadar setelah ada suara pria yang samar memanggil namanya, ia kemudian menoleh ke seberang jalan, ternyata itu Bryant yang ada di dalam mobil. Tanpa menunggu lama galang langsung menyeberang jalan menuju mobil bryant, "maaf menunggu lama, tadi aku coba menghubungimu tapi nomor kamu tidak aktif" ujar bryant kepada galang dengan raut muka bersalah.

"Tak apa aku pun baru sampai juga, aku juga minta maaf ponselku lowbat" jawab galang sambil tersenyum.

Setelah itu mereka berdua menuju rumah bryant yang terletak di pemukiman elit di kota Rivendhale.

Mereka tak banyak mengobrol selama perjalanan, mungkin karena galang juga masih merasa ngantuk dan capek setelah perjalanan yang cukup lama.

 Sesampainya di rumah bryant mereka berdua turun dari mobil dan Bryant mengajaknya masuk ke dalam rumah untuk ber istirahat, Mereka lalu duduk di sofa yang ada di ruang tamu.

"Sudah lama kita tidak bertemu ya , galang?" Tanya bryant kepada galang membuka percakapan.

"Mungkin ada hampir 3 tahun, entah aku juga lupa kapan terakhir kali kamu datang ke kampung." Jawab galang sambil melempar tawa.

"Hahaha, sebenarnya aku juga rindu susana alam di pedesaan, namun karena kesibukan di sini membuat kami mengurungkan niat pergi ke kampung" jelas bryant.

"Oh iya kamu istirahat saja dulu di sini, kalo mungkin kamu lapar di belakang sudah ada makanan tadi bibi aku minta masak lebih awal." Bryant berkata kepada galang sebelum pergi ke lantai atas menuju kamarnya.

"Baik, terima kasih. Mungkin aku akan istirahat saja dahulu" jawab galang.

 Kemudian galang pun membuka ponselnya dan menelepon orang tuanya sekedar memberi kabar bahwa dia sudah sampai di tempat bryant.

 Bryant merupakan pemuda dari latar belakang keluarga yang kaya, ia tinggal bersama pembantunya dan adik permpuannya bernama mitha karena ayahnya sedang berada di luar negeri untuk sementara waktu mengurus bisnis bersama ibunya, galang yang dari tadi melihat lihat interior rumah bryant yang sangat mewah dan megah, ya karena memang orang tuanya kaya dan tinggal di perumahan elit, tak lama berselang turun gadis berparas manis dari lantai atas berjalan melewati tangga dengan rambutnya yang belum rapi karena baru bangun tidur membuat mata galang tertuju padanya, "mitha?" Seru galang menyapa mitha,

"Eh galang kapan kamu sampai?, Maaf aku baru bangun tidur." Jawab mitha menyapa balik.

"Belum lama kok, tadi bryant yang menjemputku." Jawab galang.

Mitha merupakan adik dari bryant seumuran dengan galang, mereka juga sama sama baru menyelesaikan pendidikan SMA, sekarang Mitha melanjutkan pendidikan di kampus Rivendhale University.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status