Share

Bab 104: Samurai

Bab 104:  Samurai

**

Bagaimana aku bisa menjenguk Idah dalam keadaan terluka begini? Tidak, aku tidak mungkin melakukannya.

Bagaimana pun rindunya aku, namun biarlah aku menyapanya hanya melalui telepon.

Aku tidak ingin membuat dia bersedih sebab melihat kakaknya terluka lagi.

Di dalam perbincangan melalui telepon itu, aku terus saja bertanya-tanya pada Idah untuk selalu memancingnya bertukar cerita.

Aku sengaja telah menyusun semacam daftar hal-hal yang ingin kutanyakan padanya, mengingat aku yang pelupa, berikut pertanyaan pengalihan jika aku tidak berhasil di satu topik.

Aku melakukan hal yang demikian agar Idah tidak terlarut di dalam suasana yang sedih.

“Kak, boneka Winnie The Pooh-nya kotor, aku boleh cuci?”

“Boleh,” sahutku.

“Tapi..,” suara Idah tertahan sesuatu.

“Tapi? Tapi kenapa?”

“Kakak jangan marah ya.”

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status