ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU 9B
Kamu gak apa apa kan Vi Mama tinggal sendirian?" Mama menatapku dengan cemas. perhatiannya itu kerap membuatku merasa memiliki seorang Ibu."Gak apa apa ya ditinggal sebentar sama Mama dan Tiara?"Ah, Mama selalu menganggapku seperti anak kecil. Aku tertawa."Mama, jangan begitu. Nanti ada yang cemburu."Mama justru tertawa. Beliau sudah berdandan rapi. Pagi Ini, Mama, Mas Nabil dan Tiara ditemani beberapa orang kerabat akan datang ke rumah Meisya untuk melamar. Sebelumnya Mama dan Tiara sudah diajak pula oleh Mas Nabil untuk berkenalan. Kudengar dari Mama, keluarga Meisya tak keberatan dengan status Mas Nabil yang duda."Kebetulan Vivi mau nengokin minimarket. Sudah lama gak dilihat."Mama mengangguk. Aku tersenyum melihat Mama memakai gamis baru yang kubelikan Minggu lalu. Bahkan tas dan juga sendalnya, semua pemberianku. Kulihat gelang baru Mama mengintip darISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (10A)"Kita sungguh sungguh akan pindah Ma?"Tiara menatap koper koper yang sudah aku susun dengan tatapan tak rela. Bibir mungilnya mencebik."Iya sayang. Papa akan segera menikah. Mama tak mungkin tinggal di sini lagi.""Tapi nenek bilang kita akan tinggal di sini selamanya."Aku menghela nafas. Memberi Tiara pengertian biasanya sangat mudah. Dia bukan anak yang manja. Meski aku dan Mas Nabil bercerai Tiara nyaris tak mengenal artinya perpisahan karena kami masih sering bersama sama. "Atau Tiara mau tinggal di sini sama Nenek?"Tiara menggeleng."Tiara mau tinggal di rumah yang ada Mama."Aku memeluknya. Dia satu satunya kekuatanku saat ini. Aku tak akan membiarkan Meisya merebut Tiara dariku.Kugandeng tangan Tiara menuju kamar Mama. Mama yang sedang membaca buku dengan pintu kamar terbuka, sedikit terkejut melihat kami."Vivian?""Boleh
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (10B)"Wah, sungguhkah Mbak Vivian akan pindah?"Meisya, lagi lagi kuman itu muncul pagi pagi sekali ketika aku baru saja selesai memasukkan koper terakhir ke dalam mobil. Kali ini dia datang sendiri dengan menyetir sebuah sedan berwarna hitam berkilat. Langkahnya anggun menghampiriku."Em, cuma segitu Mbak perjuanganmu?"Aku tertegun. Berusaha mencerna maksud perkataannya. Sejak pertama kali berinteraksi dengannya, aku tahu dia suka sekali menyindir dengan bahasa yang halus dan tutur kata lembut. Wajah cantik tanpa dosa yang suka menebar senyum membuat banyak orang terkecoh. Tapi tidak denganku."Aku tidak sedang memperjuangkan apa apa Mei. Asal kau tahu, aku pindah demi kesehatan mataku. Rasanya mataku lelah karena terlalu sering melihatmu." Ujarku sambil menatap matanya. Seperti biasa, dia akan tersenyum lebih dulu, memamerkan dekikan dalam di kedua pipinya. Dia benar-benar tahu bagaimana carany
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (11A)"Alhamdulillah, jadi pindah juga Non Vivi." Ujar Mbak Anik yang selama ini mengurus rumahku. Dia keponakan Bik Rum. Aku tersenyum, masuk ke dalam rumah mungil yang sudah hampir lima tahun kutinggalkan. Rumah tampak bersih sekali, catnya baru diganti. Tiara yang turun dari mobil masih dengan wajah cemberut, langsung menghempaskan tas nya di atas karpet ruang tengah lalu berlari menuju kamar di lantai atas yang sudah kusiapkan untuknya. Tak lama dia muncul lagi dengan mata berbinar."Mama bikinin ranjang tingkat untuk aku?"Aku mengangguk?"Dengan lampu lampu bentuk bintang di langit langitnya juga? Wallpaper warna pink? Kok Mama tahu aku suka Shinbie house?"Pertanyaan Tiara bertubi tubi. Aku tertawa."Semuanya Mama yang rancang, mau tahu hobi kamu sih gampang. Yang bikin tetap tukang donk. Masa Mama? Bisa lecet semua kuku Mama nanti."Tiara tertawa. Dia sponta
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (11B)"Apa ini?" Mas Nabil tak langsung menyentuh amplop amplop yang kuletakkan di meja. Dia baru saja datang, dengan memakai kemeja kerja yang biasa. Wajahnya terlihat cerah, mungkin karena gembira akhirnya bisa menyingkirkanku dari rumah Mama. Juga bahagia karena sebentar lagi akan melepas masa duda."Buka saja sendiri."Mas Nabil bergeming, duduk di kursi yang berada di hadapanku. Diteguknya jus mangga di dalam gelas."Jangan main main Vi. Apapun yang kau lakukan tak akan membuatku mengurungkan pernikahan dengan Meisya. Hari sudah ditentukan, kami tinggal menunggu.""Aku gak bermaksud menghalangi pernikahanmu Mas. Hanya memintamu membuka mata. Bagaimanapun, Meisya akan menjadi Ibu bagi Tiara. Ya walaupun cuma Ibu tiri."Lalu apa itu?""Kenapa tidak kau lihat sendiri?"Mas Nabil menghela nafas dengan sedikit kesal. Diraihnya amplop dan menuangkan isinya di atas meja. Wa
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (12)"Mau masak apa ini Non? Kok banyak banget belanjanya?"Mbak Anik menyambutku sumringah. Diambilnya beberapa buah baskom, lalu mengeluarkan belanjaan ku dari dalam kantung. Sekotak udang besar, sekilo cumi segar, dua ekor ikan nila ukuran besar yang masih utuh, sekilo daging sapi dan juga sekilo sayap ayam. Di kantung lain berbagai macam sayuran dan buah juga lengkap kubeli."Gak apa Mbak. Biar gak bolak balik belanja. Di sini tukang sayur lewatnya siang. Sementara aku dan Tiara butuh makan pagi. Emm, aku juga mau belajar masak."Mbak Anik tersenyum."Beres Non. Mau masak apa semua Mbak bisa. Kata Ibu dulu Non paling suka udang asam manis kan?"Udang asam manis, mengingatkan ku pada Meisya. Aku tersenyum. Tentu saja, meski ada kenangan pahit pada masakan itu, aku gak akan berhenti memakannya. Aku tidak semelankolis itu "Mbak Anik tahu aja. Ya udah aku ganti baju dulu. Nanti ajarin
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU 12B"Nanti loh Bil. Kan sudah Mama bilang nanti Mama akan pulang sendiri dan diantar Vivian.""Ah Mama kayak gak tahu Vivi aja. Dia pasti nanti akan menggunakan kesempatan itu dan fakta Mama sudah mencarinya padahal dia baru saja pindah. Mama kayak gak tahu sifat Vivian apa?""Justru karena Mama tahu sifatnya, maka Mama memintamu rujuk dan membatalkan pernikahan dengan Meisya.""Ma, mana mungkin. Kita telah melamarnya secara resmi. Apa Mama mau mempermalukan diri Mama sendiri?""Mama gak peduli Bil. Asal Vivi masih mau menerimamu."___"Tidak Ma. Maaf. Aku dan Mas Nabil sudah memutuskan untuk legowo. Aku ikhlas dan berjanji tak akan mengganggunya lagi." Potongku. Mereka tak menyadari aku telah tiba di anak tangga terakhir. Mama, Mas Nabil dan Tiara serempak menoleh. Mas Nabil menatapku lekat lekat. Tatapannya berbeda, bukan. Biasanya dia bahkan tak mau menatapku."Ma
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU (13)"Vi, Mama boleh ngomong sesuatu gak?" Tanya Mama ketika baru saja memasuki mobil. Jam sudah menunjukkan pukul delapan malam ketika Mama memintaku mengantarnya pulang.Aku tersenyum."Mama, sejak kapan Mama izin dulu kalau mau ngomong sama Vivi?"Mama menatapku lekat lekat. Rasa hangat langsung menyebar di seluruh bagian dadaku melihat sorot matanya yang penuh kasih."Kamu di sini tinggal bertiga saja dengan Mbak Anik dan Tiara. Mama tahu kamu perempuan terhormat meski menyandang status janda. Tapi nak, Mama minta, jangan lagi pakai pakaian yang terbuka seperti di rumah Mama ya. Mama takut ada lelaki iseng yang menggodamu. Di sini, siapa nanti yang akan membelamu?"Mama mengucapkan itu dengan hati hati. Ya Allah Mama, begitu besarnya perhatian Mama padaku. Aku terenyuh. Mama lalu membenahi cardigan merah maroon yang kupakai untuk menutupi lenganku yang terbuka."Kalau kamu pakai dr
ISTRI BARU MANTAN SUAMIKU 13BAku tertawa mendengar kata katanya yang terasa menggelikan itu. Dia baru saja kami kenal dan baru akan masuk dalam hidup Mama dan Mas Nabil. Sementara aku sudah sembilan tahun bersama dengan Mama. Bagaimana bisa dia mengucapkan kalimat menggelikan itu?Aku mengabaikan kata kata Meisya, juga tak sedikitpun menatap Mas Nabil yang dari sudut mata dapat kulihat kalau dia sedang mengamatiku. Aku meraih tangan Mama dan menciumnya."Kalau Mama kapan kapan mau ke rumah lagi, gak usah naik taksi online. Telepon saja ya Ma, nanti Vivi jemput."Mama tersenyum sambil memgangguk. Aku lalu bergegas menuju mobil tanpa menoleh lagi pada calon pengantin itu. Di dalam mobil, kutekan tekan dadaku, mencari rasa sakit dan pedih yang kerap kurasakan setiap kali melihat Mas Nabil. Aneh, rasanya aku baik baik saja. Tak ada lagi cemburu, bahkan hatiku terasa utuh, tanpa ada lubang lagi seperti dulu."Mbak!"Meisya menge