Sebuah gedung besar tepat berada di tengah-tengah kota Hong Sha dinamai Kamar Dagang Keluarga Lim. Sebuah keluarga besar yang bukan hanya terkenal dengan anggota keluarganya yang memiliki kemampuan hebat di bidang bela diri namun juga mereka piawai dalam usaha dagang. Pasar besar kali ini dilaksanakan di kamar dagang yang keluarga Lim dirikan.
Pasar besar itu akan dilaksanakan tiga hari lagi. Namun sudah banyak para orang-orang dunia persilatan baik dari aliran hitam maupun putih datang berkunjung. Di kota inilah para pendekar dua aliran bertemu tanpa terlibat pertarungan. Sebuah aturan yang sudah sejak lama berlaku dan siapapun yang melanggar tentu akan menjadi musuh bersama dua aliran.
Bukan hanya orang-orang dunia persilatan yang tertarik dan datang. Mereka yang merupakan sebuah perkumpulan keluarga terutama mereka yang berasal dari keluarga kaya dan kemampuan beladiri mereka tinggi turut datang meramaikan. Di pasar itulah biasanya mereka menemukan mestika berharga atau pusaka yang bisa meningkatkan kesaktian mereka.
Pagi itu, para pendekar yang menginap berkumpul di aula rumah makan Yan Ming yang sangat diminati. Tidak seperti di tempat lain, aula rumah makan Yan Ming memiliki ruangan khusus sehingga dari luar tidak akan bisa dilihat siapa saja pengunjung di tempat itu.
“Saudara Yao, apa yang kau bawa sebagai pertukaran di kamar dagang Lim nanti?”
“Ahhh tentu tidak bisa aku bicarakan di sini, Saudara Wan. Pelanggaran namanya apabila aku memperlihatkan barang dagangan ku yang berharga di tempat ini,” sahut orang yang dipanggil saudara Yao.
Saudara Wan mengangguk-anggukkan kepalanya. Keduanya memang bersahabat lama, yang satu bernama Yao Jung seorang ahli pedang yang cukup dipandang di kotanya dan yang satunya bernama Wan Yang ahli pengobatan. Percakapan keduanya kian asik, namun mereka tidak sadar ada tatapan amarah di tempat lain yang tak jauh jaraknya dari tempat mereka berada.
“Mana mungkin orang She Yao memiliki barang berharga untuk ia jual. Ia datang ke sini hanya sebagai gelandangan untuk cuci mata menghilangkan dahaga dan menyenangkan hatinya. Orang miskin seperti dia seharusnya tidak layak ada di sini.”
Berjarak sekitar empat meja dari Yao Hung dan Wan Yang nampak seorang lelaki brewokan berpakaian abu-abu nyeletuk menghina Yao Jung. Ia seorang anggota dari Sekte Bintang Hitam. Sekte yang tidak bisa dikatakan beraliran lurus maupun beraliran sesat. Namanya Bao Hung.
“Hei kau She Bao! Sepertinya hidupmu itu tidak senang kalau tidak mengganggu hidup orang lain.” bentak Yao Jung marah.
“Aku tidak ada urusannya dengan hidup orang lain. Tapi dengan mu selalu ada urusan. Hutang nyawa bawahanku kalau tidak kau bayar dengan sebelah lenganmu, tidak akan aku melepaskanmu!” sahut Bao Hung.
"Kau itu terlalu naif orang She Bao. Seolah-olah akulah yang menjadi pelaku kejahatan di Sekte mu. Padahal kalian sendiri yang melakukan perampokan di desaku dan kami melakukan perlawanan. Mampusnya anak buahmu itu dikarenakan perbuatan mereka sendiri,” tampik Yao Jung tak kalah galak.
“Apapun alasannya, kau telah menghabisi nyawa anak buahku. Nyawa dibayar dengan nyawa.”
Saat perdebatan urat syaraf antara Yao Jung dan Bao Hung sudah semakin memanas tiba-tiba datang seorang lelaki dengan wajah pucat.
“Tuan-tuan semua, para pendekar sakti. Tuan kami, Pemimpin keluarga Lim mengundang ke kediamannya sekarang. Ada masalah besar yang hendak tuanku mintakan tolong dan diskusikan bersama kalian.”
Seketika perdebatan itu terhenti. Perhatian mereka kini tertuju pada lelaki yang baru saja datang itu. Ia merupakan pembantu utama Pemimpin keluarga Lim. Mendengar itu semua hampir seluruh pengunjung rumah makan bergegas menuju kediaman keluarga Lim.
Tak berapa lama kemudian, hampir seluruh ahli beladiri yang datang ke Kota Hong Sha muncul di kediaman keluarga Lim. Mereka langsung disambut sang Pemimpin keluarga itu.
“Saudara-saudara sekalian, maafkan aku apabila mengganggu waktu kalian. Ada hal mendesak yang aku ingin mintakan pertolongan. Mari ikut aku ke aula utama kamar dagang”
Semua terasa misterius dalam pandangan para praktisi dan ahli beladiri yang datang. Dapat mereka lihat dengan jelas beban yang ditanggung Pemimpin Lim. Rasa penasaran pun semakin menggelayuti pikiran mereka.
“Telapak Dewa Darah!”
Hampir bersamaan para praktisi dan ahli beladiri yang masuk berseru menyebut ‘Telapak Iblis Darah’. Mereka memang tidak pernah secara langsung melihat ilmu legendaris yang ratusan tahun lalu menghilang. Sebuah Ilmu tingkat tinggi dalam dunia persilatan belum pernah ada yang mengalahkannya.
Dari ciri-ciri pukulan yang menempel di dinding itu sangat jelas dengan ciri-ciri Ilmu Pukulan Telapak Dewa Darah yang legendaris. Telapak tangan yang masih memiliki kekuatan menyerang dan hawa beracun meskipun hanya menempel di dinding.
‘Dua hari lagi aku datang! Kalau seluruh keluarga Lim hendak selamat, maka penggal seluruh kepala anggota keluarga Lim yang terlibat pembantaian keluarga seorang pendekar sepuluh tahun yang lalu. Kalau tidak aku akan mencabut nyawa seluruh keluarga Lim tak menyisakan satupun. Tak boleh ada yang meninggalkan rumah ini, atau dia akan mati! Yang tidak ada hubungannya dengan keluarga ini, cepat angkat kaki, atau akan segera menghadap Raja Neraka.’
Sebuah pesan maut berwarna merah darah terpampang tepat di bawah telapak tangan berwarna kemerahan. Para pendekar dan ahli beladiri yang berada di tempat itu nampak dibuat sangat terkejut melihat ancaman itu. Sebagian mereka mengenali sebuah pukulan yang terpampang di dinding aula utama kediaman Pemimpin Lim.“Apa maksudnya ini Pemimpin Lim?” tanya seorang lelaki berpakaian ringkas dengan sebilah pedang di punggungnya.Orang yang bertanya itu adalah seorang ahli pedang ternama di wilayah Selatan. Orang-orang menyebutnya sebagai Raja Pedang dari Selatan. Murid salah satu Malaikat Sakti Dunia Persilatan."Ancaman ini baru saja kami dapatkan. Sepertinya erat hubungannya dengan tragedi yang menimpa keluarga Liong sepuluh tahun silam,” terang Pemimpin Lim.“Ahhh.. tragedi itu benar-benar memalukan. Apakah kau juga terlibat pada penyerangan itu? Sampai sekarang aku tidak mengetahui siapa orang yang memberikan perintah untuk menghabisi keluarga Pendekar Liong Chen. Hanya ada berita bahwa ia
Dua hari kemudian, tepat di malam harinya suasana tegang menyelimuti kediaman keluarga Lim. Ketegangan itu sebenarnya sudah mereka rasakan semenjak pagi hari tadi. Seluruh orang bersiaga. Tak ada satupun dari pihak keluarga Lim meninggalkan kediaman mereka.Sebenarnya sudah ada dari pihak keluarga Lim yang mencoba meninggalkan tempat itu. Namun baru selangkah kaki mereka keluar pintu gerbang kepala mereka sudah putus dari badannya. Tak ada satupun yang melihat siapa pelaku. Bahkan bayangannya saja tidak ada yang melihat. Yang lebih hebat lagi kepala orang yang terpenggal masih memperlihatkan senyum seolah-olah mereka tidak merasakan kesakitan ketika maut menjemput.Setelah beberapa kali gagal meninggalkan kediaman mereka, akhirnya tidak ada satupun lagi anggota keluarga Lim yang berani berniat untuk pergi. Mereka kini hanya pasrah menunggu nasib yang akan menimpa. Meskipun para praktisi dan ahli beladiri yang berada di keluarga mereka masih berjuang untuk bisa mengalahkan orang yang
Tiba-tiba saja pemuda berpakaian merah itu membuka matanya. Nampak mata itu memancarkan sinar merah yang sangat terang. Keadaan yang sangat mengerikan kemudian terjadi. Sebuah gelombang kekuatan berwarna kemerahan langsung memancar dari tubuh pemuda itu dan menyebar dengan cepat berbentuk lingkaran dari kecil membesar menerpa semua orang yang ada di sana.Semua orang yang ada di kediaman keluarga Lim tiba-tiba saja tidak bisa bergerak. Wajah mereka berubah pucat. Semua mengalami keadaan yang sama.“Me-mengapa aku tidak bisa berge…!”Suara Pemimpin Lim terhenti. Ia jatuh terhempas ke tanah bersimbah darah. Tubuhnya terpotong-potong hingga beberapa bagian. Tidak hanya Pemimpin Lim yang mengalami keadaan itu. Semua orang yang ada di sana mengalami hal yang sama. Sebuah pembantaian yang sangat mengerikan.‘SELANJUTNYA GILIRAN SEKTE BINTANG API’Pemuda berpakaian serba merah itu kemudian lenyap. Ia meninggalkan sebuah pesan di dinding yang ditulis dengan darah yang mengalir di tanah tanpa
Chia Yun menggelengkan kepala. “Aku bukan anggota keluarga terkenal itu,” jawabnya kemudian singkat dan tenang.Yan Chen mengerutkan keningnya. Ia lalu bertanya, “Sebenarnya saudara Chia sedang hendak kemanakah?” Yan Chen bertanya sambil memanggil pelayan. Ia kemudian meminta izin kepada Chia Yun memesan makanan terfavorit di rumah makan itu. Ia juga mengatakan akan mentraktir pemuda itu.“Aku hanya seorang pengembara yang kebetulan lewat kota ini, saudara Yan,” jawab Chia Yun seraya menganggukkan kepala menerima tawaran Yan Chen tadi.Yan Chen mengernyitkan keningnya. Ucapan itu sebenarnya sebuah perkataan yang sering dikeluarkan seorang pendekar pengembara. Namun Yan Chen tidak melihat ciri-ciri itu pada diri Chia Yun. Bahkan ia tidak merasakan adanya pancaran kekuatan dari tubuh pemuda itu. Itu artinya Chia Yun tidak memiliki basis kultivasi dan menandakan ia bukanlah seorang pendekar, namun hanya orang biasa yang tidak memiliki kemampuan beladiri.Memang tidak jarang seseorang ya
“Memberi hormat kepada ketua agung!” seru seluruh anggota sekte Bintang Api yang berdiri di depan bangunan utama itu serentak seraya berlutut memberi hormat.“Bangunlah!” ucap Chang Wu Tian lirih. Serentak semua orang bangkit. Namun tiba-tiba saja dua orang murid utama sekte Bintang Api yang berada di belakang sang ketua maju lalu berlutut.“Guru, semua ini kesalahan kami, tidak ada sangkut pautnya dengan sekte ini. Kami berdua siap mempertanggung jawabkan apa yang sudah kami lakukan. Sekte ini tidak perlu menanggung dosa-dosa yang kami perbuat.”“Hmmm.. Apakah kalian sudah menentang keputusanku. Apapun yang terjadi dengan kalian juga menjadi tanggung jawab kami orang-orang sakta bintang api. Bahkan sekalipun yang berada di posisi kalian itu adalah orang-orang sekte di tingkat bawah, tetap orang-orang sekte Bintang Api akan membelanya,” sahut Chang Wu Tian dengan suara bergetar.“Guru, kejadian yang menimpa keluarga Liong di kota Hongye memang dikarenakan kebodohan kami yang tidak b
Dari arah berlawanan dari pintu gerbang nampak kepulan debu berterbangan. Barisan berwarna merah bergerak cepat ke arah kota Xianghe. Barisan yang berisi ribuan orang dari Sekte Beruang Merah. Mereka memang melakukan penyerangan dengan kekuatan penuh tanpa menyisakan sedikitpun orang di markas mereka.Ketegangan langsung menyelimuti para prajurit dan pendekar yang berjaga di pintu gerbang masuk kota Xianghe. Perlawanan terhadap Sekte Beruang Merah yang terkenal ganas itu langsung dipimpin oleh pemimpin kota Xianghe yang bernama Kiang Lu.“Kalau pasukan kita terlihat akan kalah, kalian larilah bawa penduduk ke persembunyian sementara. Tempat itu sudah aku persiapkan sedemikian rupa dan tidak akan mereka mengetahui,” ucap Pemimpin Kota.Para pendekar dan bawahan pemimpin kota nampak terharu mendengar ucapan sang pemimpin. Ucapan itu pertanda bahwa Pemimpin Kota akan tetap berada di tempatnya tak ingin melarikan diri apabila hal yang tidak diinginkan terjadi.“Seraaaang!”Pemimpin kota b
Di gelanggang peperangan, pertarungan semakin menunjukkan posisi Sekte Beruang merah berada di atas angin. Enam orang utama Sekte Bintang Api semakin kewalahan dan harus jatuh bangun untuk menghindari serangan lawan yang mengandung racun. Namun di saat mereka sudah dalam keadaan tidak berdaya tiba-tiba saja sebuah kejadian luar biasa terjadi."A-apa yang terjadi?”Ketua Sekte Beruang Merah benar-benar dibuat terkejut. Entah apa yang terjadi tiba-tiba saja keempat orang panglima bawahannya roboh dengan keadaan kepala terpenggal. Ia sama sekali tidak melihat pergerakan yang melakukan pembunuhan brutal itu. Tiba-tiba saja keempatnya roboh dengan kepala terpisah dan darah berhamburan.Hanya orang-orang Sekte Bintang Api yang dapat menebak apa yang sebenarnya terjadi. Mereka yakin yang melakukan hal itu adalah pemuda yang tempo malam datang ke Markas Sekte Bintang Api. Dengan kesaktiannya yang bagaikan Dewa saja tentu dengan mudah melakukan hal tadi. Sedangkan masuk ke dalam Sekte Bintang
Yuan Chao dan Yuan Ming bergerak membantu sang guru besar sekte Bintang Api. Meskipun mereka sebelumnya sudah dilarang namun mereka tak menghiraukan pesan gurunya itu. Mereka lebih rela harus mendapatkan hukuman dibandingkan harus kehilangan guru besar mereka. Kebetulan sekali saat itu keadaan Chang Wutian benar-benar dalam keadaan terjepit."Bedebah!"Ketua sekte beruang merah memaki keras karena pukulan yang tadinya hendak ia lontarkan kepada ketua sekte Bintang Api gagal akibat ia diserang dari belakang oleh kedua murid lawannya itu. Akibatnya harus berjumpa di tangan karena serangan yang dilontarkan oleh dua murid utama sekte bintang api itu bukanlah serangan main-main. Mereka menggunakan seluruh tenaga mereka untuk melakukan serangan tadi. Yuan Chao dam dan Yuan Ming terlihat lemas setelah mengerahkan seluruh tenaganya tadi untuk menyerang demi melakukan penyelamatan terhadap guru mereka. Keduanya tidak bisa langsung melakukan pergerakan setelah mengeluarkan serangan tadi. Ke