Perjalanan mereka baru dimulai tepat setelah jam makan siang selesai. Kebetulan hari ini tidak ada rapat sama sekali. Selain itu pekerjaan Shevandra juga tidak banyak-banyak amat. Dia masih bisa menyelesaikannya nanti setelah urusannya di sana selesai. Pria itu sama sekali tidak berencana untuk menetap di sana selama beberapa hari ke depan. Mungkin nanti malam ia juga sudah kembali ke Seoul. Sebab, besok ada audisi tahap dua yang akan langsung ditangani olehnya.
Selaku pemilik perusahaan, Shevandra berhak untuk memilih calon pekerjanya. Tentu saja hal ini berkaitan dengan kualitas serta eksistensi perusahaannya nanti. Masa depan perusahaan ini tidak hanya berada di tangan Shevandra sendiri. Juga melainkan para pekerja di depan layar.
Mereka yang bekerja di belakang layar hanya memiliki potensi yang sangat kecil utuk memcemarkan nama perusahaan. Sebab, mereka tidak akan pernah disorot oleh media. Jangankan disorot. Publik saja tidak mengenal mereka. Karena memang para s
Beruntung kondisi jalanan hari ini tidak begitu padat. Sehingga mobil pria itu bisa langsung menuju ke rumah sakit yang dimaksud dalam waktu yang lumayan cepat. Begitu sampai, Shevandra langsung menepikan mobil miliknya di parkiran rumah sakit.Dengan langkah yang tergesa-gesa, nyaris seperti berlari ia pergi ke dalam. Sementara itu Tiodora hanya bisa membuntuti langkahnya dari belakang. Bagi gadis itu akan sulit untuk menyamakan posisinya dengan Shevandra. Sebab pria itu bisa bergerak dengan begitu cepat. Langkah yang ia ciptakan panjang, berbeda dengan Tiodora.“Permisi, boleh aku tahu dimana korban kecelakaan pewasat tadi ditempatkan?” tanya Shevandra kepada salah satu perawat yang kebetula sedang lewat tepat di hadapannya.“Oh, mereka ada di bangsal sebelah kiri ini. Sisanya berada di ruang UGD karena masih belum sadarkan diri juga sampai sekarang,” jelas perawat tersebut sambil menunjuk ke arah yang dimaksud.Shevandra dan Tio
Apa yang terjadi hari ini benar-benar berada di luar ekspektasinya. Shevandra sama sekali tidak pernah mengira jika hal semacam itu akan terjadi. Mulai dari kabar Ailisha kecelakaan, hingga ia harus terpaksa tetap berada di rumah sakit sampai larut malam.Padahal sebelumnya ia berencana untuk tidak berlama-lama di sini. Sebelum matahari keluar dari sarangnya esok hari, ia harus sudah sampai di Seoul lagi. Tapi, yang terjadi malah sebaliknya. Tidak apa-apa. Shevandra tidak akan menyalahkan Ailisha atau siapa pun itu.“Sepertinya dia datang kemari sendirian,” gumam pria itu sambil menyantap makan malamnya.Sekarang ia tengah berada di kantin rumah sakit. Shevandra tidak bisa pergi jauh-jauh dari rumah sakit. Seperti yang sudah ia katakan beberapa saat lalu, jika dirinya akan selalu berada di sisi gadis itu. Paling tidak sampai ia sembuh dan bisa merawat dirinya sendiri.“Tapi, kenapa mendadak Ailisha datang kemari?” tanyanya.
Ailisha tiba-tiba terbangun dari tidurnya malam itu. Seluruh tubuhnya basah karena keringat, wajahnya juga terlihat pucat, bahkan tangannya turut bergetar hebat pada saat itu. Ia meringkuk ketakutan sambil memeluk kedua kakinya. Gadis itu terlihat sedang berusaha keras untuk menenangkan dirinya. Tak ada seorangpun yang bisa membantunya saat ini, di situasi semacam ini. Karena gadis ini memang hanya tinggal sendirian di kamar kost nya. Ailisha memikirkan tentang kejadian aneh yang tergambar dengan jelas pada mimpinya barusan. Entah hal buruk macam apa yang ia lihat di sana, sehingga ia terlihat mati ketakutan seperti ini. Ketika yakin telah bisa mengambil kendali atas dirinya secara seutuhnya, Ailisha memberanikan diri untuk kembali menyelami alam bawah sadarnya. Ia terlihat sedang berusaha keras untuk mengingat beberapa potongan peristiwa-peristiwa yang tersisa di dalam kepalanya, kemudian merangkainya menjadi sebuah cerita yang utuh.“Bagaimana bisa aku m
“Ilyy, sorry banget ya hari ini gue enggak bisa nemenin lo!” ucap seseorang yang tiba-tiba saja datang entah berasal dari mana. Kedua mata gadis ini lantas terbelalak lebar, batinnya terkejut dengan hebat. Suara yang muncul secara tiba-tiba itu cukup untuk membangunkannya dari lamunan. Hal itu juga nyaris saja membuat jantungnya copot. Di sisi lain terlihat Arga yang berdiri tepat di sebelahnya sambil berusaha untuk mengatur nafas. Tanpa pikir panjang, Ailisha segera menepi dan memberikan sedikit ruang untuk duduk kepada pria itu, agar ia bisa menenangkan dirinya sejenak.“Lo kenapa kok kayak habis dikejar-kejar setan?” tanya Ailisha dengan polos.“Lo tau nggak sih kalau agensi yang lo pernah bilang itu….” jawab Arga sambil masih berusaha untuk mengatur napasnya yang terlihat memburu.“Ternyata dia orang Indonesia dong ly!” lanjutnya kemudian menuntaskan kalimatnya.“Seriusan lo?!&
Arga mengguncang-guncang tubuh sahabatnya itu dengan pelan. Gadis itu sudah terlihat tak bertenaga lagi untuk sekedar menganggat kepalanya dari atas meja. Sepertinya Arga memang telah membuat kesalahan fatal sejauh ini. Ailisha tampak sudah terlelap. Pikiran gadis ini tengah berkelana di alam bawah sadarnya. Tak ada seorangpun yang bisa mengganggunya saat itu.“Ly, bangun!” perintah pria itu. Sudah berbagai macam cara ia lakukan untuk membuat sahabatnya yang satu itu kembali terjaga dari tidurnya. Namun, kelihatannya sejauh ini semua hal itu terasa sangat sia-sia. Arga bahkan hampir kehabisan akal untuk mengatasi masalah yang satu ini. Bagaimana bisa Ailisha tertidur pulas di café yang sebentar lagi akan segera tutup ini.‘Kling…. kling….’ Lonceng yang terletak di depan pintu itu terdengar bergema di ruangan ini untuk beberapa kali. Itu artinya ada seseorang yang datang kemari, tapi siapa. Siapa o
Pria itu meletakkan tubuh Ailisha dengan lembut di atas kasur. Ia tak ingin membuat gadis ini sampai terbangun dari tidurnya. Meskipun ia memang tak akan bangun dengan mudah, walau ada kebakaran sekalipun. Ailisha adalah tipikal orang yang sulit untuk bangun ketika sudah tertidur pulas.“Jadi, dia temannya anak itu?” gumam Shevandra pelan.“Apakah mereka berdua berpacaran?” lanjutnya.“Tapi, jika mereka berdua berpacaran, tidak mungkin anak itu membiarkan ku begitu saja untuk membawa gadis ini kemari,” ucapnya pada dirinya sendiri. Pria itu melepaskan jas miliknya, kemudian menyampirkannya pada sandaran kursi. Ada sebuah meja kerja di sana. Kebetulan Shevandra memang belum sempat menuntaskan semua pekerjaannya. Tadi ia pergi untuk mengecek café miliknya terlebih dahulu dan berencana untuk langsung pulang. Tapi, malah bertemu dengan Ailisha. Shevandra membuka laptopnya dan mulai melakuka
Kini mereka berdua sudah sampai di kampus Ailisha. Gadis itu langsung pergi ke kelasnya, karena hampir terlambat. Sementara itu, Shevandra juga bergegas pergi ke ruang rapat, karena sebentar lagi rapat tersebut akan dimulai. Ia tak bisa membuat semua orang menunggu.“Ily!” sapa teman sekelasnya.“Hai!” sapa Ailisha dengan canggung. Ailisha merasa jika ada sesuatu yang salah di sini. Mereka bertemu hampir setiap hari dan tidak biasanya mereka begini kepada gadis itu. Memang tak ada salahnya. Hanya saja ia merasa jika ada sesuatu yang tidak beres kali ini. Mereka adalah Lia dan teman-temannya. Ailisha tak terlalu kenal baik dengan para gadis itu.“Lo kok tumben telat datangnya?” tanya Miera. Miera adalah sahabatnya selain Arga. Kebetulan mereka berdua satu jurusan, jadi sering bertemu.“Enggak tau,” kata Ailisha.“Loh?!” balas gadis itu.&
ISUITP 6Ailisha dan Miera memilih untuk langsung pergi dari tempat itu setelah mencapai batas waktu yang telah ditentukan. Mereka sudah menunggu terlalu lama di sana. Jadi kedua gadis itu tidak akan menunggu lebih lama lagi. Mereka masih punya urusan lain yang jauh lebih penting daripada bertemu orang tidak jelas itu. Setelah ini masih ada kelas. Hanya tersisa lima belas menit lagi sebelum jadwal kelas dimulai.Gadis itu tidak peduli jika Arga akan marah kepadanya. Lagipula, seharusnya Ailisha yang marah kepada pria itu. Karena ia telah mengingkari janjinya. Tadi katanya, rapat itu hanya sebentar. Tapi kenyataannya sungguh berbanding terbalik. Mereka telah menunggu di sana selama berjam-jam. Sampai punggungnya terasa pegal. Sekarang, kedua gadis itu sama sekali tidak memiliki waktu untuk sekedar meluruskan pinggang mereka. Karena sebentar lagi akan ada kelas. Kelas terakhir yang mereka miliki untuk hari ini.“Liat aja lo nanti!” ger