Share

Part 7. A Little Gift

Makan malam itu berjalan menyenangkan. Kami berbicara banyak hal, dan dia mengambil kesempatan itu untuk menceritakan dirinya. Dan bersikap terbuka untuk setiap pertanyaanku.

"Ini akhir pekan, tidak berkencan?" Aku menatapnya dengan penasaran.

"Kau tahu kehidupan pengacara, diperlukan kesabaran ekstra untuk mengikuti jadwal klien kita yang tak pasti, persidangan panjang dan permintaan yang kadang tak masuk akal. Dan sekarang menghadapi drama keluarga ..." Aku mengganguk, jadwal kerja saat kami mempunyai kasus, apalagi saat kau dalam posisi di firma hukum terkenal memang cukup melelahkan dan membuat stress.

Untuk mencapai posisi partner kau minimal memakan waktu 12-20 tahun, Allan dan Overy firma hukumku adalah firma hukum dengan pendapatan US$ 2,1milliar terbesar ke 10 didunia. Dan begitu kau mencapai posisi partner minimal pendapatan tahunan rata-rata di Inggris adalah £1.5 juta walaupun pengacara terkenal sepertiku mendapatkan lebih dari itu.

Aku cukup beruntung saat aku memulai junior partner, aku mendapat kasus spotlights celebrity, dengan kemenangan gemilang dan sejak itu namaku terus menanjak. Dan aku menjaga kepuasan klienku dengan baik. Rekomendasi terus berdatangan dan kasus-kasus berikutnya membuat namaku dikenal secara luas. Aku mencapai posisi partner hanya dalam 8 tahun berkarir. Hal yang gemilang dalam karier hukum.

"Joshua cuma temanmu?"

"Iya kami berteman...." Ethan memandangku dengan penasaran.

"Cukup lama kalian berteman? Dan kau yakin dia cuma menganggapmu teman?" Aku tertawa. Pertanyaan yang rumit, bahkan aku sendiri binggung menjawabnya.

"Well, dia selalu menjadi teman yang supportif.... Dia tahu aku tidak percaya pernikahan, kurasa dia menerimanya untuk sekarang."

"Kau nyaman dengannya... "

"Kind of ... " Ethan tersenyum. Membicarakan hubungan pribadi dengan Samaritan ini entah kenapa terasa ringan. Kurasa aku mulai percaya padanya saat dia membantuku di Monaco tanpa niatan apapun. Dia tampan dan enak dilihat itu adalah nilai tambah yang menarik.

"Ethan.... tak kusangka bertemu denganmu disini." Aku menoleh. Seorang wanita sangat cantik dengan rambut pirang bergelombang tersenyum ke Ethan, dia memakai gaun lace yang sangat cantik dengan stilettos tinggi tipis, dia mengibaskan rambutnya yang berkilau dengan gaya gadis iklan shampoo, aku terpesona melihatnya. Di belakangnya ada seorang wanita cantik lain mengikuti.

"Isabella... "

"Hallo sayang, ... Kukira kau sedang dalam pertemuan dengan klien seperti yang kau bilang." Nada interogasi kental membuatku menggulum senyumku. Sepertinya ada yang sedang kesal sekarang.

"Aku baru selesai dengan pertemuanku. Aku hanya sedang berbincang dengan rekan pengacaraku. Kukira aku tak perlu melapor padamu jika aku harus bertemu rekanku." Ethan menanggapi ketus pertanyaan itu. Muka gadis itu langsung berubah, tapi dia cepat menguasai dirinya kembali dan menoleh ke arahku.

"Ohh, Hello dear, nice to meet you. Lady Isabella Manvers. And you are ..." dia menyebutkan gelarnya dengan tersenyum manis dan menyalamiku. Dia menyebutkan gelarnya, apa dia merasa perlu meprovokasiku disini, aku jelas bukan tandingan royal lady disini.

"I'm Charlotte, nice to meet you lady Isabella Manvers." Aku menyebutkan gelarnya supaya dia merasa dihargai. Tampaknya dia puas mendengarku menyebutkan ulang gelarnya. Dia tersenyum kembali padaku saat kami bersalaman.

"Aku belum pernah bertemu denganmu sebelumnya Nona Charlotte. Apa kau sekantor dengan Ethan. Atau kau salah satu bawahannya?" Well, dia penasaran sekali. Bagaimana kalau aku sedikit memberi Ethan masalah disini.

"Tidak, kami hanya teman baik. Aku bekerja di tempat lain." Aku melirik Ethan, dia melipat tangannya sekarang, jelas dia tidak menyukai pembicaraan ini.

"Teman baik. I see ... Kau dari keluarga mana? Aku mengenal kebanyakan teman baik Ethan." Sekarang dia terprovokasi dengan cepat dan menanyakan asal usul keluargaku, royal lady ini luar biasa.

"Jika kau tak keberatan aku masih harus menyelesaikan pembicaraan kasus kami Isabella... " Gadis itu memandang Ethan. Tampaknya dia langsung kesal sengaja diusir seperti itu.

"Baiklah, besok Ibumu mengundang kami sekeluarga makan siang, kita akan bertemu besok Ethan."

"Fine." Ethan menjawab singkat.

"Baiklah, aku harus pergi dengan temanku. Sampai jumpa Ethan, Miss Charlotte ..." gadis cantik masih memasang senyum mahalnya . Dan Ethan memasang muka datar untuk sapaan yang sehangat itu.

"See you Isabelle..." Aku memutuskan menjawab perkataannya setelah melihat muka Ethan yang mungkin sedikit tidak bersahabat.

====*****=====

"That lady, ... she kinda wanna say ... I own this man, bitch! "Aku langsung tertawa melihat Ethan mengangkat bahunya tidak perduli. "So, what about that royal lady?" Aku menyeringai lebar dan memasukkan satu sushi ke mulutku.

"Gelar Lady itu tidak berarti apapun, jika kau tidak melakukan sesuatu untuk komunitasmu." Itu pernyataan yang agak keras, tampaknya Ethan tak begitu menyukai wanita itu.

"Kau juga mewarisi gelar bukan, right."

"Benar, gelar itu masih dipunyai ayahku, Sir tidak diwariskan."

"Jadi wanita itu semacam tunangan yang ditentukan." Aku menebak dari acara makan siang antar keluarga yang tadi disebutkan.

"Kami dikenalkan, itu saja...dan dia bersikap seperti aku sudah pasti tertarik pada kecantikannya yang sempurna itu dan gelar absolutenya."

"Dia memang sempurna, royal lady yang sangat cantik..."

"Ayolah Charlotte, kita sudahi topik royal lady ini."

"Don't want talk about it? Why?"

"No. It's more stressful than be a family lawyer."

"Poor you..." Aku berpura-pura kasihan padanya

"Thanks." Kami tertawa bersama untuk lelucon yang tampaknya tidak lucu ini.

"Charlotte, Ibu dan ayahmu bercerai?" Pertanyaan yang sama sekali tak kuduga. Aku diam sebentar.

"Kenapa kau ingin tahu..."

"Entahlah, kau begitu pasti soal tidak menginginkan pernikahan. Kau pastinya punya kejadian yang membuatmu mempunyai pandangan seperti itu."

"Well, ... aku punya ingatan samar mengenai ayahku. Hanya aku mengingat Ibuku menangis saat aku berumur lima tahun dan masuk ke kamarku setelah bertengkar dengan ayahku. Setelah malam itu aku tak pernah melihatnya lagi,...hanya itu yang kuingat, Ibu bahkan membuang semua fotonya. Dia meninggalkan kami, Ibu menolak membicarakannya, dia berkata kami bisa hidup berdua, dia tak pernah menikah dan terlibat hubungan dengan pria lagi dan terus terang aku juga tak ingin mengingatnya. Aku menganggapnya sudah mati..."

"Pasti berat untukmu." Dia mengasihaniku, dan aku benci rasa kasihan. Aku tersenyum.

"Tidak Ethan. Setiap kehidupan punya jalannya untuk menang. Aku tak mengasihani diriku, jangan mengasihaniku. Dan hidup kami baik-baik saja tanpa pria." Ethan diam. Dan aku juga diam untuk beberapa lama. Saat membicarakan ayahku, entah kenapa aku merasa sangat membencinya sampai sekarang. Aku belum memaafkannya untuk kepergiannya.

"Aku tak mengasihanimu, aku mengagumimu." Aku terpaku pada matanya. Dan sebuah debaran kecil entah kenapa terasa mengganggu.

"Jangan membawa pembicaraan ini ke meja makan lagi. Aku membenci topik ini seperti kau membenci topik royal lady itu...." Ethan tertawa.

"Baiklah, kita sudahi ini. Ayo kita pesan dessert untuk menyudahi semua masalah ini... "

"Deal ... dessert manis adalah hal terbaik di meja makan."

Makan malam itu ditutup dengan manis. Pembicaraan yang membuka jati diri kami. Atau aku yang terpaku pada pengalaman kami sebelumnya, yang jelas aku merasa menemukan sebuah pembicaraan yang intim yang terbuka.

Ethan akhirnya memaksa mengantarku pulang, walaupun aku berkeras akan memesan taxi sendiri. Apartmentku hanya kurang dari setengah jam dari kantorku, sebuah hunian cantik di lokasi prestigious di Adelphi Terrace, Covent Garden.

"Thank you Ethan. Kita punya makan malam yang menyenangkan. Dan thanks buat tumpangannya." Aku berterima kasih untuk tumpangan Samaritan baik hati ini.

"You welcome Charlotte."

"Kita akan segera tahu bagaimana kelanjutan kasus kita. Kukira temanmu yang akan melakukan kompromi ke ayahnya."

"Aku juga berpikir begitu."

"Oke, see you Ethan..." Aku ingin membuka pintu mobil. Tapi belum terbuka.

"Wait, before you go... " dia menyalakan lampu cabin depan, dan membuka kotak penyimpanan di dashboard mobilnya. Sebuah kotak hitam kecil diberikannya padaku.

"Apa ini?"

"Aku menemukannya di sebuah toko accesories di Nice, itu bracelet Amolite stone, baik untuk kesehatan. Kupikir itu cocok untukmu. Untuk merayakan pertemuan kita."

"Sampai perlu dirayakan?" Ethan sontak tertawa.

"Hahaha... selama 36 tahun hidupku aku belum pernah menyelamatkan orang mabuk dan menyangka dia sudah tidur denganku. Itu priceless....." dia tertawa lebar. Aku tersenyum lebar dan merasa mukaku panas, "Aku menyiapkannya karena sudah pasti pertemuan kedua akan menjadi kejutan, dan permintaan maaf karena mencuri ciumanmu." Aku tersenyum dan membukanya, sebuah gelang dengan batu kehijauan dan campuran corak merah cantik terdapat dikotak itu.

"Ini cantik, tapi ini pasti mahal, kenapa kau bersusah payah membeli ini..."

"No ... no... itu silver, bukan platina. Bukan hadiah yang sangat mahal. Tapi menurutku sangat cantik. Kau harus menerimanya. Aku membelikannya khusus untukmu."

"Ethan, ... this is to much."

"Kau mau membayarnya. Aku menerima pembayaran tapi bukan cash."

"Lalu?"

"Kiss me ...." dia menaikkan alisnya dan tersenyum lebar sebaliknya aku mengerut alisku dan cemberut.

"I'm just kidding my lady..."dia tertawa melihat ekspresi spontanku. "Please take that it just a little gift from me."

"Thank you." Aku akhirnya berani mengambil hadiah itu.

"You welcome. Have a good rest Charlotte." Samaritan gagah ini berlaku manis dan aku belum mengucapkan terima kasih atas pertolongannya. Dia membuka kuncian otomatis pintu mobil dan menjangkau ke tengah mematikan lampu kabin.

Dan aku membuat keputusan. Aku maju dan menarik tengkuknya, memajukan wajahku. Dan dalam sekejab aku merasakan bibirnya, dia terkejut, tapi tidak lama, dia membalas ciumanku, dan saat itu aku melepasnya.

Aku menatapnya dalam cahaya samar.

"Thanks, itu untuk menolongku di Monaco."

Dan aku pergi keluar dengan cepat.

Aku bermain api?

Mungkin.

Tapi dia terlalu menawan untuk diacuhkan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status