Share

15. If Tomorrow Never Comes

Pagi-pagi sebelum jam 7 Gina sudah datang ke Mandaya. Hari ini memang sangat menentukan dimana dia akan dipertemukan dengan Kepala Rumah sakit dan pengacara RS untuk membahas kesalahan yang dia lakukan pada saat operasi jantung. Tak ada lagi beban dalam hati Gina. Dia pasrah meskipun memang harus dipecat hari itu juga. Semua memang karena kesalahannya. "Paling tidak aku memiliki sahabat-sahabat yang terbaik." Begitu batin Gina.

Seperti biasa, Gaby, Izzie dan Cristina menunggu kabar sambil duduk-duduk di sebuah bangku pojok RS yang jaraknya tak jauh dari ruang meeting.

"Apa yang kamu pikirkan?" celetuk Gaby pada Cristina yang tampak sangat tegang sekali.

"50 persen akan mengatakan Gina harus dilempar keluar dan Bram bersih," jawab Cristina sambil mengetuk-ngetuk ujung stetoskop supaya tidak terlihat gugup.

"Tolong bersikap baik padanya," sahut Izzie sambil memandang kedua sahabatnya satu persatu.

Di dalam ruangan meeting semua tampak tegang. Sebenarnya Rich

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status