Rafael meletakan bunga tulip putih di atas makam yang bertuliskan nama Karen itu. Dia menatap sejenak sebelum tangannya ia jangkau untuk mengusap batu nisan tersebut.
"Aku datang dengan permintaan maafku lagi. Mungkin kamu bosan mendengarnya jika kamu ada di depanku saat ini, tapi hanya ini yang bisa aku lakukan"
Rafael terdiam sejenak dan mencabut beberapa rumput liar yang mulai tumbuh di atas tanah tersebut. "Aku belum bisa mengungkapkan kebenaran tentangmu pada Arion, karena aku menyukai wanita yang Arion simpan itu" Rafael mendengus geli dengan senyum yang terpatri di bibirnya.
"Jangan kutuk aku dari bawah sana, aku masih belum bisa cinta pada satu orang wanita dengan serius tapi kali ini ... Ada wanita yang benar-benar aku taksir, aku sungguh ingin mendapatkannya. Aku berharap kamu senang mendengarnya"
Rafael bangkit dengan pandangan mata yang belum terlepas dari makam di depannya. "Yang tenang Karen, maaf aku pernah menjadi patah hati terbesarmu"
"Kamu mengerti apa yang namanya privasi bukan?" Jesslyn perlahan mengangguk dengan wajah pucatnya, melihat Arion yang begitu marah ia kehilangan keberanian untuk memberi pria itu tatapan kesalnya, kali ini ia mengakui bahwa dia salah. "Iya, aku tau ..." "Lalu jika kamu tau, mengapa kamu langgar?" Jesslyn menundukkan kepalanya dia tak kuasa untuk terus menatap kedua mata Arion yang menghunusnya begitu tajam. "Aku minta maaf" Arion mengapit dagu Jesslyn dan mengangkat pandangan wanita itu agar kedua mata berkaca tersebut menatap wajah marahnya. "Kamu pikir kata maaf yang terlontar dari bibirmu itu bisa membuat kemarahanku sirna?!" Arion berdecak kesal dan mengepalkan kedua tangannya di hadapan wajah Jesslyn. Pria itu menghembuskan napasnya lelah dan mendorong tubuh Jesslyn agar tak lagi berada di hadapannya. "Pergi dari hadapanku sekarang, atau aku buat kamu menyesalinya!" Arion berucap pelan namun penuh penekan
"Benar Jesslyn, kamu menaruh perasaan pada Kakakku?"Jesslyn mengerjap pelan dan berdehem, lalu gelengan tegas ia beri untuk Rafael "tidak! Tidak mungkin aku cinta dengan Arion"Rafael memicingkan matanya, dari gelagat Jesslyn yang nampak salah tingkah membuat ia yakin bahwa wanita ini memang menaruh rasa pada Kakaknya. Rafael mengepalkan kedua tangan yang ia letakan di atas kedua pahanya ini.Dia tak mau kalah, dia menginginkan Jesslyn dan harus ia dapatkan! Seperti sebelumnya, banyak wanita yang menaksir kakaknya namun banyak dari wanita-wanita itu yang berbalik menyukainya karena kepribadian Arion pasti akan mematahkan hati mereka sebelum mereka mendekat.Kecuali wanita itu ...KarenKaren mencintainya dan bersedia melakukan apapun untuknya meski saat itu Arion juga mencintai Karen, karena Rafael yang tak suka saat seorang wanita memaksa dan mengemis cinta jadilah ia memilih memainkan Karen, dan sayang
Arion menghembuskan napasnya kasar, setelah kepergian karyawannya bersama Joshua dan meninggalkan dia sendiri di dalam ruangannya membuat otaknya kembali memikirkan wajah Jesslyn yang beberapa hari ini sedang ia jauhi.Ya, Arion sengaja melakukannya. Dia ingin membuktikan bahwa Jesslyn tak bisa memperdayai dia karena tubuh wanita itu yang selalu membuatnya candu.Namun semakin ia memungkiri, ia tersiksa karena tak melihat wanita itu dan menyentuhnya. Arion gila jika terus seperti ini.Bahkan sebelumnya tak pernah ia merasakan hal tersebut, saat menerima Karen menjadi kekasihnya dulu, Arion berhenti meniduri wanita manapun dan akan berubah untuk Karen si perempuan baik-baik yang tak pernah terjerat masalah.Dia berubah demi wanita yang dicintainya dan menahan hasrat menggebunya nanti saat hubungannya dengan Karen sudah sah. Karena wanita itu juga tidak pernah mau disentuhnya.Bahkan Arion ingat, saat ia hanya ingin mencium keningnya, Karen memilih m
"Katakan kamu milikku"Arion mengurung Jesslyn yang rebah di atas ranjang dan dalam kungkungan tubuhnya."Aku milikmu, tubuhku milikmu Arion"Meski hatiku tidak ...Sudah tentu kalimat akhirnya itu hanya Jesslyn jeritkan dalam hatinya, yang tak terima karena hanya tubuhnya saja yang dimiliki oleh Arion."Bagus, karena aku tidak akan pernah mengizinkan siapapun menyentuhmu seperti ini selain aku! Kamu dengar Jesslyn? Jangan pernah kamu membagi tubuhmu saat masih terikat denganku!"Arion menangkup wajah Jesslyn menggunakan satu tangannya membuat bibir wanita itu mengerucut dan melihat anggukan yang Jesslyn beri membuat Arion gemas ingin mencium dan menggigit bibir Jesslyn di bawahnya.Arion memajukan wajahnya agar bisa ia rasai bibir wanita itu dan melumatnya kasar sebelum lidahnya ikut menyelusup masuk dan membelit lidah panas Jesslyn.Mendengar erangan Jesslyn yang menggoda saja mampu membangkitkan miliknya. Arion me
Jesslyn duduk diam memandang ke luar jendela mobil Arion, tadi ia tak sadar bahwa Arion memakaikan dia baju saat dirinya masih terlelap dan saat bangun dia sudah duduk di dalam mobil Arion, saat ia bertanya kemana Arion akan membawanya pria itu jawab bahwa akan mengantar Jesslyn pulang ke kostnya.Kecewa itu datang dan Jesslyn hanya menatap diam pada jendela di sampingnya.Arion yang menyadari perubahan mimik wajah Jesslyn hanya mengangkat alisnya bingung, namun untuk bertanya ia tak ada kuasa, biarlah Jesslyn memikirkan apapun. Dia hanya mau yang terbaik untuk dirinya.Saat mobil Arion memasuki gang rumah Jesslyn, kedua matanya menyipit karena di depan sana, Arion melihat satu buah mobil yang ia ingat pernah mengantar Jesslyn pulang saat diam-diam dia datang ke rumah Jesslyn beberapa hari lalu.Mengapa sekarang mobil itu ada di sana?Arion ingin bertanya dan menuntut Jesslyn untuk menjawab siapa yang ada di rumahnya, mengap
"Meski kamu bilang bahwa kamu tidak cinta dengan Kakakku, entah mengapa bahwa aku merasakan kamu mencintainya"Jesslyn mengibaskan telapak tangannya di depan wajah "terserah apa yang mau kamu pikirkan! Aku hanya memberikan jawaban itu, aku tidak menaruh perasaaan apapun pada Kakakmu!"Jesslyn menekankan kata-katanya agar Rafael berhenti menuduhnya dengan tuduhan benarnya itu.Dia tak mau Arion tau, bahwa perasaan yang dia miliki sudah berubah.Biarlah ia simpan sendiri sampai ia memiliki keberanian untuk mengungkapkannya pada Arion, dan setelahnya ia akan pergi menjauhi pria itu."Syukurlah Kakak tidak menaruh perasaan pada laki-laki itu"Helaan napas lega terdengar dari Kean yang tersenyum menatap Jesslyn. "Kenapa memang?"Ditanya seperti itu oleh Jesslyn, Kean hanya tersenyum dan melirik pada Rafael yang ikut memberinya senyum tipis.Seolah mereka dapat berbicara melalui tatapan mata."Karena aku memilih Ka
Sudah 2 bulan semenjak Jesslyn dan Rafael pergi ke taman hari itu.Di tiga bulan ini nampak tidak ada perubahan apapun dalam hubungan Jesslyn dan Arion.Pria itu justru semakin menjaga jarak darinya meski soal menyentuh, Arion tidak pernah absen melakukannya.Jesslyn mendesah samar, Arion memang sangat serius untuk melepasnya karena selain menyentuh pria itu juga jarang berbicara padanya selain urusan ranjang.Pagi ini rasanya Jesslyn sangat malas untuk berangkat ke kantor, lagipula pekerjaannya di sana tak penting sekali, selain mengurus Arion yang terkadang butuh dia, namun lebih sering Jesslyn diabaikan seperti hari-hari sebelumnya."Kak, Rafael datang jemput. Aku berangkat duluan ya"Wajah Kean muncul diambang pintu membuat Jesslyn menolehkan kepalanya pada sang adik."Gak mau bareng aja?"Kean menggeleng "aku telat kalo harus ikut anter kamu ke kantor"Jesslyn mengangguk saja dan membiarkan Kean pergi meninggalkanny
"Kamu sendiri mau apa di sini? Bukankah Arion sudah mengusirmu dari sini?!"Jesslyn menggeleng tegas membantah ucapan Julia, wanita yang datang mengantar makanan untuk Arion."Arion sakit, aku bertugas untuk merawatnya""Merawat? Kamu dokter?" Julia bertanya dengan nada mengejek yang membuat kemarahan Jesslyn mulai terpancing."Tidak harus menjadi dokter untuk merawat orang yang sakit! Arion meneleponku untuk menemaninya di sini--""Bohong! Arion tidak lagi membutuhkanmu, kamu sudah dibuang olehnya"Jesslyn mendengus dan melipat kedua tangannya di depan dada "tapi kenyataannya, Arion yang memanggilku untuk datang m