Ketika Winda melihat video yang dikirim Hazel, dia menyadari bahwa Justin dan Darra sudah sering melakukan hal semacam ini di ranjang.Rasanya tubuhnya seperti mau meledak karena amarah."Sialan! Bajingan ini benar-benar sampah! Dia harus diberi pelajaran. Hazel, kamu harus menemui Nenek Liana agar dia mendukungmu. Kalau nggak, Justin akan mengira kamu gampang direndahkan!"Sebagai sahabat Hazel, dia tahu lebih baik dari siapa pun bahwa pertunangan itu dicetuskan oleh Keluarga Hardwin.Saat itu, Keluarga Vandana sedang berkembang pesat dan kekuatan finansial mereka bahkan pernah melampaui Keluarga Hardwin, yang kini menjadi konglomerat papan atas.Ibu Hazel dan Liana adalah teman yang sangat dekat.Hazel dan Justin memiliki usia yang hampir sama dan saling mengenal dengan baik, jadi mereka dijodohkan dan bertunangan.Sekarang, Justin berani menggertak Hazel secara terang-terangan. Bukankah itu karena dia melihat kejayaan Keluarga Vandana mulai menurun dan Hazel tidak memiliki perlindun
Winda tahu bahwa, dengan cara kerja otak Hazel yang begitu lambat, dia pasti masih tidak paham. Jadi, dia langsung mengubah topik pembicaraan, "Hazel, sudah jangan dipikirkan. Hari ini kita minum sampai mabuk."Hazel mengangguk kuat-kuat, lalu menenggak minumannya. "Ya. Bersulang!"Di dunia ini adalah banyak pria, tidak sepadan kalau dia harus merasa sedih hanya karena seorang bajingan seperti Justin.Hazel melakukan pertunangan itu juga bukan karena dia mencintai Justin, tetapi karena itu adalah keinginan ibunya yang sudah meninggal.Namun saat di mobil barusan, Hazel berpikir cukup lama. Ibunya memilihkan pasangan untuknya karena ingin Hazel memiliki seseorang yang bisa melindunginya dan menemaninya menjalani kehidupan yang damai.Namun, Justin tidak bisa memberikan semua itu kepada Hazel. Sebaliknya, dia malah menyakitinya.Dengan begitu, pertunangan ini telah kehilangan makna aslinya.Hazel yakin kalau ibunya akan menghormati keputusannya.Minuman yang dipesan Hazel memiliki kadar
Di dalam mobil, Sergio mengerutkan keningnya erat-erat.Tekanan di dalam mobil begitu rendah, membuat sopir tidak berani bernapas keras-keras. Jadi-jarinya yang mencengkeram setir pun bergetar pelan.Meskipun Sergio tidak mengucapkan sepatah kata pun, dia bisa merasakan kemarahan pria itu.Pelaku yang menyebabkan Sergio bersikap seperti ini benar-benar tidak berperasaan. Dia mabuk dan tertawa bodoh beberapa kali.Hazel bahkan mencecap sekali dua kali untuk kembali merasakan rasa manis dari minuman yang dia minum barusan.Sergio menatap sisi wajah Hazel untuk waktu yang lama, menanyakan pertanyaan yang dia sembunyikan di dalam hatinya, "Kenapa datang buat minum di sini?"Bertemu Hazel di bar hari ini adalah sesuatu yang tidak dia duga sebelumnya.Karena penandatanganan perjanjian pernikahan, Sergio jadi susah tidur.Rasanya seperti ada api di dalam hatinya yang telah mengaum, membuat seluruh tubuhnya dalam keadaan hiperaktif.Dia telah terganggu sepanjang hari ini, tidak sabar untuk ber
Hazel menggaruk kepalanya dan mencoba mengingat apa yang terjadi tadi malam, tetapi dia tidak bisa mengingat apa pun.Dia memandang Sergio dan bertanya dengan hati-hati, "Om, tadi malam aku nggak melakukan sesuatu yang berlebihan setelah mabuk, bukan?"Katanya, ada beberapa orang akan bertindak gila ketika mereka mabuk ....Saat memikirkan kemungkinan ini, jantung Hazel berdetak kencang.Memikirkan kejadian tadi malam ketika seorang pemabuk memeluknya dan mengatakan dia tampan, sudut bibir Sergio tertarik membentuk senyum tipis."Kamu nggak melakukan apa pun."Ketika mendengar ini, Hazel langsung menghela napas lega.Untung saja!Untung saja tidak terjadi apa-apa.Namun sebelum dia berpuas diri, dia kembali mendengar jawaban Sergio, "Tapi kamu menggangguku sampai tengah malam dan muntah-muntah."Mengganggunya sampai tengah malam?Bahkan sampai muntah-muntah?Memikirkan kejadian ini, detak jantung Hazel kembali menderu, bahkan napasnya langsung tercekat."Nggak mungkin.""Hmm? Apa aku t
Terdengar suara langkah kaki di lantai atas, yang langsung membuyarkan lamunan Hazel.Hazel menoleh dan melihat ke atas, melihat Sergio sudah berganti pakaian dan berjalan ke bawah.Dia mengenakan jas hitam, temperamennya bermartabat dan anggun. Wajah tampannya agak dingin, membuat orang merasa takut untuk mendekat.Menghadapi mata hitam pekat itu, hati Hazel bergetar tanpa alasan.Entah apa yang terjadi dengannya, tetapi saat Sergio mendekat, detak jantungnya mulai berdetak tak terkendali.Rasanya seperti habis menendang kelinci kecil, lalu kelinci itu melompat-lompat di dalam jantungnya.Sergio memandang sekilas ke tumpukan kotak di ruang tamu dan berkata kepada Hazel, "Sarapan dulu saja. Kamu bisa memilihnya setelah sarapan.""Ya."Hazel meletakkan kembali barang yang diambilnya, meminta Adam membantu menyimpannya. Lalu, dia mengikuti Sergio ke ruang makan.Melihat sosok jangkung di depannya, Hazel mengerucutkan bibir dan mengumpulkan keberanian untuk berkata, "Om, terima kasih."Ge
Setiap kata yang dilontarkan oleh Sergio membuat wajah Hazel memerah. Sampai kata terakhir, rona merah itu merambat sampai ke bagian leher.Pikiran Hazel kini dipenuhi dengan bekas gigitan di tulang selangka Sergio yang dilihatnya saat bangun pagi tadi.Dia ternyata melakukan banyak hal saat mabuk?Kenapa dia tidak ingat sedikit pun akan semua itu?Dia ingin mencari celah di tanah dan merangkak ke dalamnya, lalu menyela perkataan Sergio, "Om, tolong berhenti bicara. Aku benar-benar nggak ingat semuanya."Hazel menghela napas dalam hati. Seperti yang diduga, minum benar-benar menyebabkan masalah.Tidak hanya mabuk, tetapi dia juga bersikap sembrono kepada Sergio. Dia bahkan benar-benar merasa malu dan tidak berani bertemu dengan siapa pun.Melihatnya menundukkan kepala dan ingin membenamkan wajahnya di meja, Sergio tidak bisa menahan tawanya lagi.Dia berkata pelan. "Nggak bisa. Yang kamu lakukan kepadaku benar-benar lebih dari itu. Kamu sendiri yang menyerahkan kartu keluarga dan KTP m
Hazel berpikir sejenak, lalu keluar untuk meminta Line Sergio kepada Adam.Status mereka sudah menjadi suami istri yang sah, tetapi mereka masih belum menambahkan Line satu sama lain. Rasanya sedikit tidak pantas.Meski pernikahan mereka hanya sekedar formalitas, tetapi apa yang seharusnya ada harus tetap ada.Setelah mendengar permintaan Hazel, mata Adam berkilat kaget.Dia menambahkan kontak Line Hazel, lalu mengirimkan kontak Sergio kepada Hazel.Ponsel Hazel berbunyi dan dia menerima pesan tersebut. Dia membuka kontak Sergio dan melihat bahwa akun Sergio sangat bersih.Foto profil pria itu juga berwarna hitam polos tanpa pola apa pun.Lingkaran pertemanannya juga kosong.Terlihat sangat cocok dengan gaya keren Sergio.Hazel menambahkan pertemanan dan menuliskan sebuah catatan, "Om, ini Hazel."Namun, Hazel merasa pesan ini terkesan tidak sopan dan terlalu acuh. Jadi, dia menambahkan emoji lucu di bagian belakang tulisan.Setelah mengirim pesan, Hazel menunggu lama dan masih tidak a
Meski tidak mengucapkan sepatah kata pun, aura Sergio yang kuat dan dingin sulit untuk diabaikan.Saat direktur proyek berbicara, dia diam-diam mengamati perubahan ekspresi presdirnya dan merasa sedikit aneh.Laporan yang ditulisnya belum memenuhi persyaratan presdir dan masih ada banyak bagian yang perlu perbaikan.Dia bekerja lembur untuk merampungkan laporan ini tadi malam. Jadi, tidak ada waktu untuk mengeditnya.Jadi, dia sudah bersiap untuk dimarahi sebelum datang.Sejak memasuki ruang presdir, dia merasa tidak nyaman karena takut dimarahi atau bahkan diusir langsung dari ruangan.Makin dipikirkan, dia jadi makin gugup.Makin gugup, kemungkinan melakukan kesalahan pun makin besar.Awalnya semuanya baik-baik saja, tetapi saat dia berbicara, dia mulai tergagap dan tidak bisa mengendalikan diri.Direktur proyek mengepalkan tangannya dengan gelisah, bicaranya pun makin pelan. Pada akhirnya, dia bahkan tidak berani mengeluarkan suara.Tiba-tiba dia makin gelisah dan kepalanya makin te