Share

Mata-mata

“Kamu dari mana saja, Sayang.”

Fahaz begitu bersemangat saat putrinya datang.

“Maaf, Pa. Tadi Faleesha ketemu temen sebentar-”

“Nih, aku bawakan makanan kesukaan Papa, martabak telur yeay!”

Gadis itu berseru gembira.

Sejak kecil, dia sering menghabiskan satu porsi martabak telur dengan sang ayah.

Netra Fahaz berkaca-kaca. Tak mengira anaknya masih ingat kebiasaan mereka.

“Kamu ini memang gadis kecil Papa.”

Fahaz mencubit hidung mancung Faleesha dengan gemas.

Entah kapan terakhir kali hubungan mereka sehangat ini.

“Yuk, makan, Pa.”

Gadis itu memberi satu suapan untuk sang ayah, dan mereka tergelak bersama.

“Sayang, mana obat yang katanya harus Papa minum?”

Faleesha terdiam. Ayahnya benar-benar mudah dibohongi.

Mungkin karena ketulusan hatinya pada sang istri, sehingga kepercayaannya begitu besar.

Sampai tidak sadar telah dihasut.

“Emm, ya kita habiskan dulu martabaknya, Pa.”

Faleesha berusaha mengalihkan perhatian.

Tangannya begitu cekatan meraih kantong plastik dan me
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status