Share

Aster Putih

Seorang pria berdiri mondar-mandir di depan mobilnya. Sesekali mengisap rokok, lalu mengebulkan asap ke udara. Resah, karena seseorang yang ia tunggu belum juga muncul.

Sudah setangah jam yang lalu pria itu menunggu. Rokok yang terselip di jarinya sudah berganti lagi. Ia duduk, berusaha setenang mungkin. Tetapi tetap saja merasa gelisah.

“Ko!”

Panggil seorang wanita yang tak lain adalah Namira. Ia berlari dengan terpincang-pincang dengan mengenakan satu sepatu, sedangkan sepatu yang satunya berasa di tangannya.

Sang pria tertawa melihat pemandangan di hadapannya.

“Jangan tertawa. Bantuin, buruan!”

Riko mengulurkan tangan, menyambut sepatu tas yang digulingkan Namira.

“Aman ‘kan?” tanya Riko memastikan.

“Aman kalau nggak ketauan,” jawab Namira yang langsung masuk ke mobil. Riko melajukan kendaraannya dengan cepat. Meninggalkan jalur dua kediaman Teguh.

Namira harus menghindari pengawasan dua orang yang menjaganya. Ia berada dalam kungkungan Teguh, tak diperbolehkan keluar kecuali kulia
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status