Share

Melangkah Lebih Dulu

"Aku ingin kamu mencari tahu keberadaan dia," Perempuan itu menyerahkan sebuah foto pada seorang lelaki di depannya.

"Bukankah dia sudah lama menghilang?!" balas lelaki itu heran. Pasalnya dia amat sangat mengetahui masa lalu Kasih sama Brian. Ya, benar! Kasih lah wanita itu, dia meminta bantuan pada teman sekolahnya dahulu yang tak lain adalah Albert.

Mereka bertiga bersahabat karib kala itu, sebelum Brian pergi meninggalkan Kasih yang setatusnya adalah istri dari Brian pada waktu itu.

Albert pun sempat mendapat berita dari Kasih jika suaminya pergi, akan tetapi kepergiannya tiada sebab entah pergi menghilang atas keinginannya sendiri ataukah malah sebaliknya.

"Dia kembali," lirih Kasih kemudian, matanya memancarkan ketakutan ketika mengingat isi pesan yang Brian kirim. Nomor tidak dikenal tersebut sudah pasti dari ayah kandung Anna yang berkeinginan untuk mengambil darah dagingnya kembali. Kemana dia selama ini? Mengapa menghilang dan pergi jika pada akhirnya akan kembali?!

Kasih menangis sedih, dia terlihat kebingungan dengan cara apa dia mempertahankan Anna? Secara dia tahu betul bagaimana watak Brian yang sesungguhnya.

Air matanya mengalir deras akan tetapi tanpa suara, sedangkan tangannya terkepal kuat seolah dia harus lebih dulu maju selangkah melebihi mantan suaminya tersebut, Brian. Albert mencoba tenang, membiarkan sahabatnya tersebut mengeluarkan emosinya agar merasa lega.

"Aku takut dia benar-benar merebut Anna dariku, Albert," ungkap Kasih dengan suara bergetar. Siapa yang tidak tahu Kasih, wanita hebat dan mempunyai pendirian kuat, dia termasuk wanita yang tidak mudah menyerah dalam hal apapun. Termasuk berjuang mati-matian seorang diri dalam membesarkan Anna. Namun, kali ini dia sedikit rapuh menghadapi Brian yang mulai menampakkan tanda-tanda kehadirannya bahkan mengancam Kasih untuk merebut Anna.

Anna adalah kelemahan Kasih, demi apapun akan dia lakukan untuk anak semata wayangnya tersebut. Melihat Anna bahagia diapun ikut bahagia.

"Kamu tenang saja, Brian tidak akan mampu memisahkan kalian berdua." Albert berucap mantap. Lelaki itu berpikir jika Brian tidak akan mampu memisahkan ibu dan anak tersebut, dan setahu Anna Brian sudah tiada sejak lama.

"Kenapa kamu begitu yakin?" tanya Kasih mengerutkan dahinya.

"Dimata anakmu dia sudah tiada," tandasnya.

"Memang, tapi aku khawatir dia akan melakukan sesuatu diluar kendali, aku tahu dia dan aku sangat mengenalnya," balas Kasih.

Mereka sama-sama terdiam, Albert dan Kasih memang sudah amat paham dengan Brian. Mereka berteman sejak lama hingga Brian mengutarakan perasaannya terhadap Kasih. Mereka sama-sama paham satu sama lain.

Bayangkan, ibu mana yang tidak khawatir jika mendapat ancaman seperti itu? Meskipun Brian adalah ayah kandung dari Anna akan tetapi Kasih merasa tidak sudi mempertemukan keduanya.

Kepergian Brian dulu hanya Kasih seorang yang mengetahui kejadian aslinya. Luka yang laki-laki itu tinggalkan pun hanya Kasih yang merasakannya.

Kasih sengaja menemui Albert di tempat lekaki itu bekerja, lebih tepatnya restoran milik dia sendiri. Albert memiliki banyak cabang restoran, dan kasih mengetahui semua tempat tersebut. Albert selalu memberikan kabar pada Kasih, khawatir sahabatnya tersebut membutuhkan bantuannya, tetapi Kasih seorang wanita pekerja keras hingga semua kebutuhan Anna dapat terpenuhi tanpa campur tangan orang lain.

Hari ini, Kasih datang dan membutuhkan bantuan Albert sebagai pengganti karena selama ini Kasih selalu menolak kebaikan sahabatnya tersebut dengan cara halus.

Bukan apa, Albert memiliki banyak orang untuk dia suruh dan semuanya delapan pulus persen dapat dipercaya akan keberhasilannya.

Kasih sendiri merahasiakan rencana tersebut dari suaminya, dia tidak ingin merepotkan Johan, hanya saja dia akan sedikit melibatkan Keymal dalam masalah tersebut.

"Aku yakin dia sudah menyiapkan rencananya sendiri sebelum muncul di kehidupanmu, Kasih," ungkap Albert setelah termenung lama. Kemungkinan besar seperti itu, Brian telah menyiapkan segalanya untuk merebut Anna dari ibunya, mungkin.

Kasih tetap diam, telinganya mendengar apa yang diucapkan oleh sahabatnya tadi akan tetapi mulutnya tidak bisa berkata apa-apa. Pikirannya berkecamuk ria seolah tengah mengadakan pesta besar-besaran di dalam sana. Memenuhi otaknya dengan suara kebisingan serta lampu yang tidak berhenti berkedip-kedip membuat pola berpikir Kasih tak jernih.

"Ya, aku sudah tahu akan hal itu. Brian bukan orang bo doh, dia pasti akan terus mengincar anakku hingga kapanpun." Lagi-lagi Kasih terlihat nanar.

"Tapi aku tidak akan menyerah ataupun lengah," tambahnya mantap sambil meminum sedikit jus di depannya yang ia pesan barusan.

Meskipun perempuan tersebut sedikit ragu tetapi kasih dan sayangnya terhadap Anna jauh lebih besar, hingga ia menjadi seorang ibu tangguh. Masa lalu yang ia alami Kasih jadikan sebuah pelajaran, jika tidak semua ketakutan harus ditakuti.

Dan tidak semua suami pantas menjadi seorang ayah.

Air matanya kembali luruh membasahi pipi mulusnya, hatinya bergemuruh kencang. Jika diperbolehkan jujur wanita itu benar-benar khawatir tentang Anna, anak semata wayangnya tersebut.

otaknya kembali mengingat masa lalu yang begitu menyeramkan, entah sakit seperti apa yang wanita tersebut rasakan hanya dia seorang yang mengetahuinya. Jika sampai Brian benar-benar merebut Anna maka Kasih tidak akan memaafkan dirinya sendiri hingga sampai kapanpun.

'Aku akan meminta Keymal terus mengawasi Anna, dan aku yakin anak tersebut tidak akan menolak keinginanku,' batin Kasih. Dia yakin Keymal akan menerima permintaan tolong tersebut.

Setahu Kasih anak tirinya itu benar-benar menganggap Anna layaknya adik dia sendiri. Perempuan tersebut tidak mengetahui kejadian yang sesungguhnya jika Keymal dan Anna memiliki sekandal tersembunyi.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status