Share

9

Mata lemah itu, memancarkan sinar kebencian padaku. Bibir judes itu pucat, dia tergeletak tak berdaya bagaikan cucian basah yang teronggok begitu saja.

"Mama harus pulang!"

Kalimat itu memecahkan kesunyian kami, Mama Aviasya bangkit, mengecup kening anaknya. Ya, Tuhan, bahkan dia belum ada duduk sepuluh menit.

"Besok siang, Mama akan kembali. Ronald akan menjagamu di sini." Mama Aviasya menatapku. "Jaga Avia, Ronald!"

Tak ada jawaban dariku. Bahkan dari Aviasya sendiri. Wanita paruh baya itu berlalu. Meninggalkan aku dan Aviasya berdua di ruangan perawatan.

Cukup lama hening, Avia membuka bibir pucatnya. Aku yakin, dia akan mengeluarkan sumpah serapah seperti biasa padaku.

"Kau senang?"

Apa kubilang, tak ada perdamaian di antara kami. Aku menaikkan alisku. Antara heran dan geli. Senang? Biasa saja. Mataku, sangat mengantuk. Aku bahkan merasakan perutku kelaparan.

"Kau senang melihatku begini? Atau malah tak puas karena aku tidak mati."

"Apa yang kau bicarakan?"

Bibir pucat Aviasya te
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
sungsanggeni2022
akhirnya, rilis cerita baru
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status