Share

04. Menjadi tukang pijat

Kinan kaget dan Dia tidak percaya di dalam kamar ada seseorang yang ingin berbuat jahat padanya. Dia memberontak dan berteriak dengan sekuat tenaganya. Namun, tenaga yang tersisa tidak sepadan dengan kekuatan lelaki tersebut.

“Dari Tadi Kamu selalu memancingku. Iya kan! kamu ingin jika Aku menyentuhmu,” ucapnya dengan suara dinginnya.

“Saya tidak pernah memancing siapapun! Apalagi dengan Anda Tuan,” pekik Kinan.

“Sudahlah jangan sok jual mahal padaku. Katakan saja berapa yang harus aku bayar untuk tubuhmu ini," ejek Arsen pada Kinan, menatapnya dengan tatapan penuh gairah.

“Cukup Tuan! Walaupun Saya orang tidak punya tapi saya masih punya harga diri,” bentaknya dengan nada tinggi dan menyikut dada Arsen.

“Maafkan Saya, Kinan. Lain kali kalau kamu sedang mandi jangan lupa untuk menutup pintunya,” ujarnya yang langsung menuju keluar kamar Kinan.

Kinan yang melihat Arsen pergi dari kamarnya terdiam dan dia tidak mengerti kenapa dia merasa bersalah sudah memarahi Arsen. Setelah Arsen keluar dari dalam kamar, Kinan langsung menutup pintu. Barulah dia mengenakan pakaian yang sempat terhenti akibat ulah Arsen.

Arsen yang pergi dari kamar Kinan langsung menuju ke dalam kamarnya. Dia menuntaskan hasratnya yang tidak tersalurkan tersebut. Dengan cara bermain solo di dalam kamar mandi. Dia membayangkan tubuh putih Kinan yang ada di hadapannya dengan cepat dia menuntaskan gairah hasratnya tersebut.

“Ah sial kenapa saya bisa memeluk wanita itu? Apa tidak ada lagi wanita yang bisa Saya kencani apa,” gerutunya dalam hati.

Arsen mengguyur badannya. Setelah itu, dia langsung berendam dalam bat up dan menenangkan pikiran yang sempat kacau. Dengan rileks dia menghirup aromaterapi dari sabun cair yang dia pakai tersebut.

Di dalam kamar Kinan saat ini dia tengah melihat media sosialnya dari handpone yang Dia pegang. Dia mengscroll gambar yang ada di medsos tersebut. Seketika mata bulatnya menangkap gambar sosok Laki-laki yang dia kenal. Kinan pun membaca identitas gambar laki-laki yang dia lihat tersebut.

“Arsenio Caniago Putra pertama dari Keluarga Caniago. Pewaris Hotel Areta dan berbagai usaha bisnis properti lainnya,” ujar Kinan yang kaget dengan profil Arsen yang Dia baca di internet tersebut.

“Waw keren juga ternyata si Pria mesum itu. Saya tidak menyangka kalau dia itu anak kolongmerat," Puji Kinan pada Arsen.

“Is apa yang ada di pikiranku! Kenapa aku memikirkan si Pria kulkas itu,” gumamnya.

“Tetap saja Dia itu Pria yang menyebalkan,"Bisik Kinan pelan.

Sedangkan Arsen yang sudah selesai mandi langsung memanggil Kinan dengan suara nyaringnya.

“Kinan!” teriak Arsen pada Kinan.

Dengan cepat Kinan langsung menutup ponselnya. Dia langsung berdiri dan meninggalkan kamarnya menuju ke kamar Arsen. Dengan ragu Dia mengetuk pintu kamar Arsen.

Tok tok tok!

“Iya masuk,” teriak orang dari dalam kamar.

Kinan masuk ke dalam dan dia mencari keberadaan Arsen yang sedang merebahkan badan. Dengan hati-hati dia melangkahkan kaki. Sesampainya di depan Arsen dia membuka mulut.

“Maaf Tuan, apakah anda tadi memanggil saya?” Tanya Kinan.

“Ya iyalah saya memanggil kamu. Di rumah ini kan cuma ada saya sama kamu, masa saya panggil tetangga."

“Maafkan saya Tuan. Ada apa ya Tuan memanggil saya?” Tanya Kinan.

“Coba kamu urut belakang saya. Biasanya sebelum tidur saya harus di urut dulu,” ucapnya pada Kinan.

Kinan masih berdiri terdiam dan berpikir. Bagaimana bisa dia mengurut laki-laki asing yang baru saja dia kenal. Sedangkan dia sendiri pun tidak bisa mengurut.

“Ayo cepat urut! Jangan bengong saja disitu,” Hardik Arsen pada Kinan yang masih berdiri mematung di tempat.

“Ba-baik Tuan,” jawabnya dengan rasa takut.

“Ayo cepat sini. Kamu naik saja ke atas tempat tidurku,” ucap Arsen yang sudah memposisikan badan menjadi tengkurap.

“Pijat belakang badan hingga saya bisa tertidur pulas," Pinta Arsen pada Kinan.

“Baik Tuan,” jawab Kinan.

Kinan duduk di atas tempat tidur dan dia langsung mengusap belakang Arsen dengan minyak gosok dan mulai memijatnya dengan pelan. Arsen yang mendapatkan pijatan lembut tersebut membuatnya tegang dan tidak terasa kejantanannya pun ikut bangun.

“Ah sial kenapa, sentuhannya membuat saya jadi terangsang seperti ini,” gumamnya dalam hati.

Tanpa Kinan sadari ternyata sentuhan tangannya membuat Arsen kalang kabut. Karena, napsunya sudah on kembali. Arsen menahan hasratnya ketika Kinan memijat punggung belakangnya.

“Apa kamu tidak bisa memijat? Pijatanmu sungguh tidak terasa sama sekali,” ujar Arsen yang menutupi ketegangan di dalam dirinya.

“Ma-maafkan saya Tuan. Apakah pijatan saya kurang terasa? Jika kurang terasa saya akan memijat dengan sedikit agak kencang," Bisik Kinan dengan nada suara yang pelan.

“Iya kamu harus menaikkan sedikit pijatanmu agar saya bisa tertidur dengan pulas,” ucapnya pada Kinan.

“Baik Tuan,” jawab Kinan.

Kinan memijat dengan pijatan yang agak kencang. Membuat Arsen meringis karena, sakit. Kinan dengan semangat memijat punggung Arsen dengan tenaga extra.

“Aw … hentikan! Pijatanmu membuat badanku sakit semua,” bentak Arsen pada Kinan.

Arsen membalikkan badan dan saat ini mereka saling pandang. Terlihat jelas wajah cantik Kinan yang membuat Arsen terpana akan kecantikannya. Arsen pun menundukkan kepala Kinan bertepatan di depan wajahnya.

“Apa kamu sengaja ingin mencelakai saya?” Tanya Arsen.

“Maafkan saya Tuan jika pijatan saya sudah membuat badan Tuan sakit semua."

Tanpa di sadari tangan Arsen menekan tengkuk leher Kinan sehingga wajah Kinan berada di atas wajah Arsen yang sedang terbaring. Dengan cepat Arsen langsung menyambar bibir mungil Kinan. Mata Kinan pun membulat sempurna atas apa yang terjadi padanya. Kinan memberontak namun, Arsen justru menekan wajah Kinan dan Dia langsung mengecap bibir Kinan yang ranum tersebut.

Dengan hasrat gairah yang ada di dalam dada. Arsen bangun tanpa melepaskan pagutan kedua bibir mereka. Dia menidurkan Kinan dan mengukung badan Kinan dengan kedua tangannya. Kinan memberontak namun, Dia tidak mampu menolak cumbuan yang di berikan Arsen padanya. Kinan menggelengkan kepala ke kanan dan ke kiri. Namun, usaha Kinan sia-sia.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status