***
Suasana yang riuh, menjadi sangat tegang saat Ayu sudah diikat di tiang gantungan.Aldo semakin gelisah, dan berharap Danu melihat semua lewat kamera yang selalu Aldo bawa sebagai pengintai.Namun Aldo sadar, kalau pun Danu melaporkan masalah ini sekarang, tetap saja tidak akan terkejar waktunya.Perjalanan menuju desa memakan waktu tujuh jam, jika melaporkan pada petugas daerah belum tentu mereka berani membantu.Aldo semakin gusar, Dewi juga terus menangis tanpa berani bersuara."Joko! Cepat bawakan kapak besar yang berada di dalam gudang penyimpanan senjata tajam!" Perintah Juragan Tono."Ba-baik, Juragan!" Joko pun gemetar.Semua warga membisu, sebagian ingin masuk karena tak tega melihat Ayu disiksa."Hey! Jangan ada yang pergi dari tempat ini! Kalian semua harus menyaksikan hukuman untuk yang berani berkhianat pada saya!" ujar Juragan Tono."Bagaimana ini Kang?" lirih De***Semalaman Aldo tak sadarkan diri, sedangkan Dewi dan Ayu tersandar lemah.Sarif dan Sarmin menyekap Joko. Ayu mencoba bangkit untuk memberi pelajaran pada Joko."Biadab! Manusia tak punya belas kasih sepertimu yang seharusnya lenyap dari muka bumi ini!" Ayu berkata dengan tatapan mata yang tajam."Ampun, Yu! Jangan bunuh saya!" Joko gemetar."Apa alasan saya memberi ampun untuk manusia sepertimu?""Saya bisa membantumu untuk melawan Juragan Tono. Tetapi lepaskan dulu ikatan saya ini!" Ujar Joko."Jangan percaya begitu saja, Yu." Sarmin keberatan."Saya bersungguh-sungguh." Joko terus meyakinkan."Tunggu sampai besok pagi!" ucap Ayu.Sementara itu, Ayu merencanakan sesuatu dengan Sarif dan Sarmin."Kita rancang sebuah bom ancaman, ikatkan di tubuh Joko!" perintah Ayu."Tapi kami berdua tidak bisa merancang itu," sahut Sarmin."Tidak apa-apa, kita buat saja semirip mungkin walaupun tid
***Ayu dan yang lain sudah sampai di depan Pabrik Juragan Tono.Semua mata tertuju pada Ayu yang membawa beberapa orang laki-laki berbadan kekar.Juragan Tono dan anak buahnya segera menghadap keluar, bahkan para buruh ikut keluar."Oh, ternyata kau berani mengantarkan nyawamu sendiri ke sini!" ujar Juragan Tono."Justru saya datang kembali ke sini untuk mempercepat ajalmu!" balas Ayu dengan lantang."Kalian fikir saya takut dengan jumlah kalian yang hanya enam orang itu!" Juragan Tono mencibir."Oya, tapi dari caramu bicara saja sudah terdengar gentar!" ledek Sarmin."Bajingan! Kau juga akan saya penggal hari ini!" Juragan Tono menatap tajam, "Joko! Hajar mereka!" perintahnya pada Joko.Joko maju tapi malah bergabung dengan Ayu."Maaf, Juragan! Saya bersama Ayu sekarang," ucap Joko."Pengkhianat! Kau akan menerima hukuman! Tole, Dodo, habisi mereka semua!"Tole dan Dodo ragu-ragu untuk bertindak, b
***Danu datang melaopor pada Aldo, ia tampak cemas dan pucat."Gawat Tuan muda," ucap Danu."Apa yang gawat? Bicara yang jelas!" Aldo menatap bingung.Ayu yang berada di luar ruangan langsung menghentikan langkahnya, ia tidak jadi masuk."Rombongan preman yang kemarin Tuan muda gusur wilayah kekuasaannya itu mengancam akan menghabisi Tuan muda," papar Aldo."Wilayah kekuasaan mereka? Apa tidak salah? Itu pasar milik bersama, tempat rakyat kecil mengais rezeki, lalu mereka sesuka hati merampas hasil keringat para pedagang kecil di sana, mereka pantas digusur!" Aldo berkata dengan tenang.Ayu mendengar dari luar ruangan, ia tersenyum bangga pada sikap suaminya itu."Iya, Tuan muda. Tetapi mereka sangat brutal, bahkan mereka tidak segan-segan menghajar siapapun yang berani menghalangi jalannya."Danu sebenarnya mencemaskan Aldo karena ia tahu bahwa Aldo ini tidak pandai bela di
***Aldo yang sudah diobati dokter kini masuk ke dalam kamar menyusul Ayu.Suasana menjadi hening, Aldo merasa malu dengan kejadian tadi sore."Mas," lirih Ayu melihat suaminya yang diam saja."Em ...." Aldo hanya berdehem pelan.Ayu mengerti dengan apa yang sedang dipikirkan Aldo."Mereka siapa Mas?" tanya Ayu pura-pura tak tahu."Preman pasar, mereka mungkin dendam karena Mas sudah menggusur tempat mereka di sana," papar Aldo."Tapi Mas tidak salah kok, mereka memang pantas digusur."Aldo tersenyum mendengar dukungan dari Ayu. Sekarang Aldo berniat untuk berlatih ilmu bela diri."Sayang, Mas mau berlatih. Kamu bisa ajari?"Ayu mengangguk dengan cepat, Aldo merasa senang."Sekarang ayo tidur!" ajak Aldo mengedipkan sebelah matanya.Ayu tersipu malu, maklum masih suasana pengantin baru.***Pagi harinya Mami dan Papi Aldo sudah menunggu di meja makan.Ayu datang bersama Al
***Hari pertama Ayu memimpin Marcel Group berjalan biasa-biasa saja.Namun, di hari berikutnya, Ayu mulai merasa ada yang janggal.Ada beberapa orang yang datang menemui Mikayla secara pribadi, dan Ayu tak sengaja melihat Mikayla menyerahkan sesuatu pada orang itu di halaman samping kantor.Ayu memperhatikan secara diam-diam hingga orang-orang itu pergi, dan Mikayla masuk kembali ke dalam ruangannya.Ayu merasa curiga, Mikayla menyerahkan flashdisk. Ayu tidak mengerti apa pungsi benda itu. Namun, Ayu segera bertanya pada Danu.Ayu mengirim pesan lewat watsapp, Ayu juga menyertakan foto benda itu yang diambil dari atas mejanya. Ayu melihat jelas, Mikayla memberikan benda yang sama dengan yang Ayu punya di ruangan kerja.[ Apa pungsi benda ini? ] tanya Ayu lewat sebuah pesan.Danu membalas dengan cepat. [ Itu untuk menyimpan file, data atau dokumen penting, dan bisa disalin dari komputer ke komputer yan
***Ayu dan Aldo sudah berada di rumah, sementara Sarif dan Sarmin sedang dalam perjalanan.Mereka mengikuti orang-orang Bintang Group itu, untuk mencaritahu.Sampai di rumah, Pak Samsul memarkirkan mobiil. Syarif dan Sarmin bergegas turun dan segera menemui Ayu.Ayu terlihat sedang duduk di ruang tengah bersama keluarga Aldo.Sarif dan Sarmin bingung bagaimana caranya mengatakan tentang penyelidikan mereka hari ini."Ayu, kami mau bicara sebentar tapi tidak disini," ujar Sarif."Mau bicara soal apa? Di rumah ini jika ingin bicara, bicaralah di depan kami semua! Tidak ada rahasia-rahasia." Marcel protes."Iya, tidak masalah. Kalian bisa katakan di sini saja!" perintah Ayu.Sarif dan Sarmin mengangguk setuju.Kemudian keduanya menceritakan tentang Bintang Group yang telah berencana untuk menghancurkan perusahaan Marcel Group."Flash disk yang diberikan oleh Asisten Nyonya Ayu itu, telah berada ditangan Aris,
***Hari berganti, pagi-pagi sekali, Ayu bangun dan bersiap.Aldo belum bangun, ia terbiasa berangkat jam setengah delapan. Sedangkan sekarang baru pukul enam.Ayu membantu pelayan untuk menyiapkan sarapan. Dewi izin pulang ke desa untuk beberapa hari, jadi Ayu yang menemani pelayan mengerjakan tugas dapur.Setelah selesai, Ayu langsung membawa bekalnya ke kantor.Marcel dan Shella juga sudah berada di ruang makan. Ayu pamit lebih awal."Saya berangkat sekarang ya," ucap Ayu.Marcel mengangguk, ia tahu bahwa Ayu ingin mengatasi masalah ini. Jadi Marcel dan Shella tak ingin banyak bertanya.Ayu diantarkan oleh Pak Samsul.Sementara Aldo baru bangun setelah Ayu sudah satu jam berangkat ke kantor."Mi, Ayu mana?" tanya Aldo sembari merapikan dasinya."Sudah berangkat," sahut Shella."Lho, kok pagi banget sih?""Itu tandanya terniat untuk menjalani tugasnya," sambung Marcel.
***Marcel dan Shella sangat panik ketika mendapat kabar, bahwa menantu mereka diculik.Aldo juga telah menerima kabar tersebut."Danu, kamu ikut sana mencari Ayu!" perintah Aldo."Siap, Tuan muda."Sementara Sarif dan Sarmin juga mencari keberadaan Ayu bersama Pak Samsul.Marcel kali ini turut campur tangan. Ia mengerahkan semua pesuruhnya untuk menemukan Ayu dengan cepat."Berani sekali mereka bermain-main dengan keluargaku," ujar Marcel dengan geram.Di tempat lain, Ayu telah dibawa ke sebuah Villa ...Letak Villa tersebut cukup jauh dari keramaian.Aris tidak sabar ingin menemui istri tangguh dari Aldo itu.Ayu diikat dikursi kayu. Villa yang mereka tuju cukup mewah. Ayu bahkan bingung kenapa mereka membawanya ke sini.Biasanya para penculik akan menyekap korbannya di gudang, ataupun bangunan kumuh.Aris masuk, dan menatap Ayu cukup lama. Matanya berbinar, ia tak menyangka bahwa gadi