"Sherrin!" teriak Andre lalu mengejar tunangannya yang berlari menjauh dari kerumunan.Tangan Andre terulur menangkap pergelangan tangan gadis itu dan merengkuhnya ke dalam dekapannya di tepi danau. "Hey ... hey ... kamu salah paham, Sher. Nggak ada apa-apa antara aku dan Maya. Kami sudah selesai, dia bukan siapa-siapaku lagi," tutur Andre berusaha meyakinkan tunangannya yang terisak-isak di pelukannya.Wajah Sherrin yang tersembunyi dari tatapan Andre di dada pria itu menyeringai licik. Dia senang karena kini tak ada lagi tempat untuk Maya kembali ke sisi Andre. 'Dasar gadis lumpuh! Lihat nih, siapa yang dipilih sama Andre ... gue bukan loe 'kan?' batinnya puas.Sementara itu Maya yang menatap kemesraan Andre dan Sherrin dari kejauhan memalingkan wajahnya yang memerah menahan air matanya luruh. Mantan rekan modelnya, Belvania menepuk-nepuk bahu Maya seraya berkata, "May, lupakan saja Andre. Dia sudah memilih kekasihnya yang baru. Jangan mengharapkan dia kembali, kamu hanya akan kecew
Sesampainya di restoran steak, Ananda mendorong kursi roda Maya menuju ke sebuah meja makan kosong. Dia sangat senang karena makan siang yang agak terlambat kali ini untuk merayakan hari jadian mereka berdua. Ananda tak menyangka saat dia mengajak Maya untuk berjalan-jalan ke taman bunga akan berakhir seindah ini, mimpi apa semalam? pikirnya. Setelah mereka duduk bersebelahan di restoran steak itu, seorang waiter menghampiri meja dan menyapa sembari membagikan buku menu, "Silakan, Mbak, Mas. Apa mau lihat-lihat buku menunya dulu atau langsung pesan?""Ehh ... langsung pesan aja, Mas. Sudah lapar nih!" jawab Ananda dengan cepat. Dia lalu memesan menu favoritnya, "Sirloin Wagyu Meltique with Mushroom Brown Sauce satu sama Iced Lemon Tea. Kalau kamu mau pesan apa, May?"Maya yang baru sekali ke restoran itu melihat-lihat buku menu dengan seksama sambil membolak-balik halamannya membandingkan harga dan tampilan menu yang menarik di situ. Kemudian ia memilih pesanan menunya, "Mas, saya p
Ketika mobil Avanza putih itu berhenti di tempat parkir depan deretan ruko 3 lantai kawasan elite Dharmawangsa, hujan mulai reda dan menyisakan genangan air yang becek di mana-mana."Sepertinya kamu harus aku gendong lagi, May. Tinggi bener ini genangan airnya! Sebentar ya, tunggu aku ambil kursi rodamu dulu," ujar Ananda sebelum turun dari mobil.Pria bertubuh tegap itu membuka pintu belakang mobil Avanza lalu menurunkan kursi roda kekasihnya dan menaruhnya di teras depan ruko dengan plang nama bertuliskan New Looks Model Agency. Setelah itu Ananda membuka pintu mobil sisi Maya duduk lalu meraup tubuh ramping itu ke gendongannya.Kedua lengan Maya melingkari leher Ananda agar ia tidak hilang keseimbangan. Senyum pria itu terbit saat memeluk erat tubuh kekasihnya di dadanya, ia pun menggoda Maya, "Kencang betul megangnya ... apa takut jatuh, Sayang?"Wajah Maya merona malu, dia pun berkelit, "Kamu tinggi banget, Mas. Wajar dong kalau aku takut, iya nggak?" "Hmm ... aku seneng kok pos
"May, kamu sudah nggak pakai sepatu-sepatu high heels-mu yang cantik-cantik ini 'kan?" tanya Virna yang sedang menginspeksi kamar tidur Maya sebelum mereka beristirahat malam.Sepupu Maya yang berasal dari tali saudara adik perempuan mamanya itu memang sedikit berlebihan menurut Maya. Sok kenal sok dekat sih boleh, tetapi Virna seolah agak keterlaluan. Barang-barang miliknya yang memang dulu dia kenakan saat masih aktif berprofesi sebagai model diminta satu per satu oleh Virna. Padahal ini baru seminggu gadis itu menumpang di rumah orang tua Maya.Namun, memang high heels yang tersusun rapi di rak alas kaki di sudut kamar tidur Maya sudah dipensiunkan semenjak kedua kakinya lumpuh. Maya pun menjawab, "Kalau mau kamu pinjam boleh, Vir. Aku memang nggak pakai lagi sepatu-sepatu cantik itu.""Naaahh ... maksudku dari pada mubazir gitu lho, May! Kan mendingan dihibahin semua ke aku, bisa kupake ke kantor, ke mall, buat hangout ke cafe. Lebih bermanfaat pastinya—" Virna mengenakan sepasang
Saat sedang sarapan pagi, Virna yang duduk di samping Maya tak sengaja melihat wallpaper ponsel sepupunya itu. "Wah gantengnya! Siapa tuh, May? Jangan bilang mantan kamu juga deh," celetuk Virna dengan seenak perutnya.Mama Maya yang duduk di seberang mereka berdua mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti siapa yang dimaksud oleh keponakannya itu. Setahunya dulu tidak ada pria lain yang menjadi mantan pacar selain Andre, puterinya itu sangat selektif dalam memilih pacar.Sebenarnya Maya enggan melayani kekepoan sepupunya di pagi hari. Namun, ia menghindari salah paham, maka ia pun menjawab, "Itu pacarku yang sekarang, namanya Mas Nanda. Dia juga yang merawatku fisioterapi kaki." "Ohh—jadi kalian cinlok begitu, perawat sama pasiennya?" simpul Virna sedikit iri kepada Maya karena wajah kekasih sepupunya itu sangat ganteng mirip bintang drakor favoritnya, Ji Chang Wok. Sebetulnya kalau tak ada mama papa Maya di meja makan itu, Virna ingin mengatakan bahwa Maya tidak pantas bersanding d
"Mbak Maya, silakan masuk ke studio! Fotografernya sudah menunggu Mbak di dalam," ucap Dina Feranita, manager baru Maya yang ditugaskan oleh bos New Looks Model Agency untuk mendampinginya."Ohh oke, Mbak Dina. Makasih," sahut Maya yang kemudian didorong kursi rodanya oleh Ananda ke dalam studio tempat pemotretan untuk poster iklan minuman ringan yang dibintanginya.Sepasang mata dengan alis berkerut mengikuti Maya dan Ananda. Ternyata Andre pun ada sesi pemotretan siang itu di studio foto yang sama. Memang dia dan Maya sudah putus sejak berbulan-bulan lalu. Bahkan, Andre sudah bertunangan dengan Sherrin. Namun, sosok Maya masih saja sulit untuk dilupakan olehnya. 'Cowok bertampang lumayan itu siapanya Maya ya? Kok nempel melulu sih kemana-mana?!' batin Andre kesal.Seorang pria bertubuh jangkung atletis sekitar berusia 30an tahun menghampiri Andre seraya berkata "Mas Andre, ayo kita mulai pemotretannya yuk. Model yang mau take picture kolab sama Mas sudah datang kok!""Ohh ... oke,
Hari itu Virna memang libur kerja magang karena memang mendapat jatah cuti sebulan sekali. Dia pun sengaja bangun siang. Suara ramai obrolan dari arah ruang makan terdengar hingga ke dalam kamarnya. Dia pun akhirnya pergi mandi sebentar di kamar mandi dalam yang ada di kamar tidurnya. Karena tidak berencana pergi kemana-mana, Virna hanya mengenakan tank top hitam dan celana hot pants berbahan kain kanvas warna beige. Dia memulas lip tint warna merah muda di bibir tipisnya dan juga bedak loose powder di wajahnya yang terawat. Kemudian Virna keluar dari kamar tidurnya untuk sarapan. Hampir mendekati meja makan dimana keluarga Maya duduk mengelilingi meja makan bundar itu, langkah Virna terhenti. Dia menangkap sosok pacar baru sepupunya yang mirip idola drakornya Ji Chang Wok. Wajahnya sontak terasa hangat dan merona seperti bertemu langsung dengan artis pujaan hatinya. Setelah meyakinkan dirinya bahwa penampilannya cukup sexy dan menggoda, Virna pun melanjutkan langkah kakinya ke mej
Serombongan karyawan magang di Hotel Cakrawala Indonesia berjalan bersama melintasi lobi luas hotel bintang 5 terkemuka di Jakarta itu. Mereka baru saja menyelesaikan apel pagi di ruang ganti karyawan yang dipimpin oleh manager hotel."Hey ... Stop! Tunggu rombongan top managemen lewat dulu—" Kepala maid hotel senior mengangkat tangan kanannya untuk menghentikan langkah anak-anak magang itu. Virna yang sok pede sok kecantikan pun melongokkan kepalanya melihat siapa yang berjalan paling depan di rombongan top managemen hotel bintang 5 tempat magangnya. Dia sontak terperangah melihat wajah pria muda ganteng itu. Virna memastikan sembari merogoh ke saku apronnya untuk mengambil ponselnya. Diam-diam gadis itu mengambil foto Ananda, dia yakin itu pria sama yang menjadi pacar sepupunya, Maya.Dia pun bertanya kepada kepala maid senior, "Bu Irene, siapa nama pria yang berjalan paling depan di rombongan tadi?"Wanita beriasan wajah tebal itu berdecak melotot kepada Virna. "Kenapa nanya-nanya