Kami melanjutkan perjalanan kami kembali, saat ini kami telah memasuki jalan setapak yang mirip dengan jalan setapak sebelumnya. “ Oh iya, Juna. kau tahu buku Gresognian atau Gresmonian, Sepertinya begitu ejaannya” tanyaku. “ Ya, tentu aku tahu.” jawabnya sambil menyusuri jalan setapak. “ Aku mencari di internet, bahwa itu adalah buku yang misterius dan jika ada yang bisa membacanya pasti dia bisa memecahkan misteri tentang buku itu.” beritahuku berbohong pada Juna. “ Kau mencoba menipuku, Kenshin. Data tentang buku itu, tidak tertulis sama sekali di internet. Bahkan, judulnya saja tidak ada yang tahu.” Ucap Juna, tertawa kecil. Aku sontak kaget mendengar pernyataan Juna.
“ Jika buku itu tidak diketahui judulnya. Jadi, Paman Jhonny adalah salah satu yang bisa membaca buku itu dan dia. Kenapa dia secara blak-blakkan memberitahukannya kepadaku ” pikirku begitu. “ Kenshin, aku akan mencoba menjelaskannya, setelah kita sampai di bangunan tua itu” beritahu Juna.
Rasa penasaranku sangat tinggi dan aku merasa bahwa mimpiku akan segera jelas semuanya, tapi mimpi pertamaku tentang wanita itu, belum dapat dipastikan kejelasannya. Namun setidaknya, beberapa tentang mimpi itu akan terjawab dan akan menguak mimpi – mimpi lainnya secara perlahan, bahkan sebuah fakta pun akan terungkap. Kami telah sampai di depan bangunan tua itu, Juna mengeluarkan kunci yang diberikan James kepadanya. Perlahan Juna memasuki kunci tersebut tepat kelubang kunci, lalu memutar kuncinya.
‘Clek’ suara pintu terbuka.
Juna mendorong pintu itu dengan sangat kuat menggunakan kedua tangannya. Terlihat pintu itu sangat tebal dan kayunya tidak lapuk sama sekali.
“ Ini benar-benar terawat” pikirku. Saat aku melihat kedalam bangunan itu, aku melihat dinding yang penuh cat merah dengan beberapa obor menyala dikanan dan dikiri. Didalam, tidak ada apa-apa melainkan sebuah lobby yang sangat luas. Tapi, aku merasa aneh tentang obor yang menyala.
“ Bagaimana bisa obor menyala sendiri atau mungkin ada seseorang sebelum kami.” pikirku begitu.
Lampu gantung berada ditengah-tengah hall tersebut juga menyala. Lampunya terdiri dari beberapa lilin. Juna kembali menutup pintu itu, agar udara tidak memadamkan obor – obor didalam hallnya. Aku berjalan dan duduk disebuah bangku yang tersedia, lalu Juna duduk didepanku.
“ Ini, seperti ruangan gereja atau bisa terlihat seperti tempat penobatan atau tempat untuk doa sebelum mayat dimakamkan, di era abad ke-5.” ucapku pada Juna yang merasakan hawa dingin sekaligus menegangkan didalamnya. “ Ya, kau benar Landers.” ucap Juna yang menjawab dengan menyinggung margaku. “ jelaskan Juna ” tanyaku padanya.
“ Bukankah, kau tidak melihat sesuatu yang aneh dariku. Seperti, fisik dan kulitku atau sesuatu lainnya.” pungkas Juna dengan sedikit menyenderkan dan menutupi dagu serta mulutnya dengan tangan yang berpangku di pahanya. “ Aku hanya melihat rambut barumu itu saja” ucapku. “ Bukankah dari saat aku berusia 14 tahun hingga sekarang wajahku tidak berubah.” ucapnya sekali lagi. Aku baru tersadar saat itu. Dulu, ketika Juna berumur 14 tahun, aku mengira dia seperti seorang pria berusia 20 tahunan dan saat ini, benar. Wujud dan fisik Juna bahkan tingginya tidak berubah sama sekali. Aku tersentak saat itu.
“ Haha, bodohnya aku. Kenapa aku baru sadar.” Pekikku,
“ Tahun 1350, sekitar delapan abad yang lalu, ada sebuah kota yang menjadi pusat perhatian, pusat teknologi dan ilmu pengetahuan. Bisa aku katakan kota itu adalah kota berteknologi maju dan sangat canggih pada masanya, sangat banyak orang-orang kesana mengunjungi nya, makanannya sangat lezat. Bahkan, aku masih ingat rasa madoru dari bunda Elia. Mereka berkata bahwa Gresmory tidak akan runtuh termakan zaman dan peradaban. Teknologinya akan tetap ada hingga beberapa abad kedepan. Begitu mereka berkata, namun, kau tahu apa yang terjadi, Kenshin. Sebuah ledakan ‘Mengisyaratkan ledakan dengan tangannya’ ledakan seperti ledakan bom atom yang meluluhkan seluruh isi kota Gresmory yang memusnahkan peradaban kota itu. Tapi, ledakan itu bukan dari bom manapun. Teringat, saat itu teknologi tentang bom tidak terlalu diperhatikan kecuali bom-bom untuk tambang. Ledakan itu berasal dari laboratorium pusat Gresmory. Eksperimen Genetika tentang mutanisasi dengan serum hewan, mereka menginginkan evolusi manusia pada tahap yang sebenarnya. Namun, entah bagaimana ledakan itu tercipta dan eksperimen mutanisasi genetik terpencar mengikuti ledakan itu, menciptakan manusia yang terkena dampak tersebut menjadi sesosok Gresmonian atau manusia separuh hewan. Mereka ada yang tidak bisa mati kecuali dibunuh, ada yang awet muda beratus-ratus tahun. Bahkan ada murni menjadi hewan, mereka yang tak memiliki daya tahan tubuh rendah, tak ada pilihan lain bagi mereka selain kematian pada saat itu, sekitar lebih dari Lima Juta rakyat sipil, mati mengenaskan akibat insiden itu. Mereka para Gresmonian bisa berkembang biak. Dan, kau Kenshin adalah keturunan Landers. Immanuel landers adalah pemilik laboratorium itu dan pencetus ide gila tersebut. Dia adalah salah satu Grasumian yang terkena dampak eksperimennya. Saat itu, konflik terjadi karena beberapa manusia telah berubah menjadi makhluk aneh, berbeda dengan mereka para Gresmonian yang memiliki wujud seperti manusia normal, mereka hanya kebinngungan karena tidak mati terkena ledakan tersebut. Immanuel berhasil menyembunyikan dirinya. Puncaknya, pada 1351, pemburuan Immanuel Landers pun terjadi dan tetap tidak ada yang menemukannya. Media dahulu tidak seperti sekarang, semua berita tentang Gresmory ditutup rapat-rapat, dunia hanya mengetahui ledakan laboratorium akibat senyawa yang berbahaya, menghasilkan reaksi ledakan. Hingga sekarang tidak ada yang tahu lokasi Immanuel. Aku memperkirakaan bahwa Immanuel Landers belum mati. Dan, kau adalah anak keturunan yang menuruni kemampuannya, yaitu koneksi mimpi, aku mengetahui kemampuan keturunan Landers pun, dikarenakan pengalamanku tentang yang telah terjadi berabad-abad lalu. Kenshin, aku bosan hidup sebagai makluk buas. Aku memintamu, atas nama Closvaki. Bantulah kami dengan mimpimu mencari proffesor Landers untuk mengakhiri wabah Gresmonian ini.” Juna menjelaskannya.
Aku hanya terdiam mendengar penjelasan dari Juna, aku merasa sangat bingung, heran dan terbodoh, seakan-akan aku adalah pemeran utama dadakan seperti dalam novel,
“ Ini adalah beban berat.” pikirku,
” Jikalau aku menemukan Landers. Apa mungkin dia mampu mengembalikan kalian?” tanyaku pada Juna, aku mencoba bersikap tenang menerima kenyataan saat itu. “ Setidaknya, kau sebagai anak keturunannya harus bertanggungjawab” pinta Juna mempertegas ucapannya. “ Aku akan mencari tahunya Juna.” kataku.
“ Kau adalah keturunan Landers terakhir. Ada sekitar 39 marga saat ini yang masih aktif terkena dampak Gresmonian dari delapan abad lalu. Dan ada 9 Marga yang tidak ingin kembali lagi menjadi manusia dan membenci Immanuel Landers. Mereka akan mencari Landers dan membunuhnya.” jelas Juna yang mengisyaratkan bahwa sangat berbahaya jika aku memberitahu identitasku sebenarnya.
“ Juna, apa kau tahu tentangku sebelum-sebelumnya” tanyaku kembali. “ Ya. Aku mengetahuinya saat kau memberitahukan fakta tentang mimpimu.” jawab Juna sederhana yang sedang menunduk kepadaku, dia seakan-akan menghormatiku, lalu aku memerintahkan dirinya untuk mengangkat kepalanya,
“ Juna, apa kau tahu marga Mctreat. Atau, seorang Gresmonian yang memiliki kulit pucat dan bau amis.” tanyaku lagi, penasaran. “ Mctreat! Aku belum mendengar dari 39 marga. Kalau berkulit putih dan amis itu adalah makhluk dari salah satu marga Grasumian, mereka adalah marga yang menempati Transylvania, namun beberapa keluarganya berada disini.” jawabnya. Kami menyelesaikan perbincangan kami dan mulai mengecek satu per satu ruangan didalam bangunan tua tersebut, setelah tidak menemukan fakta apapun tentang bangunan itu, kami keluar dan menjauhi bangunan tersebut.
Aku pulang dengan selamat tanpa sedikitpun goresan ditubuhku. Tak banyak hal yang kutanyakan pada Juna, karena ekspresinya sangat berbeda. tapi setidaknya, dia telah memberikan informasi yang bermanfaat. Aku cukup waspada terhadap Juna saat ini, meskipun dia orang yang bisa dipercaya. Bahkan, setelah mendengar ucapannya, ekspresi sebelumnya membuatku merasa khawatir, bahwa dia sedang menyembunyikan suatu kebenaran, tidak seperti Paman Jhonny yang secara terang-terangan menjelaskan kepadaku. Semua masalah ini, akan menjadi semakin rumit,. Aku hanya mempercayai diriku dan beberapa orang, meskipun aku tidak berterus-terang terhadap Juna, tapi aku sedikit mempercayainya.
Malam itu purnama bersinar terang, terdengar lolongan anjing dimalam yang masih baru memunculkan purnama, terdengar suara gitar dari belakang rumah, aku menduga bahwa itu adalah suara gitar dari Lumi, Lumi sendiri adalah anak perempuan dari pasangan Walker dan Bethy, mereka adalah keluarga yang pindah Lima tahun lalu ke belakang rumah kami, meskipun orang-orang tidak terlalu ramah, namun itu pengecualian bagi mereka, keluarga Walker sangat bersahabat dengan kami. Lumi yang pandai memetik gitar, sangat piawai memainkan gitarnya di malam itu sehingga mampu menenangkan pikiranku. “ Bu, apa kau tahu rumah Paman Jhonny?” tanyaku pada ibu sesaat dia sedang melihat acara televisi bersama Lidya. Ibu terlihat terkejut dan dia mengerenyitkan keningnya, dia merasa heran dengan pertanyaanku, dia bertanya apa yang terjadi padaku sehingga aku menjadi peduli dengan Paman Jhonny. “ Tenanglah, Bu, aku hanya ingin mengunjunginya.” jawabku dengan wajah meyakinkan. “ Ibu
‘cyit, cyit, Draaak’ suara pintu perpustakaan yang besar perlahan tertutup. “ Kami hanya mampir, Hamada. Kenapa kau terlalu overprotektif seperti itu?” ucap Erina yang membuatku bingung kembali, dengan situasi itu. “ Tak mungkin Seorang Grasumian datang kemari hanya untuk mampir, kecuali ada sesuatu yang sedang dicari.” ucap Hamada. “ Sopankah begitu di depan tamu baru kita” Erina berkata menunjuk kearahku. “ Aku bisa memberi dia keringanan dengan keluar dari sini. Tapi, bagaimana dengan dua orang Marsum kerabat Grasumian” ucap Hamada menunjuk Paman Jhonny dan Liliana. “ Kenshin, bacalah buku yang kau suka, dan temani dia Liliana. biar aku dengan Nyonya Erina yang berbincang dengan Hamada. “ Baik, Ayah.” ucap Liliana kepada ayahnya. Kemudian aku dan Liliana menjauh dari mereka, kami naik kelantai dua dan mulai mencari buku Gresognian, kami mencarinya dengan terburu-buru. ‘Braaak’ terdengar suara gemuruh yang mengge
“ Sial, mimpi yang membingungkan” ucapku pelan. Aku duduk disebuah bangku di dapur dan meneguk segelas air. “ Ini terlalu pagi, kau sudah bangun saja” ucap Liliana berjalan melintasiku, dia mengenakan sebuah tanktop putih degan celana pendek ketat diatas lutut bewarna hitam dengan rambut terkucir. Aku hanya menatap kosong kepadanya, pikiranku masih kacau saat itu. Setelah mendapat mimpi liar seperti tadi, diriku masih merasakan gairah yang menggebu-gebu. Kini, ditambah lagi, aku menyaksikan Liliana dengan pakaian mini seperti itu. Aku mencoba mengalihkan pandanganku darinya, karena aku takut hal buruk akan menghasutku, bentuk tubuh Liliana sangat menawan, kulit tubuhnya juga oriental seperti orang-orang asia bagian tenggara. “ Ya, aku hanya tersentak bangun dari mimpi”. Jawabku lirih. “Ini adalah posisi tidak bagus” pikirku begitu. Aku bangkit dari tempat duduk, lalu meletakkan gelas disebelah tempat minum. Kemudian, aku kembali kekamarku. Liliana mencuci
Saat ini, kami telah berada didalam perpustakaan, terlihat ada sekitar tiga orang berada dilantai satu dan kami secara sembunyi-sembunyi berusaha menyelinap kelantai dua, kami mencari buku Gresognian, namun kami tak menemukannya di semua rak di lantai dua. Lalu, kami menyelinap kelantai tiga yang disana ada dua orang penjaga, kami keliling sembari bersembunyi dan tidak menemukan Gresognian juga. “ Apa kau tahu bentuk bukunya” ucap Liliana padaku. “ Tentu, sebelumnya paman Jhonny telah mendeskripsikannya dengan sangat jelas.” Lugasku. Aku berfikir dan berkata kepada Liliana, bahwa buku itu pasti telah diletakkan ditempat rahasia diperpustakaan. Karena, Setahuku buku itu termasuk aset dunia yang dilindungi. Kami memutuskan untuk menyelinap lagi besok dan akan mundur untuk saat ini. Saat kami berjalan ingin menuju kearah pintu belakang perpustakaan, kami melihat ada sedikit celah terbuka disebuah ruangan yang sepertinya tidak memperbolehkan
Setelah aku mencatat jurnal mimpiku, Juna mengklakson mini trucknya tiga kali, aku bergegas menuju mobil miliknya dan membuka pintunya, lalu menaikinya. Di dalam mobil, dia mengatakan, bahwa kami akan menebang pohon di perbatasan Lostcity, tempat dimana bangunan tua itu berdiri. “ Juna, apa kau tahu Vrand Marsum” tanyaku pada Juna yang mengendarai kendaraannya. “ Vrand marsum, apa dia muncul dari mimpimu? Setahuku dia adalah aktivis kota Lostcity dimasa lalu, dia adalah salah satu orang yang ikut menentang keras uji coba laboratorium Immanuel, bahkan dikatakan, bahwa dia adalah penggerak massa, pada saat itu. Aku tidak terlalu ingat, tapi rumor beredar bahwa pengawal Immanuel menyergapnya dan menjadikannya uji coba laboratorium. Naasnya Vrand mati, dan mayatnya ditemukan dipinggir hutan Wolgard. Itu adalah ulah Immanuel, namun media terlalu mudah untuk disuap, pada akhirnya, mereka pun menghentikan kasus Vrand Marsum” jelas Juna memberitahukan kepadaku. Aku hanya ter
“ Liliana!” ucap seseorang. Bintang memenuhi malam, aku berjalan di pinggir danau, menatap pantulan bulan rembulan yang menunjukkan senyum manisnya. Hingga, aku mendengar seseorang menyebutkan nama Liliana. “ Siapa itu?” ucapku dalam benak. Setelah mendengar suara orang tersebut, aku mulai mendekati asal suaranya. Aku berjalan perlahan sampai aku menemukan sebuah bangku yang tidak jauh dari mereka, dan mulai duduk, bangku itu tidak terlalu jauh dari pria tersebut. Pria itu memakai baju merah panjang, berambut hitam. Namun, wajahnya mengarah kearah seseorang wanita yang duduk disebelahnya, sehingga aku tidak bisa melihat wajahnya. Aku mulai mencuri-curi percakapan mereka ketika aku mengetaui bahwa wanita tersebut adalah Liliana, meski, menguping bukanlah hal yang baik. “ Aku tidak tahu kalau ikan di danau ini sebesar itu.” ucap pria itu menunjuk kearah tengah danau. Mereka tidak menyadari keberadaanku, yang secara zahir duduk di salah sat
Aku masih dalam keadaan memalingkan wajah dari mereka, aku menatap ke arah ramainya pepohonan yang tinggi menjulang di balik malam, aku tidak menyangka bahwa bakal seperti ini jadinya. Sebelumnya, aku pernah membaca buku biografi tentang keluarga-keluarga yang terkena dampak akibat ledakan laboratorium itu sebelumnya, aku mengingat sedikit, bahwa ada salah satu dari marga yang tidak bisa hidup didaratan lebih dari satu jam, kalau tidak salah mereka adalah marga ‘Merrow’ . Namun, aku menyangka bahwa marga itu adalah sekelompok duyung yang hidup di dalam air. Malam itu, menambah satu pengetahuanku tentang para Gresmonian, “ Kenshin, kita kembali kerumah” ucap Liliana dari belakangku sembari menepuk pundak kananku, tepukan itu terasa berat. Aku membalikkan badanku dan mengarah ke arah Liliana, “ Dia?” ucapku lirih menunjuk makhluk itu. “ Kenapa? Dia akan ikut dengan kita” jawab Liliana, “ Sebenarnya karena terpaksa, kalau bukan karenamu,
Aku menatap keluar jendela mobil, sepanjang jalan aku hanya menemukan pepohonan tinggi yang menghimpit jalan raya. Baru saja, tadi sore aku kelelahan dari hutan dan dikejutkan oleh suku Tarmus, sekarang aku dikejutkan lagi dengan perjalanan jauh menuju pelabuhan, aku tak bisa membayangkan, bagaimana bentuk tempat tinggal Tyrian dan keluarganya. “ Ah, Tyrian. Aku baru ingat, bukankah kau hanya bisa diluar air hanya sejam.” Tanyaku pada Tyrian. Tyrian mengalihkan pandangannya dari luar jendela mobil, dia menatapku lalu tersenyum, “ Siapa yag memberimu kabar seperti itu? Jelas sekali itu berita bohong” beritahunya padaku, “ Haha, kau benar-benar membaca bukuku” sambung Paman Jhonny dari depan. Paman Jhonny menjelaskan, saat dia menulis informasi tentang Merrow, dia hanya menuliskan sejam, karena saat dia menuliskannya, dia hanya mengetahui bahwa Merrow cuma bisa diluar perairan selama sejam, dan saat Paman Jhonny mengetahui, kalau