Melihat Carlos yang melambaikan tangan kepadanya untuk mendekat. Amanda segera mendekati pria tampan yang saat ini masih saja dia anggap sebagai gigolo itu.
“Apa kamu ingin memelukku, seperti ini?” ucap Amanda seraya memeluk tubuh Carlos.
“iya, seperti ini. Terasa nyaman untukku,” jawab Carlos.
Biasanya Carlos tidak menyukai ada wanita yang sengaja mendekatinya. Apalagi jika sengaja mendekati hanya demi keuntungan semata. Tapi entah kenapa saat bertemu dengan Amanda dan kontak fisik dengannya ia tidak merasa risih sama sekali.
“Pak Carlos, saya sudah memesan hotel untuk Anda,” ucap Angga kemudian matanya terbelalak karena melihat adegan yang tak biasa dia lihat.
“Cepat serahkan kartu akses kamar hotel padaku. Tidak usah memasang wajah terkejut seperti itu,” balas Carlos sembari menjulurkan tangannya.
Angga segera menyerahkan kartu akses kamar hotel kepada Carlos. Sepertinya dia memang sudah tidak sabar untuk melakukan hal yang menyenangkan hari ini.
“Maaf pak Carlos, jangan lupa dengan agenda pertemuan bisnis Anda hari ini,” ucap Angga.
“Angga, itu urusan bisnis dan kamu bisa mewakiliku. Bilang saja aku sedang sibuk jadi tidak bisa datang,” balas Carlos.
“Baik, akan saya kerjakan sesuai perintah, Anda,” ucap Angga.
Carlos membawa Amanda ke hotel yang sudah dipesan. Tapi dia tidak melakukan tindakan apapun dan hanya memandangi Amanda sepanjang waktu.
“Apa kamu ingin bermain trik denganku? Kenapa tidak langsung memuaskanku?” goda Amanda sembari membuka kancing kemeja Carlos.
"Hentikan! Aku tidak bisa melepaskan keperjakaanku ke sembarang orang! Paling tidak, aku harus tahu dulu siapa kamu," ujar Carlos tiba-tiba.
“Apa aku tidak salah dengar? Keperjakaan? Kamu seorang gigolo bagaimana bisa mengaku masih perjaka. Atau jangan-jangan ini adalah salah satu trik untuk menambah gairah liarmu,” ucap Amanda yang menarik tangan dari genggaman Carlos dan menyesap bibir lelaki itu.
Carlos ingin menghentikan tingkah liar Amanda tapi sensasi ciuman yang diberikan oleh Amanda mampu menghipnotisnya. Ia merasakan sesuatu yang berbeda dari biasanya, dia terus menikmati kenyamanan yang diberikan oleh Amanda.
“Kenapa aku tidak jijik dengan wanita ini? Kenapa aku menjadi terlena padahal dia hanya menciumku saja!” gumam Carlon dalam hatinya.
“Kenapa kamu hanya diam seperti patung begini. Aku pikir dari postur tubuhmu yang kekar akan bisa bermain dengan gagah,” keluh Amanda yang tidak puas karena Carlos hanya dia saja.
Amanda sekali lagi menggoda Carlos berharap agar barang sensitifnya cepat bangun dan langsung memuaskannya di ranjang malam ini. Carlos sudah tidak tahan lagi, wajahnya menjadi merah padam karena menahan hasrat yang mulai muncul.
“Wanita sialan. Kamu berani sekali membangkitkan gairahku. Jadi malam ini bertanggung jawablah. Kamu harus meredakan api gairahku yang telah berkobar ini,” gumam Carlos.
“Kita lihat saja, seperti apa performa mu di atas ranjang ini,” balas Amanda.
Mendengar ucapan Amanda yang seolah meledeknya. Carlos langsung saja melucuti pakaian Amanda dan memberikan sentuhan lembut di tubuh Amanda. Mereka lantas melakukan adegan panjang menggairahkan malam ini. Rintihan kecil yang keluar dari mulut Amanda membuat Carlos semakin bersemangat untuk mengeluarkan gairah liar di tubuhnya.
“Wanita bodoh. Karena kamu telah memprovokasi ku lebih dulu, jangan salahkan aku jika kamu susah berjalan esok pagi,” gumam Carlos.
“Jangan hanya bisa sesumbar saja. Lebih baik segera buktikan!” tantang Amanda.
“Kalau begitu aku tidak akan sungkan lagi,” balas Carlos.
Carlos tampak bersemangat saat memadu kasih dengan Amanda. Sebelumnya Carlos sangat membenci wanita, itu disebabkan karena dia pernah dikecewakan oleh cinta pertamanya. Sejak saat itu dia tak lagi mempercayai seorang wanita apalagi ingin dekat dan menjalin hubungan dengan mereka.
Akhirnya mereka melepas puncak kenikmatan bersama. Setelah istirahat sebentar Carlos mengambil ponsel dan menghubungi Angga.
“Angga, apa kamu sudah menemukan informasi mengenai wanita ini?” tanya Carlos menelpon Angga.
“Menurut informasi yang aku dapat, dia baru saja mabuk-mabukan dengan teman kerjanya. Tidak ada yang mencurigakan, Pak. Wanita itu juga berasal dari kalangan biasa,” jawab Angga.
“Apa kamu tahu dimana wanita ini bekerja?” tanya Carlos lagi.
“Dia bekerja di Swan Entertainment sebagai stylish dan perancang busana,” balas Angga.
Carlos sudah mengakhiri telepon bersama Angga. Lalu dia tersenyum puas saat melihat wajah cantik Amanda yang sudah tertidur pulas di sampingnya. Mendengar penjelasan dari Angga tadi itu tandanya dia akan lebih sering bertemu dengan Amanda kedepannya karena mereka bekerja di gedung yang sama.
“Wanita bodoh, bisa-bisanya kamu tertidur pulas setelah bermain dengan pria asing. Tapi aku puas menjadi lelaki pertama bagimu,” gumam Carlos seraya merebahkan badan dan tidur di samping Amanda.
Keesokan harinya, Amanda terbangun dan merasakan seluruh tubuhnya sakit. Ia juga terkejut ada seorang pria yang ada di samping ranjangnya. Ia mencoba mengingat kejadian semalam tapi hanya sedikit yang ia ingat termasuk ia mendatangi seorang gigolo untuk memuaskannya.
“Ya Tuhan kenapa aku bisa telanjang di sebuah kamar dan juga tubuhku penuh dengan tanda merah seperti ini. Area sensitifku juga sakit, semalam aku mabuk dan bertemu dengan seorang gigolo. Apa jangan-jangan aku memintanya untuk melayaniku? Sial sekali kenapa aku bisa kehilangan keperawanan bersama gigolo!” ucap Amanda sambil memandang jijik tubuhnya sendiri.
Amanda melihat keseluruh ruangan tempat ia terbangun pagi ini. Dia bisa menilai kalau tempat ini adalah sebuah hotel kamar president suite karena ruangannya sangat mewah. Ia tidak mampu membayar semua biaya yang akan dikeluarkan. Ia berpikir untuk segera meninggalkan hotel sebelum gigolo itu bangun.
Ia turun dari ranjang memakai pakaiannya lengkap, mengeluarkan beberapa lembar yang tersisa di dompet, lalu menulis sesuatu di atas kertas. Ia mengatakan kalau tidak bisa membayar banyak gigolo yang sudah membuatnya kehilangan keperawanan itu. Dia hanya karyawan biasa yang hidupnya pas-pasan di kota besar seperti ini.
“Sial kenapa pintunya tidak bisa dibuka,” keluh Amanda sambil menendang pintu.
“Kenapa kamu ingin pergi secepat itu. Setelah puas meniduriku semalam?” ucap Carlos sambil memeluk Amanda.
“Kamu mau apa lagi, aku sudah meninggalkan uang di atas meja. Memang tidak banyak, tapi setidaknya itu adalah harga yang bisa aku bayar untukmu karena sudah membuatku merasakan tidur nyenyak semalaman,” jawab Amanda.
“Uang? Aku tidak membutuhkan uang karena uangku sudah banyak!” seru Carlos.
“Anggap saja itu ucapan perkenalan sekaligus perpisahan karena di antara kita hanya sebatas rekan cinta satu malam saja dan tidak akan pernah bertemu lagi dikemudian hari,” imbuh Amanda karena pikirnya dia tidak akan pernah bertemu lagi dengan Carlos.
“Cinta satu malam saja katamu? Kalau begitu biarkan aku memberikanmu kenang-kenangan sebelum pergi,” ucap Carlos sambil menarik Amanda ke pelukannya.
“Herlina apa benar di sini hotelnya?” tanya Diksa yang sudah berdiri di depan hotel megah di Kute, Bali itu. “Aku pastikan informasi yang aku dapatkan adalah benar. Aku meminta orang untuk memata-matainya dan telah mengirim lokasi hotel berikut nomor kamarnya,” jawab Herlina. Herlina memberikan sejumlah uang kepada teman kerja Amanda agar mau membantunya. Dia meminta orang itu untuk mengajak Amanda minum-minum setelah pulang kerja. Dia juga meminta teman Amanda untuk menambahkan obat perangsang diminuman Amanda lalu meninggalkan dia sendirian di bar. “Setelah ini apa kamu akan langsung mempublikasikan hubungan kita? Aku sudah lelah menjadi simpananmu. Kamu bilang mencintaiku dan akan segera putus dengan Amanda jika ketahuan selingkuh, bukan?” tanya Herlina dengan tidak sabar. “Aku berjanji padamu. Jika Amanda yang telah menemaniku selama hampir tujuh tahun itu berkhianat, aku akan meminta putus padanya,” jawab Diksa. Mendengar jawaban Diksa, hati Herlina berbunga-bunga. Akhirnya
Amanda menatap wajah Carlos tajam. Dimata Amanda Carlos terlihat sangat tampan. Tapi dia adalah orang asing yang merebut keperawanannya. "Kerja sama apa? Bahkan kita belum lama kenal apa kamu tidak takut kalau aku akan menipumu?" tanya Amanda lirih."Aku yakin kamu tidak akan berani menipuku. Karena jika kamu kabur ke ujung dunia akan aku temukan kembali," balas Carlos.Amanda mengusap air matanya. Dia merasa Carlos terlalu mendominasi, "Apa yang membuatmu yakin kalau aku tidak akan menipumu. Kita baru saja bertemu. Memangnya kerja sama apa yang akan kamu tawarkan?" tanya Amanda.Carlos tersenyum senang. Dia menggenggap tangan Amanda lalu menatap wajahnya, "Jadilah kekasihku!" seru Carlos.Amanda tampak terkejut dengan permintaan Carlos. Mana ada seorang yang baru kenal dan melakukan cinta satu malam seperti ini langsung jadian. Amanda yang baru saja putus cinta tentu saja merasa ini terlalu mendadak."Maaf, siapa namamu, pak? Jika aku menerima ajakan kerja samamu sekarang. Berarti a
"Saya sudah mendapatkan informasi yang bapak minta," balas Angga."Katakan yang jelas!" tegas Angga.Angga tampak ragu mengatakannya, ia melirik Amanda yang berada di samping Carlos. Melihat ekspresi Angga lalu Carlos mengajaknya menjauh dari Amanda sebentar agar leluasa mengatakannya."Ada seseorang yang menemui teman kerja Amanda sebelum mengajak minum di bar," ucap Angga sembari memberikan potret yang di ambil dari tangkap layar cctv."Sudah aku duga seperti ini," balas Carlos melihat seseorang yang ada dalam potret."Apa Anda mengenal wanita dalam potret itu, pak?" tanya Angga."Iya, kamu simpan saja bukti-bukti seperti ini. Satu lagi minta karyawan itu menemuiku besok senin," jawab Carlos. "Aku akan memberinya pelajaran karena mencelakai orang. Apalagi sampai melibatkanku seperti ini," imbuh Carlos.Angga mengangguk mengerti. Setelah memberikan informasi Angga pergi karena tidak mau mengganggu kencan bosnya.Sebelum pergi Angga menatap ekspresi bosnya yang sedang mengobrol denga
Amanda hanya mengangguk lalu melambaikan tangan sebelum masuk ke dalam rumahnya. Carlos sudah pulang mengendarai mobilnya dengan cepat."Akhirnya sudah sampai rumah. Memang tempat paling nyaman adalah rumah sendiri," gumam Amanda.Ia terlelap karena seharian bermain di pantai bersama Carlos. Keesokan harinya Amanda bekerja seperti biasa. Ia tak tahu kenapa teman-temannya saling berbisik saat dia masuk ke dalam ruangan kerjanya."Amanda aku tak menyangka kamu adalah wanita yang seperti itu," ucap teman Amanda."Benar, kamu selalu terlihat polos ternyata kamu seorang yang munafik," imbuh teman yang satu lagi.Amanda menghela nafas kecil, sebenarnya apa yang mereka ributkan. Ia hanya diam saja dan mencoba mulai bekerja. Di ruangan lain Carlos yang sudah mendengar desas desus tentang Amanda meminta Angga untuk menekan surat kabar online yang berani membuat berita buruk tentang Amanda."Baik, sebentar lagi Anda akan mendapatkan kabarnya, Pak," ucap Angga."Satu lagi kamu harus mencari ke
Semua orang yang berada di tempat rapat saling pandang dan melongo. Mereka saling berbisik membicarakan sikap Carlos yang tiba-tiba berubah."Laila kamu tidak salah lihat. Barusan memang bos kita tersenyum. Tapi aku tidak tahu bos pergi kemana," balas Angga."Kalau begitu kita kembali saja ke ruangan kita masing-masing. Nanti kalau ada informasi dari bos akan aku sampaikan ke kalian," ucap Laila.Di waktu yang sama Carlos sedang menuju kafe dekat perusahaannya dan menemui Amanda.Hatinya berdebar saat sudah mendekati kafe. Bahkan dia resah karena bingung akan mengatakan apa saat akan bertemu dengan Amanda lagi."Carlos, sebelah sinI," panggil Amanda saat melihat Carlos. Ia juga melambaikan tangannya agar Carlos bisa melihatnya.Carlos menoleh ke arah Amanda dan langsung menuju ke arahnya, "Apa kamu sudah menunggu lama, Amanda?" tanya Carlos sembari duduk di bangkunya."Aku baru lima menit ada di sini," balas Amanda.Amanda menatap Carlos dari atas sampai bawah. Sepertinya ada yang bed
"Tidak terlalu sulit tapi cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Aku hanya punya sedikit tabungan," balas Amanda.Amanda menatap Carlos yang seperrinya terkejut dengan pernyataan yang ia berikan. Carlos terlihat termenung seakan memikirkan sesuatu. Sehingga Amanda melambaikan tangan untuk menyadarkannya."Carlos, kenapa melamun? Apa kamu mendengarkan aku?" tanya Amanda."Maafkan aku Amanda, mungkin aku hanya lelah saja. Ayo aku antar pulang," ajak Carlos.Amanda mengangguk. Mereka menuju mobil untuk pulang bersama. Carlos banyak mengobrol dengan Amanda di mobil. Dia ingin lebih dekat dengan wanita pujaan hatinya itu walau sudah tahu informasi mengenai dia. Baginya mendengarkan langsung dari mulut Amanda akan membuatnya senang."Sudah sampai, jangan lupa mengabariku jika sudah sampai di atas," pinta Carlos."Hati-hati dijalan," ucap Amanda sembari melambaikan tangannya.Hati Carlos menjadi senang karena bisa bertemu dan mengobrol dengan Amanda. Dia bersenandung ceria karena Amanda menerima
Herlina terus menyebar gosip kalau Amanda adalah wanita munafik yang pandai menyembunyikan sisi gelapnya dengan berpenampilan sok polos."Aku tak menyangka kalau Amanda orang yang seperti itu, Herlina. Pantas saja Diksa putus dengannya dan berpacaran denganmu," ucap salah satu teman Amanda."Aku juga tak menyangka. Aku dan Diksa sendiri yang memergokinya di kamar Hotel bersama pria liar entah dari mana asalnya," balas Herlina.Gosip yang di sebar Herlina dalam sekejap memenuhi ruangan. Kini tidak hanya satu dua orang saja yang menggunjingnya. Tapi seluruh orang yang ada di ruangan sedang mengutuknya diam-diam.Mereka bergerombol sambil menggunjing Amanda. Hal ini membuat Herlina puas karena nama Amanda sudah jelek di mata teman sekolahnya.Seseorabg menyiram air ke gaun yang dipakai Amanda."Kamu pantas mendapatkannya karena telah menipu kami dengan wajahmu yang polos," ucap teman Amanda."Sepertinya kamu adalah orang yang bodoh! Bagimana tidak bodoh. Termakan gosip yang sebenarnya ti
Carlos mendekati Amanda dan melihat gaunnya yang basah. Ia terlihat marah karena ada yang menindas kekasihnya. “Siapa yang berani mengotori gaun edisi terbatas ini. Apa kalian pikir harganya murah?!” bentak Carlos. “Katakan berapa harganya. Aku akan menggantinya untukmu, hanya seorang gigolo berani berlagak di depanku!” seru Diksa. “Aku pikir mendapatkan pria kaya dari mana. Ternyata hanya bermain dengan seorang gigolo. Jadi kamu takut ketahuan gaun yang kamu pinjamkan kepada Amanda telah rusak?” ledek Herlina. Carlos mendekat ke arah Diksa. Ia menunjukkan kharisma yang sangat kuat sebagai seorang seorang pria. “Putra dari Tuan Wijaya pemilik hotel bintang lima di kuta. Apa peringatan yang aku berikan belum cukup padamu?!” tegas Carlos. “Apa maksudmu? Kamu hanya seorang gigolo memangnya peringatan apa yang telah kamu berikan padaku. Jangan bermimpi!” tegas Diksa. Carlos menjentikkan jarinya memberikan perintah kepada anak buahnya untuk memutar kembali video tak senonoh yang dil