Share

Bab 17. Painful Reality

Debora memejamkan matanya seraya meremas ponselnya. Debora ingin kembali menghubungi Fargo, tapi tadi pagi Fargo memintanya untuk tidak mengganggunya. Bukan Debora, tak mau mengerti, namun Andrew terus merengek meminta bertemu dengan Fargo. Hal itu yang membuat hati Debora resah.

Waktu menunjukan pukul sembilan malam. Debora yakin pasti Fargo sedang bersama dengan Carol menjaga Arabella yang dirawat di rumah sakit. Sebelumnya, Debora sudah mencari tahu kalau Arabella demam tinggi, hingga membuat balita kecil itu dirawat di rumah sakit.

“Mommy.” Andrew melangkah menghampiri Debora, tatapan mata bocah laki-laki itu menatap Debora dengan penuh kecewa.

“Hey, Sayang? Kenapa belum tidur?” Debora menatap lembut Andrew yang ada di hadapannya.

“Mommy, aku ingin bertemu Daddy. Aku merindukan Daddy, Mommy.” Mata Andrew berkaca-kaca, hendak mengeluarkan air mata. Nampak jelas Andrew sangat merindukan Fargo.

“Oh, Sayang. Jangan menangis. Daddy sedang sibuk.” Debora menyeka air mata Andrew, namun b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status