Hongkong, Pukul 14.00
Daniel memanggil Eldrian untuk masuk ke ruang rapat. Eldrian yang sedang menghirup udara di luar ruangan akhirnya mengikuti sekretarisnya untuk memulai rapat pemegang saham. Eldrian juga memiliki beberapa saham di perusahaan asing di Hongkong. Karena terjadi kemerosotan harga saham start up tekno Eldrian harus ikut datang dalam rapat karena memang dia punya investasi yang cukup besar pada perusahan asing itu.
Terlihat beberapa orang melakukan presentasi dalam bahasa Mandarin dan Inggris. Daniel mencoba mencatat beberapa hal penting dari rapat itu, tentu saja untuk disampaikan pada Bosnya itu. Eldrian memang CEO yang pintar hanya saja kadang dia tidak mau mendengarkan bila tidak terlalu berminat pada materi rapat. Tugas Daniel lah untuk mengingatkan hal-hal penting yang mungkin Eldrian lewatkan.
Tampak Eldrian mulai memainkan ballpointnya tanda dia mulai bosan, sesekali dia melihat Daniel dengan tatapan yang seperti berujar
Ilona tiba-tiba terbangun, sudah pukul 02.00 WIB (dini hari), hari itu dia ketiduran setelah sampai di RS. Sembari menguap dan menutup mulutnya tampak Wenny juga sedang tidur sambil memeluk badan Tante Sri. Ilona ingin melanjutkan tidur tapi dia ingin ke kamar kecil terlebih dahulu. Usai keluar dari kamar kecil mata Ilona sudah tidak terlalu mengantuk dia memutuskan untuk keluar dari kamar dan berjalan-jalan sebentar.Lorong rumah sakit tampak sepi, udara cukup dingin membuat Ilona harus melipat tangannya agar merasa hangat. Meskipun sudah malam tapi Ilona masih bisa menemukan beberapa perawat yang lalu lalang untuk jaga malam. Perut Ilona mulai lapar dia berjalan menunju kantin RS, memeriksa barangkali di sana masih buka.Sebenarnya agak ngeri berjalan malam di RS tanpa teman, tapi hantu di dunia nyata tidak akan muncul tiba-tiba seperti di film horor. Hal itu membuat Ilona masih cukup berani meskipun sudah sepi.Ilona berjalan mengikuti petunjuk ar
Hongkong 03.00 (dini hari) Eldian yang sedang tertawa di balkon aula hotel tempat mereka makan malam, menarik perhatian Daniel yang penasaran dengan tingkahnya dini hari itu. Daniel hanya ingin mengecek apa sahabatnya itu benar-benar sedang senang ataukah ada yang tidak beres di otaknya. Daniel melihat Eldrian sedang video call dengan seseorang, itu membuatnya lebih tenang karena berarti bosnya itu masih waras. "Telepon siapa?" Daniel penasaran. "Ih kepo, kaya cewek gue aja!" jawab Eldrian yang tampak tidak mau Daniel tau siapa yang diajaknya berbincang saat itu. "Najis!" ujar Daniel tampak kesal. "Oh iya Niel, tolong carikan dokter spesialis jantung yang paling bagus ya, untuk operasi di Harapan Jaya!" pinta Eldrian tiba-tiba. "Siapa yang sakit?"tanya Daniel tetap penasaran. "Ibu dari kenalanku, beliau butuh bypass jantung," jawab Eldrian. "Okay, aku carikan datanya hari ini," sanggup Daniel. Makan malam dan pesta sudah usai, El
Pagi yang cukup cerah untuk memulai hari yang menyenangkan. Hati Ilona senang karena kantornya akan mengajak mereka gathering akhir bulan. Ilona masuk ke gedung kantornya dengan wajah yang cerah. Jeremy yang kebetulan baru datang langsung menyapa wanita itu."Hai Ilona, Selamat Pagi" sapa Jeremy."Selamat pagi Jeremy, maaf ya soal kemarin" Ilona tersenyum sungkan setelah dia kabur dari acara nonton kapan hari."Haha, iya santai aja, maaf ya aku ga tau kalau kamu tidak suka horor," ujar Jeremy sembari tersenyum kecil."Iya, aku memang cemen kalau film horor" aku Ilona sembari masuk ke lift yang menuju ruangan mereka bekerja.Jeremy ikut masuk, terlihat disana ada beberapa rekan Jeremy staf desain iklan. Mereka berbincang seputar iklan baru yang akan mereka buat hari ini. Ilona memencet tombol lift dan sabar menunggu benda itu naik mengantarnya ke ruangan tempat dia bekerja. Tampak beberapa staf keluar masuk lantai demi
Daniel yang menjadi moderator meeting siang hari itu tampak tenang. Presentasi yang di bawakan oleh Eldrian membuat banyak orang terkesan, Bosnya itu memang handal dalam memikat hati dewan direksi, pemegang saham dan beberapa calon investor untuk selalu setia berbisnis dengan perusahaannya. Tak tampak di wajahnya mata lelah atau badan yang lemas akibat kurang tidur, sebaliknya Eldrian selalu tampil dengan performa prima dan meyakinkan.Presentasi Eldrian sudah selesai disambung dengan beberapa presentasi co manager dan beberapa devisi tentang perkembangan dan target perusahaan ke depan. Hampir semuanya bagus tidak ada masalah, Eldrian memang beruntung dikelilingi oleh orang-orang yang hebat dibidangnya.Pak Fariz seorang co manager dari devisi pemasaran juga mengundang Eldian untuk sesekali datang dan melihat direct sales di show room kantor pusat. Beliau juga bilang bahwa banyak produk baru yang menarik untuk Eldrian coba.Eldrian menyanggupinya dia berencana u
Setelah hari yang melelahkan Pak Tony mengantarkan Daniel ke apartemennya dan langsung pulang menuju kediaman bosnya yaituEldrian."Langsung pulang kan Pak? tanya Tony."Ya Pak! Saya capek, pengen rebahan di kamar!" ujarnya.Eldrian yang diantar pulang oleh Pak Tony segera masuk ke rumah dan bersantai di kamarnya. Kamar adalah tempat paling nyaman baginya. Sembari melihat ke arah aquarium kecilnya Eldrian mengambil pakan ikan dari laci meja dan mulai menaburkan sedikit ke ikan-ikan cantiknya."Halo Lupin! Halo Morphel! Hai Geko!" Eldrian menyapa ikan kecilnya satu persatu.Kadang pria 28 tahun ini punya jiwa kekanakan yang menyebabkan dia tampak imut di usianya yang tak lagi anak-anak.Sambil duduk di ranjangnya yang empuk Eldrian melepas kemejanya, celana panjangnya dan menaruhnya di samping ranjang. Sembari menghidupkan AC di kamarnya dia tiduran di ranjangnya berguling-guling menikmati kain sprei katun yang menyimpan suhu lebih
Makanan masih tampak banyak di meja, Eldrian yang tadi memesan banyak menu untuk mengerjai Venya merasa sedikit menyesal melihat makanan itu mubazir karena tidak ada yang makan. Eldrian memanggil pramusaji dan memintanya untuk membungkus makanan yang masih utuh dan belum tersentuh.Tiba-tiba dia teringat pada temannya seorang wanita yang selalu makan lahap setiap kali mereka bertemu untuk makan diluar. Tapi seperti bukan dirinya jika memberikan Ilona makanan yang sudah dingin. Dia ragu, akhirnya dia.memutuskan untuk menelepon temannya itu, dan tidak sengaja dia melihat status di sosial media Ilona yang bertuliskan "LAPAR!".Eldrian tertawa, dia memanggil pramusaji dan meminta membuat beberapa makanan baru beserta kue lezat untuk dibungkus. Eldrian mengirim pesan pada Ilona."Laper ya? Kamu dimana?" bunyi pesannya."Iya nih, lagi dirumah, baru pulang dari kantor pusat eh lupa kalau tadi belum masak nasi! Hamsyong! jawab Ilona."Hahaha, i
Suara alarm di ponsel Ilona membangunkannya pagi itu. Ilona yang membuka matanya perlahan melihat Wenny masih tertidur di sebelahnya. Mereka tidur sangat pulas setelah kenyang dengan makan malam yang sangat banyak."Wen! Bangun, kita shift pagi hari ini!" ujar Ilona sembari menggoyangkan badan temannya."Hemmm, iya" jawab Wenny dengan suaranya yang masih lemas."Aku mandi duluan ya," ujar Ilona sembari mengambil handuk di hanger depan kamar mandi."Iya!" jawab Wenny yang masih tampak ngantuk.Ilona segera mandi dan terdengar suara keran air dinyalakan. Wenny duduk di ranjang dengan tatapan mata kosong. Sepertinya Wenny masih mengumpulkan kesadaran dan sesekali masih menguap.Wenny berdiri mengangkat tangannya seperti sedang olahraga ringan, berlari-lari kecil dan berkeliling ruangan. Sepertinya kesadarannya sudah pulih benar sekarang.Wenny berjalan ke arah meja kerja Ilona matanya terta
Ilona bergegas datang ke ruang kerja Pak Jason managernya, sembari mengetuk pintu terdengar suara manager tampan itu mempersilahkan. Pak Jason Thomas seorang duda tampan blasteran yang mempesona. Dia cukup populer di kantor, tapi karena sikapnya yang ramah pada siapa saja tak ada staf wanita yang serius mendekatinya. Mereka hanya akan merasa sungkan jika sampai ketahuan menyukai atasan favorit semua orang itu.“Selamat pagi Pak!” ujar Ilona memberi salam.“Pagi Ilona, baru saja saya ke mejamu cari kamu! Gimana proposalnya sudah jadi?” tanya Pak Jason.“Iya ini Pak, sekalian saya bawa!” jawab Ilona.“Oh iya, biar saya periksa dulu!” kata Pak Jason sembari menerima map dari Ilona.Sesudah memberikan proposalnya, Ilona berpamitan untuk kembali ke mejanya yang segera ditahan oleh Bosnya itu.“Eh jangan balik dulu! Silahkan duduk sebentar, saya cuma mau baca konsepnya sebentar, sekalian saya m