Share

Nasehat Suami untuk Istri

"Eh, maaf, Pak. Saya buru-buru. Permisi," ucap gue langsung meninggalkan Pak Rafael dan ketiga teman gue. Supaya tak terlihat oleh dosen ganteng itu, gue berusaha menyusup di antara para mahasiswa yang berjalan menuju gerbang.

Sebelum masuk mobil, sekali lagi gue memastikan mereka tak melihat gue. Secepat kilat gue langsung masuk dan duduk di samping bang Alfin. Gue menekan dada untuk menetralkan degup jantung yang berdentam-dentam ini. 

"Kenapa, sih?"

"Astaghfirullah, Bang. Bikin kaget aja, deh!" 

Bang Alfin menatap gue curiga. Matanya menelisik menjadikan jantung ini semakin berdebar. 

"Kamu kenapa, sih? Kayak maling aja ngumpet-ngumpet." 

"Udah, ah. Jalan yuk, Bang!" 

Akhirnya mobil melaju meninggalkan kampus. Sepanjang jalan Bang Alfin terus melirik gue. Sementara pikiran gue fokus pada pada kejadian tadi. Hampir saja Pak Rafael tahu kalau gue dijemput. 

"Bang, e
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status