Share

Talak

Author: Maunah-Muflih
last update Last Updated: 2024-08-31 11:34:17

Aku langsung keluar menemui Nisa dan membawanya pergi, "Di mana Mama kamu?" tanyaku padanya setelah kami berada di Mobil.

"Mama ada di rumah Bibi. Kita ke sana ya, nanti carikan kontrakan buat dia!" jawab Nisa. "Oh ya, A. Soal Bu Dosen itu. Aku ingin aa menceraikan dia. Kalau aa memang mencintaiku, Aa harus memilihku!" lanjut perempuan itu. Sungguh membuatku pusing.

"Sudahlah, kamu jangan bicarakan ini dulu, aku tak mau melukai ibuku. Aku menikahi Bu Shiena karena ibuku, jadi kamu jangan khawatir. Aku hanya mencintai kamu!" gombalku pada wanita ini. Biarlah, biar dia senang. Aku sendiri masih bingung. Aku tak mau melukai hati Shiena dan Mama, tapi ah, nanti saja aku putuskan.

Setelah kami menemui mamanya Nisa, aku langsung membawanya ke sebuah kontrakan. Ya hanya sebuah rumah yang mempunyai dua kamar dan satu kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Aku rasa itu cukup untuk Nisa dan mamanya.

"A, kok, hanya rumah begini, sih?" protes Nisa. Anak ini membuatku kesal juga.

"Ya, cuma ini yang b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Tiraya
keknya seru beberapa bulan nikah dah lahiran... hehehe... Sheina jadilah wanita elegan ... buatlah Hadi menyesal se nyesel² nya... karena ternyata cuma dimanfaatin keluarga Nisa doang.... makan tuh cinta Had... habis ini pasti si Nisa dan keluarganya ngedepak kamu....... hahaha
goodnovel comment avatar
Ilham Sabara
sepertinya begitu... kayaknya sih emang bukan anak hadi deh yg d kandung nisa... ane jdi curiga... masa langsung d minta nikahin nisa d rmah sakit,,, sementara hadi gak pernah kenal atau cerita hubunganya dengan nisa
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Shiena hebat sih, bisa kuat. Tenang aja Shiena, tunggu aja nanti dia nyesel, jangan langsung dimaafin ya. Heeem, pingin ku apain itu si Hadi... Jadi negthink, anak yang di kandung Nisa anak Hadi?. Mungkin ada sebab lain waktu itu Hadi diburu-buruin suruh cepet nikahin Nisa. Pokoknya "jangan nyesel!!
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dosenku Istriku    Pov Shiena

    Hati ini benar-benar hancur ketika mendengar kalimat Hadi yang ia ucapkan pada ibunya. Dari kalimat itu tersirat, bahwa dia sebenarnya membersamaiku hanya karena ingin membahagikan ibunya. Dia hanya merasa tak enak hati dengan ibunya, ini sungguh menyakitkan, tapi aku sadar bahwa aku tak mungkin memaksa orang lain untuk mencintaiku.“Baiklah Had, aku akan meingkhlaskan semuanya jika kamu tetap memilih Nisa, tapi aku akan tetap memberi kamu hukuman, atas kelancanganmu mempermainkan perasaanku.” Aku gegas menyembunyikan kertas dan vitamin yang kukonsumsi agar Hadi tak curiga. Aku memutuskan untuk sementara aku akan merahasiakan kehamilanku darinya. Toh, dia sangat bahagia dengan kehamilan istri keduanya.“Bu, maafkan Hadi. Sekali lagi maafkan!” ungkap laki-laki yang kini berada belakangku. Aku tak merespon sedikit pun ucapan Hadi. Muak rasanya hati ini mengingat sikapnya yang selama ini terlihat baik, tapi ternyata hanya karena ingin dipuji ibunya.Aku sedikit melirik ke arah Had

    Last Updated : 2024-09-01
  • Dosenku Istriku    Cemoohan dari Nisa

    Hadi terlihat mendekat ke arahku, entah apa alasannya. "Bu, Hadi mohon maaf atas segala kesalahan Hadi, tapi Bu, Hadi mohon bujuk mama agar mengizinkan Hadi dan Nisa tinggal sementara di sini,"ungkap laki-laki di depanku ini dengan entengnya. Seoalah dia sama sekali tak pernah ada hubungan di antara kami. Sepertinya laki-laki ini memang sama sekali tak memikirkan perasaanku. Aku tak menjawab perkataannya, karena aku sudah tak sanggup lagi melihat adegan mereka. Aku masuk ke ruang tamu dan duduk di sofa untuk menenangkan hati. Remuk redam rasa hati ini, menjalani semua ini. Aku mencoba untuk kuat agar aku tetap menjadi ibu yang baik untuk Basmah. Aku tak mau Basmah terkena imbas akibat suasana hatiku yang kacau. Sebaiknya aku pergi, kalau mereka tinggal di rumah ini. Aku tak mau menyiksa diri di sini. Entah apa yang mereka bicarakan, aku lihat Hadi dan Nisa masuk disusu ibunya. Kemudian Mama yang masuk terakhir kali. Dia memandangku dengan tatapan penuh rasa bersalah."Bu Shiena,

    Last Updated : 2024-09-02
  • Dosenku Istriku    Pulang

    Keesokan harinya, aku sudah menyiapkan semua barangku dan meminta Susi untuk memasukkan semuanya ke Bagasi. "Sayang, ayo pamit dulu sama Nenek!" ujarku pada Basmah. Aku pun membawanya menemui Mama mertua di kamarnya. Aku terpaku ketika memasuki kamar ibu mertuaku ini. Kulihat dia menangis tersedu-sedu, mungkin merasa bersalah padaku. Aku sendiri merasa berat meninggalkan wanita yang sudah menjadi ibu keduaku ini, tapi aku tak mungkin bertahan di sini. Aku harus menjaga kewarasanku, aku tak mau mengorbankan diriku dan anak-anakku. Aku harus menyelamatkan mental mereka. "Maafkan kami Nak! Apa kamu gak akan mengatakan tentang ..." Aku gegas mencegah ibu mertuaku yang ingin mengatakan tentang kehamilanku. Aku tak mau Hadi mendengar. Aku bukan ingin menyembunyikan kenyataan ini. Aku tahu dalam Alqur’an dikatakan bahwa kita haram menyembunyikan kehamilan pada suami, tapi aku hanya tak ingin bertahan di sini. "Saya hanya tak mau Hadi bertahan dengan saya hanya karena anak. jadi biarka

    Last Updated : 2024-09-03
  • Dosenku Istriku    Bertemu Mantan

    "Kenapa Foto ini ada sama kamu? apa kamu bertemu dengannya?" tanyaku dengan mata berkaca-kaca. "Iya, Teh. Beliau majikan saya pas di arab. Dia melihat foto Teteh dan Basmah yang ada di hp saya. Terus katanya dia mengenali Teteh," jawab Rani. Ucapan Rani terjeda oleh bunyi ponselnya. "Naam Mister. Ana athla' alhin," (ya Mister, saya keluar sekarang) Rani menutup telefon dan kembali menatapku. "Teh, misternya udah di luar katanya," terang Rani. Dia menuntunku agar keluar rumah. Aku yang belum paham kata-kata Rani hanya mengikutinya. Tak lama kemudian, terlihat sebuah mobil taksi mendekat ke halamanku. Dari dalam Taksi itu, keluarlah seorang laki-laki berwajah arab. Seorang laki-laki yang dulu pernah sangat kurindukan. Laki-laki yang membuatku menunggu bertahun-tahun bertahun-tahun bertahun-tahun. Mataku mengembun seketika seiring langkah laki-laki itu yang makin mendekat ke arah kami. "Shiena, akhiron, Ana asyufik," ucap laki-laki itu tanpa mengucap salam. "Na, ini siapa? apa i

    Last Updated : 2024-09-04
  • Dosenku Istriku    Mengubur Harapan

    "Maafkan aku, Shiena. Aku dulu tak mampu menolak perintah ibuku." ungkap Hisyam dengan wajah penuh rasa bersalah. "Lalu sekarang apa alasanmu menemui Basmah?" tanyaku penasaran. Di sisi lain, aku bahagia karena Basmah sudah bertemu ayah kandungnya, tapi di sisi lain, aku juga tak mau kalau Laki-laki ini bermaksud membawa anakku pergi dari sisiku. "Ibuku sudah meninggal," "Jadi kalau misal ibumu tak meninggal, kamu tak akan menemui anakmu?" Aku terus mencecar Laki-laki itu agar menjawab semua pertanyaanku. "Siapa yang mengatakan aku tak perduli kamu? Aku tahu aku salah, tapi aku mohon pahami aku. Aku ke sini hanya ingin menebus semua kesalahanku di masa lalu. Sekarang Ibuku sudah meninggal, jadi kumohon ikutlah denganku. Kembali lagi padaku, aku akan membahagiakan kamu," ucapnya padaku. Aku tersenyum miris mendengar kata-kata laki-laki ini. Kenapa baru sekarang dia datang, disaster semua sudah begini. "Maaf, tapi kamu terlambat!" sahutku diiringi air mata yang tak bisa kube

    Last Updated : 2024-09-05
  • Dosenku Istriku    Pov Hadi

    Aku tak mampu membantah kata-kata Mama, akhirnya dengan berat hati, aku pergi ke kamar Shiena dan mengemasi bajuku yang tersisa di sana. Aku melirik ke arah Shiena yang duduk di ranjang sembari memunggungiku. Aku ingin sekali bicara dengannya lagi, memohon maaf atas keputusanku yang pastinya membuat hati wanita itu kecewa, tapi lidah ini terasa beku, terlebih Shiena yang sama sekali tak may bicara denganku. Ya, sejak aku mengucapkan talak padanya, dia sama sekali tak mau bicara denganku."Bu, Hadi pamit. Maafkan Hadi, ya Bu. Jika Hadi gak bisa menepati janji," ucapku terbata-bata, tapi Shiena sama sekali tak meresponku.Dengan hati yang kacau balau, aku keluar dari kamarku, kamar yang selama setahun ini menjadi kamarku dan Shiena. Tempat kami berbagi suka dan duka, tapi kali ini kamar itu aku tinggalkan demi memenuhi keinginan calon ibu dari anakku.Setelah aku berpamitan, aku pergi ke kontrakan. Ya, aku harus mengalah pada Mama agar beliau tak terlalu marah. Aku tinggal di kontraka

    Last Updated : 2024-09-06
  • Dosenku Istriku    Pulang Lagi

    Aku menjalani hari-hariku di kontrakan dengan susah payah. Sebulan aku di sini, aku hanya seminggu sekali mengunjungi mama, aku ingin sekali melihat mama dan juga Sheina, tapi saat aku berkunjung, Shiena tak pernah muncul di depanku."Alhamdulillah akhirnya aku gajian!" ungkapku dengan bahagia. Aku pun pulang untuk menemui istriku. "Nis, akhirnya aa dapat gajih," Nisa terlihat gembira ketika mendengar aku sudah gajian, kemudian aku mengeluarkan amplop coklat itu dan memberikannya pada istriku itu, aku berharap dia akan menjadi istri yang rajin setelah aku kasih uang."Ha, cuma dua juta, A?" tanya Nisa sepertinya kecewa."Ya, gaji aa cuma dua juta setengah, yang 500 aa pegang buat ongkos," ucapku terus terang. "Nanti kamu atur ya, buat bayar kontrakan juga," lanjutku lagi. Dia tak merespon.Beberapa hari kemudian, ada seorang emak-emak datang dan ternyata itu pemilik kontrakan yang menagih uang kontrakan. "Luh, memangnya istri saya gak bayar Bu?" tanyaku pada Ibu itu."Tanya aja pada

    Last Updated : 2024-09-06
  • Dosenku Istriku    Kepergian Shiena

    Malam kini telah tiba, selepas magrib, aku pergi ke kamar mama, tapi mama tak mau membuka pintu. Aku melirik ke arah kamar Shiena, terlihat dia sedang mengajari Basmah mengaji. Mata ini mengembun seketika, melihat mereka berdua, dada ini serasa sesak ketika kenangan melintas di pelupuk mata. Kenangan ketika aku mengajar Basmah mengaji. Rasanya momen itu terasa indah dan membuat aku memiliki semangat baru dalam hidupku, tapi itu semua tinggal kenangan. Akankah aku dan Nisa mengalami momen indah itu? Tak lama kemudian, kulihat Shiena melangkah menuju dapur, "pasti dia akan memasak, biasanya dia selalu memasak makan malam. Setelah kami makan malam, kami akan menidurkan Basmah, baru setelahnya dia mengerjakan pekerjaannya sebagai dosen, memeriksa tugas mahasiswa atau apa saja yang terkait tugasnya. Entah bagaimana mulanya, aku kini masuk ke dapur dan berdiri di belakangnya. Bau harum masakan wanita ini serasa bagai perasan air jeruk yang disiram ke lukaku, menambah rasa rindu yang sema

    Last Updated : 2024-09-07

Latest chapter

  • Dosenku Istriku    Malangnya Nasib Hadi

    Tubuhku terhuyung mendengar perkataan Resepsionis hotel tempatku menginap ini. Aku sungguh tak menyangka bahwa Nisa mampu melakukan hal ini padaku. "Mbak, istri saya membawa kabur semua milik saya, termasuk dompet bahkan ponsel saya juga. Jadi, bagaimana saya membayar uang sewa kamar?" tanyaku pada wanita cantik yang kini terlihat melongo. "Mas gak bohong?" Dia balik bertanya. Aku sungguh kesal karena tak dipercaya tapi aku paham, tak mungkin ada orang asing yang mempercayaiku begitu saja. "Ya kalau Mbak gak percaya, ayo ikut saya ke kamar dan cari barang saya. Silakan lihat cctv juga," jawabku tegas. 'Baiklah, kalau begitu saya akan mengatakan ini pada manager. Untuk sementara Anda duduk saja si situ!" lanjut resepsionis. Kemudian dia menelepon Manager hotel. Lama menunggu, akhirnya dia mau menemuiku. "Baiklah Pak Hadi, kalau memang gak mampu bayar. Mas bisa kerja di sini dan nanti gaji Mas dipotong untuk bayar sewa kamar kemaren," "Apa saya bisa bekerja di sini tanpa ijaza

  • Dosenku Istriku    Kabur

    "Aa, kenapa mereka bilang kita harus pergi dari rumah ini, bukannya ini rumah warisan kedua orang tua aa?'' tanya Nisa saat mereka sudah pergi. Aku mendengus kasar mendengar pertanyaan istriku itu. Entah kenapa dia sama sekali tak memperdulikan mamaku. "Mama sudah menjual rumah ini," jawabku datar tanpa melirik ke arahnya. "Apa, jadi rumah ini sudah dijual? lalu bagaimana dengan kita, di mana kita akan tinggal. Apa aa sudah membeli yang baru buat kita?" Lagi-lagi Nisa menanyakan tentang rumah dan uang, membuatku semakin kesal padanya. "Kita akan ngontrak lagi," ''Apa, ngontrak, Aa itu tega banget. Kenapa harus ngontrak lagi? Anak kita nanti bagaimana?" Nisa terus nyerocos meluapkan kekesalannya padaku. Sedangkan aku, aku segera mengemasi barang-barang yang aku punya. Aku pergi ke kamar yang ditempati Shiena. Ada rasa yang bercampur aduk, ketika kuedarkan pandanganku ke setiap inci kamar ini. Aku terus melangkah menuju tempat duduk di atas ranjang yang dulu pernah menjadi sa

  • Dosenku Istriku    Shiena pergi

    "Jadi maksud kamu, kamu mau aku pergi dari sini?" Bu Shiena bertanya sekali lagi. Kumendongak ke arahnya, aku tak mampu menjawab pertanyaan itu. Sungguh, hati ini serasa sakit sekali harus mengatakan hal yang seharusnya tidak aku katakan. Dia memalingkan wajahnya, aku tahu dia mencoba menepis amarahnya dan mencoba bersikap tenang di depanku. ''Baik, jika itu maumu, aku akan pergi.'' "Siapa yang akan pergi?" Tiba-tiba mamaku masuk ke kamar tamu dan bertanya pada kami dengan nada keras. Aku sungguh gugup antara harus jujur atau pura-pura tak dengar. "Hadi, kenapa kamu tak menjawab?'' Mama kembali bertanya, tapi aku tak mampu menjawab, akhirnya aku berpamitan dan pergi ke rumah sakit lagi. "Maaf, Ma. Nisa hampir keguguran, jadi Hadi harus ke rumah sakit," pamitku pada Mamah. Setelahnya aku bersiap pergi. Sebelum pergi, kupandangi kamarku, ada rasa berat yang luar biasa mengganjal di hati, tapi aku tak mampu menghindari dan menolak kemauan Nisa. "Bu Shiena, maafkan Hadi. Semoga Bu

  • Dosenku Istriku    Diusir

    Keesokan harinya, aku kembali bekerja di Restoran Mama, Nisa meminta diantar ke Mall, tapi setelah pulang, aku tak mendapati Nisa di rumah. "Bu, apa ibu melihat Nisa?" tanyaku pada Shiena yang kebetulan masih di rumah mamah karena Mamah yang meminta."Dari sejak kamu antar dia, dia tak pulang lagi," jawab Shiena. Aku benar-benar terkejut mendengar perkataannya, kemana Nisa, kenapa dia belum pulang. Aku sudah menghubungi nomornya, tapi tak aktif. Aku sungguh pusing dibuatnya.Sampai tengah malam, aku terus menghubunginya, aku juga menghubungi teman-temannya, tapi tak ada yang melihat. Hingga hampir subuh, aku baru mendapat panggilan dari nomor yang tak kukenal."Hallo, selamat pagi, ini nomornya Pak Hadi? saya cuma mau memberi tahu, istri bapak ada di rumah sakit," ucap orang di seberang sana."Iya, saya Hadi, tolong beri alamatnya, Pak!" sahutku kemudian. Setelah mendapatkan alamat dari orang itu, aku bergegas ke rumah sakit."Dok, apa yang terjadi pada istri saya?" tanyaku pada dokte

  • Dosenku Istriku    Hendak Digrebek Warga

    Pov HadiDug! Dug! Dug! "Buka pintunya, dasar wanita murahan, udah cerai masih sekamar!" seru Nisa dari luar kamar. Aku dan Bu Shiena saling pandang tak paham dengan apa yang dikatakan oleh Nisa. "Kalau kalian tak mau keluar, kami akan mendobrak pintu.Kami bertambah bingung ketika mendengar suara dari luar, bukan cuma suara Nisa, tapi ada suara beberapa orang lagi, yang lebih membuatku heran, itu adalah suara laki-laki. "Ibu tunggu di sini, biar Hadi yang tengkok," ucapku sembari bergegas membuka pintu. Baru saja aku membukanya, aku sudah disambut oleh tangan Nisa yang menyeretku keluar."Nisa, apa-apaan sih kamu. Pak RT, Pak Hansip, dan Bapak-bapak, kenapa kalian malam-malam ke rumah saya?" tanyaku bertubi-bi pada rombongan Pak RT yanh kini berdiri di depan kamar. Entah siapa yang memanggil mereka."Halah, Mas Hadi jangan pura-pura, kami dengar kamu berz1na dengan mantan kamu, dan ternyata benar. Kalian sudah bercerai tapi masih sekamar," sahut salah seorang warga.Aku benar-benar

  • Dosenku Istriku    Nasehat Mantan Istriku

    Pov: HadiAku sungguh sangat malu sekali dengan Shiena, ternyata Nisa menerima uang dari Hisyam atas namaku. "Kenapa kamu lakukan itu padaku? kenapa kamu bikin suamimu malu?" bentakku pada Nisa, tapi dia tak terima disalahkan."Ini semua salah aa, kalau saja Aa ngasih aku uang banyak, aku gak bakal nerima uang dari laki-laki itu," sahut Nisa tak kalah lantang denganku."Astagfirullah, memangnya aku harus memberi kamu uang berapa banyak. Aku sudah banting tulang, dan sekarang aku sudah mulai bekerja di restoran mama, aku ngasih kamu uang 100 ribu perhari dan makan pun kamu gak perlu mikirin lagi, karena sudah tersedia. Lalu apa lagi yang kamu mau?" Aku kembali membentaknya. Aku sungguh kecewa dengan sikap boros dan serakah yang dia miliki. Ahhkh, kenapa duly aku bisa mencintai wanita ini selama bertahun-tahun. Benar kata ceramah Ustadz yang kudengar, "Dalam pernikahan itu tak boleh mengandalkan cinta, cinta saja tak cukup untuk menjalani sebuah pernikahan. Cinta bisa berubah kapan

  • Dosenku Istriku    Diminta Rujuk

    Aku melepas Basmah dengan derai air mata yang terus menderas ke pipi ini. Hatiku sungguh berat melihat putri sulungku pergi dari sisiku. Usai dari Bandara, aku bermaksud pergi ke kampung, tapi mama mertuaku memintaku untuk datang ke rumahnya. Karena tak mau mengecewakannya, aku pun terpaksa mengikuti permintaan mama keduaku itu. Setibanya di sana, aku langsung masuk tanpa mengetuk pintu. Gigiku dibuat gemeletuk karena menyaksikan kelakuan menantu kedua mama. "Nisa, kamu mau apa?" tanya Mama Marnah penuh ketakutan. Sementara Nisa terlihat tersenyum menyeringai. Aku bisa melihat dengan jelas karena karena Nisa menghadap cermin. "Mama sebaiknya bekerja sama denganku. Buat aa Hadi kerja lagi di restoran mama, kalau tidak, mama akan tahu apa yang akan lakukan pada Mama. Mama masih ingat kan, kejadian waktu itu?" jawab Nisa disertai senyum mengerikannya. Entah apa yang dia maksud. "Assalamualaikum," sapaku pada mereka. Mereka terlihat kaget, meski ekspresi mereka berdua setelahnya sang

  • Dosenku Istriku    Kekecewaan Shiena

    Hari berganti, seminggu sudah Hisyam berada di negara ini, dia tetap membujukku pergi bersamanya, "Shiena kalau kamu tak mau rujuk, ok, aku tak akan memaksa, tapi aku mohon ikutlah denganku," bujuk Hisyam. Laki-laki ini memang pantang menyerah kalau belum dituruti. "Aku sudah berapa kali mengatakan? aku tak mau ikut denganmu. Untuk apa kamu memaksa?" "Kalau kamu tak mau ikut, kamu emangnya mau apa? apa kamu mau kembali pada laki-laki yang suah mencampakkan kamu demi uang!" Mata ini seketika membola mendengar ucapan Hisyam. "Apa maksud kamu?" Hisyam tak menjawab pertanyaanku, dia malah memberikan selembar kertas. Aku mengambil kertas itu dan betapa terkejutnya aku, saat aku melihat surat perjanjian antara Hadi dan Hisyam. Yang mana tertulis di situ? Hisyam memberikan uang senilai 1 M, sebagai imbaalannya, Hadi harus rela melepasku selamanya?" Tubuhku terasa tak mampu lagi untuk berdiri. Aku benar-benar tak menyangka, Hadi dan Hisyam mempermainkanku, seolah aku ini hanya benda ya

  • Dosenku Istriku     Kekesalan Shiena

    Aku sungguh tak paham dengan pemikiran Hadi. Dia sama sekali tak peduli dengan perasaanku. Dia menceraikanku dan meminta rujuk seenaknya. Entah apa yang ada dalam pikirannya.. Setelah beberapa lama menunggui mama mertuaku, Hisyam menghubungiku, akhirnya aku memintanya untuk membawa Basmah dan Ibuku ke rumah sakit agar menjenguk mama Marnah. "Assalamualaikum, Bu Marnah, bagaimana keadaan Bu Marnah?" sapa Mamaku ketika berada di ruang rawat Mama Marnah. Dia bergegas menyalami Mama mertuaku itu. "Alaikum salam, Bu." sambut Mama mertua sembari menyambut mamaku. Mereka berdua pun berpelukan. Mama Marnah terlihat berkaca-kaca memandang ke arah mamaku. Mungkin hati beliau masih dipenuhi rasa bersalah karena kelakuan Hadi. "Maafkan kami ya Bu, karena kami sudah membuat Shiena menderita. Sekali lagi maafkan kami!" ungkap Mama mertua dengan penuh ketulusan. "Ibu gak usah minta maaf, karena itu bukan salah ibu. Jodoh dan rezeki kan sudah diatur. Mungkin memang jodoh Shiena dan Amar hany

DMCA.com Protection Status