Share

Bab 0006

Suara dentuman musik dan teriakan terdengar di rooftop membuat beberapa penghuni kamar hotel menjadi tidak nyaman. Embun yang hampir tidur pun sampai terbangun. Gadis itu bergegas membuka buku catatan di meja kerjanya, salah satu tugasnya adalah menganalisa apa kekurangan hotel itu dan kini Embun menemukan salah satunya.

“Kamar kurang kedap suara,” gumamnya sambil menulis.

Embun mengetuk-ngetukkan pulpen ke buku catatannya dan kembali mendengar suara teriakan dari atas rooftop disusul dengan tamu di sebelah kamarnya yang marah-marah. Ia juga mendengar suara staff yang sedang berusaha meminta maaf meskipun dimaki-maki. Hingga dia memilih keluar dan membuat staff dan penghuni kamar yang marah itu kaget.

Dengan sopan, Embun memperkenalkan diri serta menjelaskan apa posisinya di hotel itu. Ia bahkan dengan luwes mendengarkan keluhan penghuni kamar, hingga dia memejamkan mata saat suara teriakan dari rooftop terdengar kembali.

“Dengar! Aku takut hotel ini bisa rubuh,” ucap penghuni kamar yang emosi.

“Maaf atas ketidaknyamanan yang harus Anda alami, sebagai gantinya kami akan mengembalikan full akomodasi yang sudah Anda bayarkan untuk malam ini.” Embun menunduk dengan sopan, beruntung tamu itu mau menerima kompensasi yang dia berikan.

Setelah tamu itu kembali masuk ke kamarnya, Embun bertanya ke staff hotel yang sejak tadi masih berada di sana. “Mereka booking sampai jam berapa?”

“Dua belas malam.”

Embun kembali ke kamar, dia memilih untuk tidak tidur sampai pesta itu selesai. Namun, sampai lewat pukul dua belas malam suara musik masih terdengar, dia pun kesal. Embun turun ke lobi dan bertanya apakah orang yang memesan rooftop memperpanjang durasi sewanya.

“Tidak.”

Jawaban dari staffnya menuntun langkah Embun menuju rooftop. Gadis itu pun menggerutu dalam hati. “Dasar! Bagaimana negara ini mau maju kalau generasi mudanya saja hobi dugem dan tidak bisa menghargai waktu.”

Sampai di rooftop Embun mendekat ke arah karyawannya yang sedang berjaga, dia yakin tidak ada tips yang diberikan orang-orang yang berpesta itu ke anak buahnya.

“Kamu tahu mana tuan rumah pesta ini?” tanya Embun ke karyawannya. Sebuah anggukan kepala dari sang karyawan membuatnya menuntut sebuah jawaban lagi. “Tunjuk orangnya!”

Karyawan Embun menunjuk ke seorang pria yang tengah berdiri di dekat kolam renang dengan posisi memunggunginya, Ia pun berjalan mendekat dengan langkah penuh percaya diri.

“Permisi, apa Anda yang bertanggung jawab untuk pesta malam ini,” tanya Embun dengan hati-hati. “Ini sudah lewat jam …. “

Pria itu menoleh dan seketika membuat Embun kaget dan terdiam. Dia bahkan mundur ke belakang hingga lupa bahwa di sisinya adalah kolam renang. Embun terhuyung, kakinya kehilangan pijakan. Ia sudah pasti akan terjatuh ke air jika pria itu tidak sigap memegang pergelangan tangannya.

“Rain!”

Embun hanya bisa menyebut nama pria itu di dalam hati. jantungnya berdetak kencang. Ia menelan saliva, berharap Rain akan menarik tubuhnya yang menggantung dengan aman, akan tetapi Rain malah membentuk smirk di wajah tampannya.

“Kalau kamu sampai berani melepaskan, kubunuh kau Rain!”

Bibir Embun hanya bisa meliuk ke sana ke sini tanpa bersuara. Rain pun mengukir senyum di sudut bibir, perlahan dia melonggarkan pegangan dan pada akhirnya benar-benar melepaskan tangannya.

BYUR

Air kolam memercik, Embun tercebur. Ia sempat gelagapan tapi pada akhirnya bisa menaikkan kepala. Rasa malu bercampur amarah kini bergejolak di dalam dadanya. Embun berjalan mendekat ke tepian, sambil menatap Rain yang berjongkok sambil tertawa mencibirnya.

“Apa kamu pemilik hotel ini? hingga mau mengganggu pestaku?” tanya Rain dengan muka menjengkelkan.

Embun memilih diam, dia memang datang ke sana dengan piyama dan cardigan persis seperti saat dia membeli makanan di minimarket tadi. Wajar saja jika Rain menganggapnya tamu hotel.

Karyawan yang melihat kejadian itu bergegas mengambil handuk dan menyelimuti tubuh Embun. Gadis itu pergi dengan kesal, bahkan meninggalkan sandal kelincinya yang terlihat mengambang di kolam.

“Apa yang kalian lihat? kembali saja berpesta,” ucap Rain. Dia memalingkan muka dan tanpa sengaja bersitatap dengan Bening yang juga datang ke pestanya.

Sementara itu Embun yang kesal berjalan dengan memegang sisi handuk yang berada di depan dada. Ia baru saja menanyakan dimana letak saklar lampu rooftop kepada staffnya.

Gadis itu berdiri tepat di depan tombol saklar dan berucap geram-

“Pergi kau dari hotelku!” pekiknya dan menekan saklar dengan kasar.

Bersamaan dengan itu rooftop pun menjadi gelap gulita. Rain yang murka berjalan mendekat ke arah karyawan B Hotel yang berjaga dan menanyakan apa maksud semua ini.

“Maaf Pak! tapi ini sudah lewat dari perjanjian Anda membooking rooftop kami.”

Rain memalingkan mukanya kesal. "Aku akan membayar lebih, nyalakan lampunya!" Titahnya.

"Maaf Pak, tapi General Manager kami meminta untuk tidak menerima perpanjangan sewa."

"Sialan! siapa GM kalian?"

Karyawan itu hanya menunduk tanpa memberikan jawaban.

Rain yang murka memilih meninggalkan pestanya yang belum usai begitu saja, tamunya pun pada akhirnya ikut pergi dari sana, mereka bubar dan berjalan berhati-hati karena takut tercebur ke dalam kolam renang yang berada tepat di tengah-tengah tempat itu.

Setelah rooftop sepi, sebuah cahaya dari ponsel nampak menyorot ke dalam kolam, sebuah tangan meraih sepasang sandal Embun yang tertinggal dan mengambang di kolam.

***

Menyedot ingusnya, Embun membalut tubuhnya dengan selimut dan menangis. Ia tak menyangka bahwa Rain benar-benar benci kepadanya. Menyeretnya ke kantor polisi sepertinya tidak cukup, pria itu bahkan memilih menceburkannya ke dalam kolam padahal memiliki pilihan untuk menariknya dengan aman.

“Kejam, dasar pria jahat! Dia pikir cuma dia yang patah hati? Dia pikir hanya dia yang terluka.” Isak tangis Embun semakin terdengar nyaring.

“Mami …. “ Gadis itu memanggil ibunya dan menutup muka dengan selimut, Embun menangis sampai lelah dan tertidur pulas.
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Devi Pramita
kejam banget si rain ya ...... kasian embun sampai flu gara gara kecebur kolam
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status