Share

Bab 141

Author: Clarissa
Ekspresi Tiffany berubah ketika mendengar omongan Julie. Sesaat kemudian, Tiffany merapatkan bibir dan bertanya, "Gimana kalau ... nggak minum anggur? Semuanya mahasiswa, nggak apa-apa kalau nggak minum anggur merah."

Julie terdiam. Lalu, dia mengetuk kepala Tiffany dan menegurnya, "Dasar bodoh! Aku bilang uangmu nggak cukup untuk bayar satu botol anggur merah karena biaya di sana mahal! Satu botol bir sudah jutaan. Sekali makan bisa puluhan juta! Kalau kamu ajak satu kelas, kira-kira bisa ratusan juta! Dana beasiswamu yang hanya 20 juta itu nggak akan cukup!"

Tiffany cemberut. Dia berkata, "Aku tahu ...."

Tiffany mengira hanya bir yang mahal. Melihat reaksi Tiffany yang lugu, Julie mengerenyotkan bibir dengan tidak berdaya. Julie berucap, "Sudah begini, bisa nggak kamu panik? Sekarang sudah jam 4. Mereka semua akan pergi Restoran Violet jam 8 nanti malam! Gimana kamu bisa cari ratusan juta dalam 4 jam?"

Setelah itu, Julie menjejalkan ponsel Tiffany ke tangan Tiffany. Dia menyuruhnya,
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
*demons erina*
ngga suka sama sosok Tiffany terlalu mudah ditipu
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 142

    "Sayang .... " Tiffany berulang kali mencoba untuk merekam pesan suara, tetapi selalu menghapusnya. Dia merasa sangat malu. Tidak hanya malu, tetapi juga ... tidak berbobot.Empat menit setelah Tiffany mencoba untuk merekam suara, seorang gadis yang sedang menghafal kosakata di pojok tidak tahan lagi. Dia langsung menghampiri Tiffany dan berkata, "Buat apa sepusing itu untuk semangati pacarmu?"Gadis itu, meneruskan, "Dengarkan aku. Kalau kamu bilang 'Sayang, aku cinta kamu, semangat!', itu jauh lebih berguna dari yang kamu coba bilang dari tadi!"Tiffany terdiam. Dia menatap gadis itu dengan ragu dan bertanya, "Benaran?""Tentu saja!" Gadis itu memutar mata, lalu memberi tahu Tiffany, "Pacarku selalu bersemangat setiap kali dengar aku bilang aku cinta dia!"Mata Tiffany berbinar! Di bawah bantuan dan motivasi gadis itu, Tiffany akhirnya merekam pesan suara yang tepat dan mengirimnya. Pesan suara Tiffany sangat sederhana. Tiffany hanya mengatakan, "Sayang, aku cinta kamu. Semangat!"Ti

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 143

    Saat ditarik ke dalam taksi oleh Julie, Tiffany masih memegang pen yang dia gunakan untuk menghitung. Tiffany menatap Julie dengan bingung dan bertanya, "Ada apa?""Pak, ke Restoran Violet!" kata Julie. Baru setelah mobil dijalankan, dia menghela napas lega. Dia menceritakan segalanya kepada Tiffany.Tiffany terdiam. Dia juga tidak menyangka ketua kelas akan benar-benar mengajak teman sekelas makan di Restoran Violet sebelum dia yang menjadi pembayar sampai. Mereka begitu percaya dia sangat kaya dan bersedia mentraktir mereka makan? Baiklah, dia memangnya seharusnya pergi. Akan tetapi, dia tidak menyangka ...."Cepat telepon Sean!" Julie mendorong Tiffany dan berkata lagi, "Sekarang masalahnya harus diselesaikan dengan uang. Suruh Sean transfer uang dulu!"Tiffany mengangguk. Alhasil, dia meraba sekujur tubuhnya dan memasang ekspresi tidak berdaya. "Terlalu buru-buru tadi, nggak bawa ponsel."Julie langsung menjejalkan ponselnya ke tangan Tiffany. Dia berujar, "Pakai punyaku!"Tiffany

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 144

    Teman-teman sekelas langsung memprotes. "Bukannya kamu sudah janjikan kami ...."Tiffany membantah, "Aku memang janji akan traktir kalian makan, tapi nggak janji di tempat macam ini, 'kan? "Ketua kelas mengernyit dan sedikit jengkel. Dia berujar, "Tapi aku sudah kabari kamu di Restoran Violet tadi sore dan kamu juga sudah setuju!"Tiffany tersenyum. Dia mengejek, "Ketua kelas, kamu jelas pikir aku ini orang luar kota dan nggak tahu Restoran Violet itu tempat macam apa."Tiffany mengingat kembali kejadian tadi sore. Dia berkata, "Aku setuju saat kamu bilang di Restoran Violet. Lalu, kalian semua langsung menghilang. Sebenarnya, kalian nggak ada kesibukan. Kalian hanya takut aku tahu tempat macam apa Restoran Violet ini, 'kan? "Saat serius, otak Tiffany yang selalu bisa mendapat nilai maksimal dalam ujian menjadi sangat jernih. Tiffany berkata lagi, "Kalau aku yang traktir, harusnya aku yang tentukan standar dan jumlah pengeluaran transaksi."Tiffany melanjutkan, "Dengan kata lain, kal

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 145

    Julie kegirangan sampai ingin bertepuk tangan untuk Tiffany! Benar saja. Meskipun Tiffany ceroboh dalam banyak hal, Tiffany memiliki pikiran yang jernih dalam masalah besar.Ekspresi ketua kelas menjadi sangat masam. Dia menatap Tiffany dengan agresif dan berkata, "Tiff, nggak bisa kamu hitung begitu. Ketua kelas melanjutkan, "Kami semua sudah bantu saat kamu kesulitan. Walau ... walau nggak banyak uangnya, itu juga berguna bagi kalian, 'kan? Kamu nggak bisa meremehkan kebaikan kami karena sumbangan kami terlalu sedikit!"Tiffany tersenyum padanya dan membantah, "Aku tahu berterima kasih, tapi kalian nggak bisa minta aku bayar seratusan juta untuk kalian karena sifatku yang setia kawan!" Tiffany melanjutkan, "Seratusan juta sudah bisa menyelamatkan dua anak yang menderita penyakit mematikan, bisa mendirikan sekolah dasar yang baik untuk kampung halaman kita. Jangankan aku nggak punya uang sebanyak itu. Kalaupun ada, aku hanya akan pakai untuk hal-hal yang lebih berarti, bukan untuk .

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 146

    Di koridor, seorang wanita berpakaian merah lewat dan mengernyit mendengar keributan. "Ada apa?"Manajer umum restoran yang berdiri di samping segera menjelaskan, "Ada sekelompok mahasiswa yang datang makan. Mereka nggak bisa bayar, jadi buat keributan."Valerie bertanya sambil mengernyit, "Sudah lapor polisi?""Belum. Soalnya ada salah satu mahasiswa yang bisa bayar. Mereka lagi memaksanya bayar," balas manajer umum.Valerie terkejut mendengarnya. Mahasiswa sekarang benar-benar nakal. Dari celah pintu, Valerie mengintip ke dalam. Ketika melihat wanita yang ditodong pisau, Valerie memicingkan mata. Ternyata dia."Dia bukan orang yang bisa kita usik. Beri tahu manajer di dalam, mereka nggak usah bayar lagi." Valerie menyunggingkan senyuman mencela.Kemudian, Valerie melirik wanita yang ditodong pisau lagi dan merenung sejenak sebelum berujar, "Kalian provokasi mahasiswa yang pegang pisau itu. Setelah lihat darah, baru kasih mereka gratis. Jangan sampai ada korban. Kalau sudah beres, baw

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 147

    "Kamu benaran pemilik Restoran Violet? Bos Restoran Violet semuda ini?" Julie yang berdiri di samping menatap Valerie dengan tercengang."Ya." Valerie menempelkan plester di leher Tiffany. "Nggak perlu terkejut. Semua yang kumiliki diberikan oleh ayahku. Aku berbeda dengan Pak Sean yang memulai semuanya dari nol."Tiffany mengernyit. Dia tahu yang disebut Valerie adalah suaminya. Hanya saja, bukankah suaminya pengangguran yang dicampakkan keluarga sendiri? Kenapa Valerie mengatakan Sean memulai semuanya dari nol?Julie yang bingung pun bertanya, "Pak Sean memulai semuanya dari nol?""Ya, suami Bu Tiffany, Pak Sean. Dia memulai semuanya dari nol," timpal Valerie sambil merapikan kerah baju Tiffany. Kemudian, dia tiba-tiba menutup mulutnya dengan kaget. "Jangan-jangan kamu nggak tahu identitas asli Pak Sean?"Tiffany makin bingung. "Identitas apa?"Valerie makin terkejut. "Kalau begitu, apa kamu tahu apa yang terjadi dengan mata Pak Sean?"Tiffany mengernyit saat berujar, "Dia nggak bisa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 148

    Tiffany memejamkan mata dan membalas, "Anggap saja aku baik hati. Aku nggak ingin Sean membalas dendam kepada para siswa di kelas kita."Julie menggigit bibirnya dan tahu Tiffany punya pemikiran lain. Namun, dia tidak berani menjamin bahwa Valerie hanya mengarang cerita. Dia sendiri bisa menilai bahwa Sean sangat misterius.Segera, taksi tiba di kampus. Tiffany dan Julie menuju ke perpustakaan. Sekarang sudah pukul 10 malam lewat. Tidak ada siapa pun di koridor. Hanya ada lampu yang menyinari.Begitu pintu terbuka, Tiffany melihat pria yang matanya ditutup sutra hitam, sedang duduk di kursi yang biasanya didudukinya. Tangan Sean memegang ponsel.Di sampingnya adalah Genta yang berdiri dengan patuh dan Chaplin yang bersandar di meja untuk tidur. Tadi tempat ini masih ramai, tetapi sekarang tersisa mereka bertiga.Mungkin karena mendengar suara, Sean mendongak dan bertanya, "Dari mana saja kamu?"Tiffany termangu sesaat sebelum tersenyum kaku. "Pergi makan dan karaoke sama teman.""Kenap

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 149

    "Ya sudah kalau kamu nggak mau dipangku." Sean bisa melihat keraguan pada sorot mata Tiffany. Dia tidak memaksa dan berbalik untuk pergi.Tiffany berdiri di tempatnya sambil menatap sosok belakang Sean. Perasaannya campur aduk.Genta melirik Tiffany, lalu bertanya dengan mengernyit, "Nyonya, ada apa denganmu? Hari ini, Tuan Sean berhasil memenangkan semua tender. Grup Maheswari mendapat pesanan besar. Tuan Sean mengira kamu bakal senang mendengarnya, makanya menunggumu ....""Sejak awal Tuan Sean sudah tahu kamu makan bersama teman di Restoran Violet. Dia nggak mau mengganggumu, juga tahu kamu nggak ingin dia muncul di depan temanmu. Makanya, dia hanya menunggu di sini ....""Tuan Sean juga nggak menyuruh orang memanggilmu. Kenapa sikapmu tiba-tiba begitu dingin? Pertama kamu menolak Tuan Sean menyentuhmu, lalu menolak Tuan Sean memangkmu. Aku pasti sedih kalau jadi Tuan Sean ...."Ini pertama kalinya Genta berbicara panjang lebar begini. Tiffany termangu. Apa benar seperti itu?Julie

Latest chapter

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 609

    "Aku mengenalmu lebih baik dari siapa pun."Ketika kalimat itu diucapkan dengan suara rendah oleh Sean, hati Tiffany tak kuasa bergetar. Baik lima tahun yang lalu maupun sekarang, kalimat ini selalu membawa kehangatan aneh setiap kali mendengar Sean mengatakannya.Terutama di saat seperti ini. Mereka telah terpisah selama lima tahun penuh. Lima tahun sudah cukup untuk mengubah banyak hal, cukup lama untuk membuat seseorang menjadi pribadi yang benar-benar berbeda.Namun, setelah bertemu lagi dan di saat dirinya difitnah, Sean masih bisa duduk dengan tenang di kursi belakang mobilnya dan berkata, "Aku mengenalmu lebih baik dari siapa pun."Perasaan dan ketulusan seperti ini membuatnya tersentuh. Tiffany menarik napas dalam-dalam. Senyuman tipis terukir di sudut bibirnya. "Kalau begitu, terima kasih, Pak Sean.""Sama-sama, Dok Tiff." Sean menyandarkan kedua lengannya di belakang kepala. "Tapi, kulihat tadi ada beberapa mahasiswa yang mengambil foto di kelas. Aku rasa masalah ini nggak ak

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 608

    "Malam ini aku masih ingin makan pangsit buatanmu."Tiffany memutar matanya. "Nggak mood buat."Dia benar-benar tidak mengerti kenapa tiba-tiba muncul seseorang yang ingin memperjuangkan keadilan untuk Zion, seolah-olah dia adalah orang jahat di sini.Cedera tangan Tiffany sangat parah dulu. Setiap beberapa waktu, dia harus pergi ke Elupa untuk menjalani perawatan.Suatu kali, saat dia sedang dalam perjalanan untuk berobat, rumah sakit menerima pasien dengan kondisi medis yang sangat kompleks.Tanpa mengabari Tiffany, Zion merasa kondisi pasien sangat mirip dengan salah satu kasus yang pernah dia tangani bersama Tiffany sebelumnya.Demi membuktikan kemampuannya, dia nekat mengajukan diri untuk menangani operasi, bahkan berbohong kepada rumah sakit bahwa rencana operasinya adalah hasil arahan Tiffany.Saat itu, kondisi pasien cukup mendesak. Karena pihak rumah sakit tidak dapat menghubungi Tiffany, mereka pun memercayai Zion.Akibatnya, terjadi insiden medis yang cukup besar. Jika bukan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 607

    Quinn tertegun sejenak, baru menyadari bahwa Sean sedang menyindirnya dengan kata-katanya sendiri. Wajahnya langsung memerah karena marah. "Aku hanya nggak tahan melihat ini terjadi!""Kalau begitu, ada satu pertanyaan." Sean tersenyum tipis. "Bahkan kamu, seorang mahasiswa biasa, bisa nggak tahan dan tahu soal 'kebenaran' ini. Tapi anehnya, rahasia sebesar ini bisa tersembunyi begitu dalam, sampai-sampai seluruh dunia medis Kota Kintan nggak mengetahuinya dan butuh mahasiswa sepertimu menegakkan keadilan?"Wajah Quinn langsung pucat pasi. Dia menggigit bibirnya, ingin mengatakan sesuatu lagi, tetapi Tiffany sudah melangkah naik ke podium dengan ekspresi tenang. Hanya alisnya yang berkerut sedikit."Tentang insiden malapraktik Zion, aku jarang membicarakannya. Dia adalah murid pertamaku dan dulu adalah rekan terbaikku. Saat insiden itu terjadi, aku benar-benar sedih dan terpukul.""Aku nggak ingin orang lain menghakimi dirinya dan aku juga memahami perasaannya saat itu. Tapi, dia mema

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 606

    Semakin berbicara, Quinn semakin emosi. Hingga akhirnya, dia langsung menangis tersedu-sedu.Dia menepis tangan satpam yang menahannya, suaranya penuh dengan isak tangis. "Tiffany! Jangan kira aku nggak tahu rahasiamu! Kamu punya dua anak! Kamu juga punya seorang suami!""Tapi, pria yang selalu ada di sisimu ini sudah mengejarmu sejak lama! Kamu bukan hanya tidak menolaknya, tapi bahkan pernah masuk hotel bersamanya!"Setelah berkata demikian, Quinn langsung menunjukkan sebuah foto dari ponselnya. Di foto itu, terlihat Tiffany sedang membantu Sean masuk ke hotel setelah makan malam di restoran. Saat itu, Sean mengalami sakit perut karena makan makanan yang terlalu pedas.Karena sudut pengambilan gambar, foto itu tampak seperti Tiffany tersenyum bahagia sambil menggandeng lengan Sean dengan mesra.Foto itu ditambah dengan tuduhan yang dilontarkan Quinn, membuat seluruh kelas langsung gempar!Di Kota Kintan, Tiffany adalah ahli bedah jantung nomor satu. Dia adalah sosok yang dihormati da

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 605

    Menghadapi tuduhan tak berdasar dari Quinn, Tiffany tersenyum dingin. Tak ada lagi kelembutan di matanya seperti sebelumnya.Tiffany tahu bahwa bersikap terlalu baik hanya akan membuat seseorang dimanfaatkan dan dirugikan.Dia menatap Quinn dengan tatapan dingin. "Aku bermain dengan banyak orang? Aku bahkan nggak ingat aku pernah 'bermain' denganmu. Apa aku perlu membuktikan dengan fakta bahwa aku sudah punya anak untuk memberitahumu aku ini bukan lesbian?"Kata-kata Tiffany membuat seluruh ruangan kelas tiba-tiba sunyi. Sesaat kemudian, para mahasiswa mulai tertawa terbahak-bahak.Quinn tertegun, mungkin dia tidak menyangka Tiffany akan menanggapinya dengan kalimat seperti itu.Namun, dia segera tersenyum sinis, menatap Tiffany dengan dingin. "Akhirnya kamu menunjukkan sisi aslimu. Aku sudah berkali-kali bilang pada Kak Zion kalau kamu ini munafik, tapi dia nggak percaya!""Sekarang akhirnya kamu memperlihatkan wajah aslimu, 'kan? Kamu sama sekali nggak baik, nggak manis, dan cuma wan

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 604

    Namun, tak pernah sekali pun Xavier mengirimkan mawar, apalagi buket sebesar ini.Selain itu, sejak setahun yang lalu, setelah Tiffany meminta Xavier untuk tidak lagi mengirimkan bunga, dia memang tidak pernah lagi menerima bunga dari Xavier."Bu, ini dari suamimu ya?" Seorang mahasiswi di barisan terdepan tersenyum menatap Tiffany. "Kamu beruntung sekali!"Tiffany tertawa dengan canggung. Karena dia memiliki dua anak, banyak orang sering bertanya tentang ayah dari anak-anaknya.Akhirnya, Tiffany dan Xavier sepakat bahwa di depan orang lain, mereka akan mengaku sebagai pasangan suami istri. Dengan begitu, Tiffany bisa menolak para pria yang mencoba mendekati, sekaligus menghindari pertanyaan tentang mengapa dia menjadi ibu tunggal.Jadi, di mata banyak orang, Xavier memang adalah suaminya. Hanya beberapa orang yang tahu bahwa hubungan mereka sebenarnya lebih seperti saudara."Cih." Mahasiswi yang tadi bertanya, Quinn, tersenyum mencela. Di tengah kerumunan yang merasa iri terhadap Tiff

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 603

    Sore itu, Tiffany memiliki kelas di Universitas Kedokteran Kintan. Seperti biasa, dia mempersiapkan materi sesuai dengan kebiasaan mahasiswa dan memulai kelas tepat pukul 2 siang.Sebagai dokter bedah jantung terbaik di Kota Kintan, Tiffany sangat percaya diri bahwa dia bisa memberikan materi dengan baik.Namun, di kelas sore itu, dia bertemu dengan seorang mahasiswi yang sengaja mencari gara-gara. "Bu."Saat sesi tanya jawab, seorang mahasiswi berdiri dan menatap Tiffany. "Apakah semua penyakit jantung bisa disembuhkan?"Tiffany mengangguk. "Secara teori, kalau jantungnya nggak hancur total, dengan kemajuan medis saat ini, semua penyakit jantung dapat diobati."Mahasiswi itu menyipitkan matanya. "Tapi, kalau sejak awal sebuah jantung sudah rusak, apakah jantung itu bisa diperbaiki dengan keahlianmu?"Tiffany segera menyadari bahwa yang dimaksud oleh mahasiswi itu bukan "jantung" yang sedang dibahas dalam kelas.Namun, dia tetap tersenyum lembut. "Nggak ada jantung yang sejak awal rusa

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 602

    Tiffany mengernyit, keluarga Sanny?"Maksudmu Conan?" Dia mengerutkan kening dan hendak membuka data rawat inap Sanny. "Kenapa? Perlu menghubungi keluarganya untuk pembayaran? Kenapa nggak langsung ke bangsalnya saja?""Bukan, bukan!" Suster muda itu buru-buru menggeleng, wajahnya memerah karena gugup.Suster lain tersenyum penuh arti ke arah Tiffany. "Kami bukan membicarakan suaminya! Tapi ... adiknya. Kudengar adiknya masih lajang lho!"Tiffany tertegun. "Adiknya?" Sean?"Ya." Para suster mulai saling mendorong dengan wajah memerah. "Dia ganteng banget!""Kudengar dia juga kaya raya. Uang itu nomor dua, yang penting itu wajahnya! Apalagi, auranya begitu luar biasa. Setiap gerak-geriknya buat orang jatuh hati ...."Setelah bergosip panjang lebar, mereka akhirnya memandang Tiffany dengan penuh harapan. "Dok Tiff, kamu 'kan sudah nikah. Kamu pasti nggak ngerti perasaan kami para jomblo saat melihat pria berkualitas tinggi ....""Kami sudah berdiskusi lama dan akhirnya memutuskan untuk m

  • Dimanja Suami Pembawa Sial   Bab 601

    "Karena aku bukan bagian dari Keluarga Tanuwijaya. Aku tahu kapan harus bersikap profesional."Tiffany tersenyum menatap Conan dengan tatapan sedingin es. "Jangan berpikir terlalu jauh. Aku bersedia mengoperasi Sanny bukan karena ingin berdamai dengan Keluarga Tanuwijaya, juga bukan karena aku memilih untuk memaafkan.""Pertama, aku adalah seorang dokter dan dia adalah pasien. Tugas seorang dokter adalah merawat pasien. Karena kalian datang ke rumah sakit kami, sudah menjadi kewajibanku untuk memberikan yang terbaik.""Kedua, penyakitnya hampir sama dengan yang dialami ibuku dulu. Aku mengoperasinya karena penyakit ini sangat langka dan aku telah meneliti kasus ini selama hampir lima tahun. Aku butuh praktik."Setelah mengatakannya, Tiffany mendongak menatap Conan. "Masih ada pertanyaan?"Conan membuka mulutnya, tetapi tidak bisa berbicara. Sesaat kemudian, dia menarik napas dalam-dalam. "Kalau begitu, karena penyakit istriku sama seperti yang dialami ibumu, ke depannya ...."Tiffany m

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status