Pada dini hari, sekelompok pria berpakaian hitam mulai mendekati penginapan. Gerakan mereka sangat gesit dan ringan, tetapi dipenuhi niat membunuh.Saat ini, ada 2 pengawal yang berdiri di pintu masuk penginapan untuk berjaga. Namun, pandangan mereka agak terganggu karena keadaan di sekitar sangat gelap. Mereka tidak menyadari kejanggalan apa pun.Whoosh! Tiba-tiba, ada angin sepoi yang bertiup dan membawa wangi yang khas. Detik berikutnya, kedua pengawal itu merasa pusing dan akhirnya jatuh pingsan.Setelah membereskan kedua pengawal itu, para ahli bela diri Sekte Gauta dan Sekte Merpati segera mengepung penginapan.Agar tidak ketahuan, para ahli bela diri tidak langsung menyerang, melainkan mencari tahu rute dengan menggunakan obat bius. Kemudian, mereka menyemprotkan obat bius dari celah pintu dan jendela setiap kamar.Obat bius itu diracik oleh Sekte Merpati. Dosisnya tidak banyak, tetapi khasiatnya luar biasa. Begitu menciumnya, pesilat tingkat sejati sekalipun akan kehilangan kem
"Apa?" Semua orang terkesiap melihat ahli bela diri tingkat semi-master dikalahkan oleh Luther begitu saja.Bagaimanapun, dengan kekuatan kedua ahli bela diri tadi, mereka memiliki kekuatan tempur yang cukup untuk melawan seorang master biasa.Alhasil, hanya dengan satu serangan dari Luther, mereka langsung sekarat. Bisa dilihat, betapa menakutkannya kekuatan Luther. Sepertinya memang benar bahwa kekuatannya jauh di atas Arsen!"Serang bersama!" Setelah Carla bertatapan dengan Alpha, keduanya sama-sama melancarkan serangan kepada Luther.Senjata yang digunakan Carla adalah pisau pendek yang memungkinkannya untuk bergerak dengan cekatan. Setiap serangannya tampak indah, tetapi berbahaya karena menargetkan setiap titik vital Luther.Sementara itu, Alpha menggunakan pedang berwarna emas. Pedang tajam itu adalah harta yang diturunkan Sekte Gauta dari generasi ke generasi.Pedang itu telah digunakan oleh 3 generasi pemimpin sekte, bahkan dapat meningkatkan basis kultivasi penggunanya. Jika
"Huh! Dasar nggak tahu diri!" Ekspresi Carla tampak murung. Dia memberi isyarat mata kepada Alpha dan lainnya, lalu menginstruksi, "Maju.""Serang!" seru Alpha sambil mengangkat pedang emasnya. Saat berikutnya, dia melompat untuk menebas Luther.Begitu Alpha bergerak, Carla mengambil kesempatan untuk maju dan menyerang leher Luther. Sesudah kedua master itu mengambil tindakan, ahli bela diri lainnya pun melancarkan serangan bertubi-tubi.Seketika, Luther menjadi sasaran semua orang. Meskipun demikian, Luther tidak mengelak. Saat berikutnya, sekujur tubuhnya tiba-tiba bergetar.Buzz! Terdengar dengungan. Energi sejati yang dahsyat pun memancar keluar, membentuk perisai transparan yang melindungi Luther.Begitu terkena angin, perisai itu melebar hingga radius 3 meter. Perisai itu bagaikan cangkang telur raksasa yang melindungi Luther di dalam.Serangan lawan tidak dapat menembus pertahanan Luther. Yang terdengar hanya suara ledakan, bahkan terlihat percikan api. Luther tidak terluka sedi
Ketika Carla menyebarkan Bubuk Pelemah Tubuh, Alpha telah selesai mengumpulkan kekuatan sehingga serangan Teknik Delapan Belas menjadi makin dahsyat.Saat ini, perisai energi sejati Luther telah hancur, sedangkan lengan kanan dan pedangnya masih membeku. Ditambah dengan serangan Alpha, Luther tentu kesulitan menghindari serangan Carla sehingga hanya bisa menahan napas.Whoosh! Bubuk Pelemah Tubuh berubah menjadi asap yang menyelimuti Luther. Meskipun Luther menahan napas, asap itu masuk ke tubuhnya melalui pori-pori."Huh!" Luther mengentakkan kakinya dan membuat lubang sedalam 3 inci. Saat berikutnya, sebuah energi dahsyat yang berpusat dari tubuh Luther sontak meledak keluar. Batu dan debu pun beterbangan, angin kencang berembus. Bubuk Pelemah Tubuh langsung menguap dan sirna, sedangkan serangan Alpha juga tersapu oleh gelombang udara. Pada saat yang sama, Alpha terdorong beberapa langkah.Di sisi lain, Carla terhempas sampai belasan meter sebelum akhirnya bisa menstabilkan tubuhnya
Sekarang situasinya berbeda, Carla cukup perlu menunda waktu sampai efek obatnya bekerja sepenuhnya saja. Anak muda di depannya ini sudah di ujung tanduk."Kalau kamu begitu percaya diri, kenapa nggak mencobanya?" kata Luther sambil perlahan-lahan mengangkat pedangnya dan mengarahkannya ke alis Carla."Huh! Sok misterius! Aku nggak percaya kamu bisa melakukan apa-apa!"Carla tiba-tiba mengentakkan kakinya, lalu tubuhnya langsung berubah menjadi bayangan yang samar-samar dan menyerang ke depan. Terlihat kedua tangannya berputar, lalu dua belah pisau merpati langsung memelesat mengarah ke leher Luther. Jika ada orang yang jeli, mereka akan melihat di gagang dua pisau itu masih terhubung dengan dua benang baja yang khusus."Ketua Carla, aku akan membantumu!" Begitu melihat Carla bergerak, Alpha juga tidak mau kalah. Dia segera melompat ke atas sambil mengangkat pedang baja dengan gerakan menebas dan menghantamkan pedangnya ke arah kepala Luther. Keduanya melayangkan serangan yang mematika
"Apa?"Melihat Alpha terpental dengan satu tebasan sinar pedang, ekspresi para ahli lainnya berubah drastis dan tercengang. Alpha adalah ketua Sekte Gauta dan salah satu dari lima master utama di barat daya dengan kekuatan yang sangat luar biasa. Tokoh seperti ini malah tidak bisa menahan satu tebasan cahaya pedang, sungguh tidak bisa dipercaya. Seberapa kuat sebenarnya pemuda di depan ini?"Wah!" Setelah terjatuh ke tanah, tubuh Alpha bergetar dan kembali menyemburkan darah. Wajahnya terlihat pucat dan untuk sesaat tidak bisa berdiri."Bagaimana ... mungkin? Bukankah ... kamu sudah terkena Bubuk Pelemah Tubuh?" kata Alpha sambil menunjuk Luther dengan tangan yang gemetar dan ekspresi tidak percaya.Sebelumnya, Alpha sudah melihat dengan sangat jelas Luther memang sudah terkena asap beracun dari Bubuk Pelemah Tubuh. Saat ini, efek racunnya seharusnya sudah bekerja sepenuhnya. Secara logika, saat ini Luther seharusnya sudah kehilangan energi dan tidak mungkin bisa bergerak.Namun, tebas
"Kamu pikir aku nggak berani?"Carla berkata dengan ekspresi muram, "Ketua Alpha, anak ini hanya berpura-pura, jangan sampai dia berhasil menakutimu. Kalau kalian kembali membantuku, aku pasti akan menang dengan mudah!"Alpha terdiam dengan sudut mata yang berkedut, hampir saja mengumpat. Dia sudah terluka parah dan memuntahkan darah, dia benar-benar bodoh jika dia mengikuti keinginan Carla untuk menyerang Luther lagi.Lagi pula, Luther masih terlihat sangat bersemangat, sama sekali tidak terlihat seperti orang yang sudah kehabisan tenaga. Jika Luther kembali melayangkan tebasan yang mengerikan, Alpha pasti akan langsung mati di tempat."Ketua Alpha, kamu adalah pemimpin dari Sekte Gauta yang terkenal di seluruh dunia. Apa kamu takut pada anak ini?" Melihat Alpha tidak bereaksi, Carla menggunakan trik memprovokasi. Jika ada orang yang maju untuk melawan Luther, dia tentu saja tidak perlu mempertaruhkan nyawanya sendiri.Setelah batuk-batuk, Alpha berkata sambil berpura-pura lemah, "Ket
Kedua ahli dari Sekte Merpati itu langsung dibunuh Luther dalam satu tebasan pedang.Melihat kepala kedua ahli itu berguling di tanah, Carla terkejut sampai matanya berkedut dan keringat dingin langsung bercucuran. Dia selalu berpikir Luther sudah kehilangan tenaga dan kata-kata kasar yang diucapkan Luther tadi hanya untuk menakut-nakuti.Namun sekarang, Carla baru benar-benar menyadari betapa kuatnya Luther. Membunuh kedua ahli tingkat semi-master hanya dengan satu tebasan pedang, jelas menunjukkan Luther tidak terkena Bubuk Pelemah Tubuh. Apakah tubuh Luther benar-benar kebal terhadap semua racun?"Sialan! Untung saja tadi aku nggak gegabah. Kalau nggak, aku sudah mati," kata Alpha sambil menelan ludah dan menatap Luther dengan ketakutan.Alpha belum pernah bertemu dengan orang yang begitu hebat, baru berusia dua puluhan tahun pun sudah memiliki kekuatan yang begitu menakutkan. Meskipun dia adalah orang nomor satu di barat daya, dia juga mungkin tidak bisa mengalahkan Luther dalam pe
"Tuan Weker? Tuan Trisno?" Begitu melihat wajah kedua orang itu, Rigen langsung membelalakkan mata, tampak sangat terkejut. "Ka ... kalian? Gimana bisa jadi seperti ini?"Saat ini, dia benar-benar terkejut. Bagaimana mungkin? Kedua orang ini adalah tokoh besar di Atlandia yang biasanya dihormati ke mana pun mereka pergi. Bahkan, dia sendiri harus memberi hormat kepada mereka.Namun, hanya dalam satu malam, dua pejabat berkuasa yang begitu terhormat telah berubah menjadi tahanan dengan rambut berantakan dan pakaian lusuh."Huston! Ini sudah keterlaluan!" Setelah terkejut, Rigen langsung meledak marah, bahkan cara dia memanggil Huston pun berubah. "Kamu sadar nggak apa yang kamu lakukan? Mereka berdua adalah pilar utama Atlandia!""Mereka adalah tangan kanan Raja! Bahkan juga gurumu dan orang yang lebih tua darimu! Kamu malah memperlakukan mereka seperti ini. Apa kamu masih manusia?""Benar sekali! Mereka telah mengabdi dengan setia pada negara dan rakyat. Kesalahan apa yang mereka lakuk
"Pangeran Huston, jangan bicara sembarangan!" Rigen memasang ekspresi serius. "Aku selalu berjalan di jalan yang benar dan nggak pernah melakukan sesuatu yang melanggar moral. Aku pantas mendapatkan kepercayaan darimu, pantas mendapatkan kepercayaan rakyat. Aku nggak pernah mengecewakan siapa pun!""Kata-katamu terdengar sangat mulia. Kalau kamu memang bersih, kenapa nggak membiarkan Tim Penegak Hukum melakukan penyelidikan?" tanya Huston dengan suara dingin.Begitu ucapan itu dilontarkan, ekspresi Rigen sedikit berubah dan menunjukkan sedikit rasa gelisah. Siapa pejabat yang tidak punya noda di masa lalunya? Jika benar-benar diselidiki, pasti akan ditemukan beberapa kesalahan. Meskipun kesalahan itu tidak terlalu serius, tetap saja akan mencemari reputasi.Namun, di hadapan begitu banyak rekan sejawat, dia tidak bisa menunjukkan kelemahan. Kalau tidak, bagaimana dia bisa terus berdiri di dunia politik dan mengaku sebagai pejabat yang bersih?"Silakan periksa!" Rigen mengangkat dagunya
Huston yang duduk di kursi mengamati para penasihat yang berpura-pura berwibawa itu dengan tenang dan tidak memberikan tanggapan sedikit pun. Dia bahkan menikmati tehnya dengan santai, seolah-olah tidak peduli dengan tuduhan mereka.Namun, sikap Huston yang cuek ini membuat Rigen dan yang lainnya mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berhenti memprotes secara refleks. Mereka sudah berbicara dengan penuh semangat, tetapi Huston malah sama sekali tidak menanggapinya. Bukankah semua ini hanya sia-sia saja?Begitu protesnya perlahan-lahan mereda, Huston akhirnya berkata, "Sudah selesai? Kalau belum, silakan lanjutkan sampai kalian puas.""Pangeran Huston, kami sedang membahas masalah serius denganmu, sikap santaimu ini benar-benar sangat mengecewakan," kata Rigen dengan muram."Masalah serius? Heh ...."Huston mendengus. "Kalian bahkan nggak tahu mana yang benar dan salah pun sudah berani lantang dan menuduhku semena-mena. Bagiku, kalian sama saja sedang melawak.""Kamu ... sombong sekali!
"Apa kamu pantas duduk dan berbicara denganku?" kata Huston dengan tegas dan menusuk hati sampai Rigen langsung terdiam.Dalam sekejap, Rigen duduk kaku di tempatnya dan tidak mengatakan sepatah kata pun. Dia benar-benar tidak menyangka Huston yang masih begitu muda ternyata memiliki lidah yang begitu tajam.Rigen tahu harga dirinya akan terjaga jika dia mengaku datang untuk urusan pribadi, tetapi dia akan kehilangan hak berbicara. Semua kata-kata yang sudah disiapkannya sebelumnya untuk menyerang Huston pun akan sia-sia. Namun, jika mengaku untuk urusan resmi, dia harus sopan dan memberi hormat pada Huston. Tidak peduli memilih yang mana pun, dia tidak mendapatkan keuntungan."Aku tanya sekali lagi, kalian datang untuk membahas urusan resmi atau pribadi?" tanya Huston dengan dingin."Urusan ... resmi," jawab Rigen akhirnya dengan terpaksa setelah berada dalam posisi sulit."Jadi? Apa begini sikapmu sebagai seorang penasihat?" tanya Huston.Mendengar perkataan itu, Rigen terpaksa berdi
Setelah satu malam penuh gejolak, Pasukan Api Merah ada yang mati, ada yang dipenjara, hingga akhirnya seluruh pasukan benar-benar lenyap.Bukan hanya itu, kediaman Jenderal Loland juga mengalami pembersihan besar-besaran. Semua harta hasil korupsi disita, sementara para pelaku kejahatan dijebloskan ke dalam penjara.Siapa pun yang memiliki keterkaitan dengan kediaman jenderal langsung ditempatkan dalam tahanan rumah dan diperiksa satu per satu. Sementara itu, orang yang menyebabkan semua ini, yakni Loland, kini menjadi buronan nomor satu.Selama dia belum tertangkap, Atlandia tetap dalam keadaan siaga penuh. Semua jalur transportasi utama diblokir, sementara regu patroli terus melakukan pencarian untuk menangkapnya.Banyak pejabat senior yang tidak mengetahui kebenaran di balik peristiwa ini merasa tidak puas dengan tindakan Huston yang mengerahkan pasukan besar-besaran untuk melakukan perburuan. Beberapa yang lebih radikal bahkan berkumpul di depan istana untuk melakukan protes keras
Dua kalimat ringan dari Huston terdengar seperti petir yang menyambar jantung ketiga orang itu.Jika mereka menjawab pertanyaan, mungkin masih ada secercah harapan untuk hidup. Namun, jika mereka tetap diam, satu-satunya jalan yang tersisa adalah kematian.Setelah bertahan hingga mencapai kejayaan dan kemakmuran saat ini, siapa yang rela mati jika masih bisa hidup? Namun, demi harga diri dan kehormatan, mereka enggan menanggung hinaan sebagai pengkhianat. Itu sebabnya, mereka tampak ragu.Mana yang lebih penting? Kehormatan dan nama baik, atau nyawa mereka? Ini adalah pilihan yang sulit."Waktu kalian hanya tersisa belasan detik. Kalau masih nggak mau bicara, kalian nggak akan punya kesempatan lagi." Suara Huston terdengar datar tanpa sedikit pun emosi, tetapi bagai belati yang menembus hati, membuat ketiga pemimpin Pasukan Api Merah itu berkeringat deras.Melihat waktu yang hampir habis, jenderal yang berada di sisi kiri akhirnya tidak bisa menahan diri lagi. "Pangeran! Aku akan bicar
Wirya hanya bisa menelan ludah dengan ekspresi yang sangat terkejut. Dia tahu Pasukan Naga Terbang sangat hebat, tetapi dia tidak menyangka mereka akan sehebat ini. Tadi dia sudah mengeluarkan seluruh kekuatannya untuk melawan Kitto dan Damian, pada akhirnya dia sendiri yang terluka parah.Namun, begitu Pasukan Naga Terbang turun tangan, Kitto dan Damian beserta puluhan Pasukan Api Merah langsung musnah. Yang paling mengerikannya adalah tidak ada satu pun korban dari pihak mereka. Jika tidak melihatnya sendiri, Wirya tidak akan percaya para elite Pasukan Api Merah ternyata begitu rapuh.Lebih tepatnya lagi, kekuatan dari Pasukan Naga Terbang ini sudah jauh melampaui dugaan mereka. Bahkan anggota biasa dalam unit ini pun sudah cukup kuat untuk menjadi seorang jenderal tangguh, apalagi komandan mereka pasti jauh lebih kuat daripada Wirya. Unit yang terbentuk dari sekelompok master ini, daya hancurnya pasti sudah tidak akan tertahankan lagi."Jenderal Wirya, tolong urus pembersihan tempat
"Sialan! Orang ini benar-benar tangguh. Kalau terus bertarung seperti ini, situasinya akan buruk," kata Kitto sambil terus mengayunkan kedua pedangnya dan setiap serangannya langsung mengincar titik vital Wirya. Namun, Wirya bergerak dengan lincah di antara kerumunan, jelas tidak ingin bertarung dengannya dan hanya ingin mengulur waktu."Jenderal Loland pasti sudah pergi jauh. Kita nggak perlu melawannya lagi, langsung mundur saja," kata Damian yang berniat untuk mundur saat melihat serangannya tidak berpengaruh. Meskipun dia tidak takut mati, dia juga tidak ingin mempertaruhkan nyawanya dengan sia-sia. Sekarang Loland juga sudah berhasil melarikan diri, tugas mereka untuk menghalangi musuh pun termasuk sudah selesai."Kalian tahan dia, yang lainnya ikut aku mundur," kata Kitto yang segera membuat keputusan. Menyadari pertempuran ini tidak akan membuahkan hasil, dia segera memimpin pasukannya untuk melarikan diri. Hanya beberapa orang saja yang ditinggalkannya di sana sebagai tumbal un
"Orang ini benar-benar sulit dihadapi!" Kitto menoleh ke belakang dan melihat Wirya masih terus mengejar mereka tanpa henti.Pasukan yang dikirim untuk mengadang Wirya sama sekali tidak berguna, bahkan gagal melukainya sedikit pun.Yang paling membuat frustrasi adalah Wirya bukan hanya mengejar, tetapi juga terus menembakkan sinyal merah, membuat posisi mereka terlihat dengan jelas.Jika terus begini, tidak peduli ke arah mana mereka melarikan diri, pada akhirnya mereka tetap akan terjebak."Kitto, Damian! Kalian berdua turun tangan sendiri, bunuh lalat menjengkelkan itu untukku!" Loland segera memberikan perintah."Jenderal, kalau kami pergi, siapa yang akan melindungimu?" Kitto ragu sejenak.Saat ini, kondisi tubuh Loland sangat buruk. Jika mereka berdua pergi dan tiba-tiba ada ahli yang menyerang, nyawa Loland akan dalam bahaya besar."Kalau nggak membunuh lalat itu, situasiku malah akan semakin bahaya! Cepat pergi!" desak Loland dengan marah."Baik!" Kitto dan Damian saling bertuka