Share

14. Lubang Di Hati

Rintik gerimis mengantar laju kereta besi yang ditumpangi Chava. Angin yang berhembus menguarkan aroma tanah, menyisakan genangan di mana-mana. Chava melempar pandangannya pada hamparan rerumputan basah di tepian jalan. Angannya kembali pada beberapa jam yang lalu sebelum dirinya duduk di salah satu taksi yang membawanya pergi.

Tak lama setelah kepergian Halimah, Chava pun memutuskan untuk pergi. Menggunakan sisa uang hasil menggadaikan cincin kawinnya tempo hari, dia melunasi administrasi rumah sakit. Mengabaikan rasa sakitnya, Chava putuskan untuk kembali ke rumah setelah sebelumnya mengintai keadaan di sana. Setelah Azzam dan Hana pergi, barulah dia memberanikan diri masuk menggunakan kunci cadangan untuk mengambil beberapa barangnya sebelum dia benar-benar pergi.

"Tisu, Mbak."

Chava tersentak, supir taksi mengulurkan kotak tisu padanya.

"Maaf ya, Pak. Saya pasti sudah mengganggu konsentrasi menyetir Bapak," ujar Chava tak enak hati.

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Puput Assyfa
menyesal pun percuma zam semuanya sudah terlambat, km sudah menyakiti chava demi hana wanita yg km agung2kan. sekarang rasain nikmatnya punya istri yg gk bisa apa2 dan yg selalu membangkang sm km zam. chava, km pasti bisa melalui ini semua karena ada Tuhan yg selalu menolongmu
goodnovel comment avatar
GigiKaka
meng-sad... ...
goodnovel comment avatar
Lina Juhariah
makan tuh zam,,,melepas berlian demi batu kerikil tau rasa kan sekarang karma sudah mulai berlaku dan kebahagiaan chava menanti
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status