Share

S2 BAB 76 : Tentang Xar

Author: Bintang
last update Last Updated: 2024-04-02 20:01:49
Beberapa hari berlalu sejak insiden dan tragedi penculikan itu terjadi. Aruna dan Shanti baru saja selesai membereskan sebagian barang-barang mereka dan akan keluar dari Rumah Sakit esok hari.

Sejak dibawa kembali ke Tanah Air, Brahmana mengirim Aruna dirawat di Rumah Sakit bersama Shanti, dalam satu kamar rawat inap SVIP.

Satu lantai dikosongkan dan hanya diisi oleh dua lusin bodyguard dari tim pengaman Dananjaya Group.

Pengamanan di Rumah Sakit tersebut juga diperketat dan CCTV terpasang nyaris di setiap selang tiga meter.

Semua kerepotan itu sungguh sepadan demi keamanan istri orang nomor satu di Dananjaya Group, berikut cucu menantu seorang legenda bisnis yang masih memiliki pengaruh kuat di negara ini.

Bahkan terlihat polisi berpakaian preman ikut berjaga di sekitar Rumah Sakit tersebut.

Dananjaya memang memerintahkan agar cucu menantunya itu diperiksa secara khusus dan intensif, baik fisik maupun psikis.

Brahmana bukan tidak sanggup merawat Aruna di dalam kediamannya dan m
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (3)
goodnovel comment avatar
Joy
duh tetep aja kurang puas. sngja dibiarin 2 hari ga baca, biar pas buka bab-nya puas. ternyata msh aja pnsaran
goodnovel comment avatar
Susi Yulianti
lanjut thor
goodnovel comment avatar
Tora1610
lanjutkan yg bnyak thorr
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 77 : Tidak Bisa Menjaganya Tetap Suci

    Brahmana dan Fathan baru tiba di Luzern, Switzerland setelah berkendara sekitar empat puluh sembilan menit dari Zurich. Luzern adalah sebuah kota yang terletak di Swiss bagian tengah, dekat dengan gunung Pilatus, Rigi dan Titlis. Daya tarik kota ini memang memukau dengan pusat kota tuanya yang berhias bangunan klasik dengan arsitektur menawan di sepanjang sungai Reuss. Tempat yang benar-benar indah dan romantis, namun mereka berdua datang ke tempat ini bukan untuk berwisata. Seorang petugas hotel membukakan pintu mobil Rolls Royce yang ditumpangi Brahmana. Pria tampan suami Aruna itu keluar, diikuti Fathan. Mereka kini berada di lobby Chateau Gutsch, salah satu hotel yang ada di kota ini. “Penghubungmu mengatakan akan bertemu kita di sini?” Brahmana bertanya tanpa menoleh pada Fathan yang berjalan di sisi kirinya. Mereka mengarah ke lounge hotel tersebut dan mengambil tempat di salah satu meja cantik dengan empat kursi di sana.

    Last Updated : 2024-04-03
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 78 : Perangkat Keras

    “Kau ternyata tidak setenang kelihatannya ya..” Fathan melempar pandangan pada Brahmana. “Maksud Tuan?” “Kenalan mu. Dan kau terlihat santai dengan sikap wanita yang… You know, sedikit agresif.” Fathan terkekeh. “Jika maksud Tuan soal Airan tadi, saya hanya sudah terbiasa saja dengannya yang seperti itu. Dia memang suka bermain-main begitu, bukan dalam artian buruk. Dan itu bukan hal baru untuk saya,” ujar Fathan enteng. “Lagipula, Airan bukan satu-satunya wanita seperti itu yang saya kenal.” Maksud Fathan adalah, saat ia menjadi pembunuh bayaran, ia sudah biasa bertemu wanita cantik satu profesi dengannya yang memang menggunakan wajah dan tubuhnya untuk menyesatkan target dan memudahkan tugas melumpuhkan sasaran. Mereka wanita-wanita tangguh yang suka menantang bahaya. Namun Brahmana mendengarnya seperti Fathan memiliki deretan wanita cantik yang pernah dekat dan bahkan mungkin menjadi teman tidur Fathan. Pria tampan suami Aruna itu menggeleng. Tanpa sengaja sudut matanya menan

    Last Updated : 2024-04-04
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 79 : Mendatangi Pimpinan The Foss

    Itu adalah dua jam kemudian, setelah Brahmana dan Fathan menaiki helikopter yang membawa mereka ke satu kota bernama Grindelwald, lalu meneruskan perjalanan menggunakan mobil ke Büössalp --masih di wilayah Grindelwald. Pemandangan luar biasa mengelilingi dan memanjakan mata Brahmana dan juga Fathan. Namun, sekali lagi, mereka bukan berada di situ untuk bertamasya. Brahmana merapatkan mantel panjang yang ia kenakan, suhu siang hari di Grindelwald bekisar 10° Celcius. Itu bukan suhu yang bersahabat bagi Brahmana yang terbiasa di iklim tropis. Ia melirik Fathan yang juga memakai mantel panjang tebal yang terikat rapat, dengan ujung hidung Fathan memerah. Namun pria mantan hitman itu masih terlihat santai dengan udara sedingin ini. Mereka kini berada di depan sebuah bangunan --mirip vila, terbuat dari kayu yang tampak kokoh. Bangunan itu berada di antara perbukitan dan nyaris tersembunyi. Bangunan itu sangat sederhana, bahkan lebih cocok disebut pondok kayu. Sebagai tempat tinggal unt

    Last Updated : 2024-04-04
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 80 : Sore Yang Panjang

    Brahmana menatap dokumen di tangannya.Lembaran itu berisi perjanjian dirinya dan pimpinan The Foss, yang sepakat, tidak akan mengganggu keluarga Dananjaya dan keturunannya. Sebagai ganti Brahmana menyerahkan Xar pada pimpinan asli The Foss.Xar merupakan orang yang memang dicari oleh pihak The Foss.Sejumlah besar uang dan sekian ratus kilogram emas murni batangan yang digelapkan dan dibawa pergi, bukanlah satu-satunya kesalahan Xar pada The Foss.Pimpinan The Foss sangat menantikan Xar ada dalam genggamannya --Xar melakukan kesalahan lainnya yang fatal di internal The Foss.Pengkhianatan.Setelah diambil dan ditampung The Foss, bahkan dibesarkan dalam perlindungan The Foss, Xar malah mengkhianati dengan meracuni pimpinan The Foss sebelumnya, yaitu paman dari pimpinan saat ini dan membawa kabur berkas berisi daftar klien-klien penting pembeli senjata ilegal.Mereka memburu Xar, namun tidak berhasil mengetahui keberadaan Xar setelah b

    Last Updated : 2024-04-05
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 81 : Bertarung Dengan Fathan

    Shanti berhenti di depan gerbang utama gedung apartemen yang terlihat megah. Mulutnya berdecak --nyaris tak percaya, mengetahui bahwa Fathan ternyata tinggal di sini. Itu adalah gedung apartemen yang masuk dalam jajaran apartemen prestisius di ibukota. Ia meneguk saliva. Dengan berbekal catatan yang dikirim Aruna, Shanti lalu melajukan kembali kendaraan roda duanya dan parkir satu lantai di bawah gedung. Ia lalu masuk ke lift dan berhenti di lantai dasar dan langsung menuju meja resepsionis. Sebagai orang luar, tentunya dia tidak memiliki akses untuk masuk ke lantai atas di mana unit-unit apartemen itu berada. Ia berbicara dengan petugas di meja tersebut dan menanyakan cara naik ke unit milik Fathan, namun petugas tersebut menolak halus. Ia menyarankan agar Shanti menghubungi pemilik unit untuk mengizinkannya naik ke atas. Dengan enggan, Shanti menelepon Fathan, namun sampai tiga kali melakukan panggilan, Fathan tidak kunjung menjawab telepon itu. Shanti lalu menelepon Aruna d

    Last Updated : 2024-04-05
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 82 : Menjauhi Shanti Mulai Besok

    Fathan menggelengkan kepala. Dirinya akhirnya bisa berada di ruang gym yang juga terdapat dojo di dalamnya. Bagaimana ini bisa terjadi? Dirinya dan Shanti kini berdiri di atas matras, dengan kedua tangan mereka telah mengenakan sarung tinju. Fathan tidak habis pikir dengan kelakuan Shanti ini. Bisa-bisanya wanita muda itu terpikirkan minta sparing dengannya, setelah ia baru saja mendarat kembali dari enam belas jam penerbangan? Namun Fathan tersenyum diam-diam. Wanita muda di depannya itu terlihat cantik dan menarik. Rambut sebahu miliknya yang diikat jadi satu ke belakang, memamerkan leher jenjang dan mulus yang sangat mengundang. Kedua pipinya pun hanya ternoda dengan satu jerawat kecil, terlihat kencang dan menggembung manis saat ia meniupkan udara dari mulutnya. Dan bibirnya. Kedua benda kenyal dan lembut berwarna merah muda pucat itu pernah dirasakan oleh Fathan. Segera, ia menandai dan memastikan hanya dirinya yan

    Last Updated : 2024-04-06
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Catatan

    Dear GoodReaders!! Author ingin menyapa sejenak. Sebentar lagi Aruna Season 2 akan segera berakhir (Author usahakan sampai dengan Aruna memiliki anak yaa). Dan Author juga mau minta maaf, untuk hari ini, Author absen update ya, karena mudik ^,^ Besok dan seterusnya Author usahakan untuk tetap upload seperti biasanya, sampai dengan Aruna Season 2 ini beneran tamat. Terima kasih untuk semua pembaca setia Aruna dan Brahmana. Selamat menunaikan ibadah puasa menjelang akhir, bagi yang melaksanakannya. Sampai jumpa besok dan jika kalian ingin memberi saran atau pun menyampaikan keinginan tentang kisah Aruna dan Brahmana ini, silakan kasih komen aja di bawah, yaaa.... See you tomorrow and... Enjoy!! ^,^

    Last Updated : 2024-04-07
  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 83 : Keseriusan

    “Aapaa?!?” Pekikan kaget Jasmine menggema seantero ruangan. Aruna dan Shanti segera mengingatkan Jasmine, sementara Najla langsung membekap mulut Jasmine dengan sebelah tangan. “Lu malu-maluin banget sih. Ini di tempat umum,” Najla mendelik pada Jasmine dengan tangan masih bertengger di mulut sahabatnya itu. Jasmine menggeleng-gelengkan kepala, lalu menepis tangan Najla dan mengomel. “Ya lagian! Gue kan kaget denger Shanti bilang dia ngelamar mas Fathan?!” Jasmine tidak salah. Sesungguhnya Najla bahkan Aruna sendiri terkejut mendengar berita yang dikatakan Shanti, saat mereka hari ini janjian untuk bertemu di sebuah kafe favorit mereka. Keterkejutan mereka bukan tanpa alasan. Shanti yang mereka kenal, adalah seseorang yang selalu menghindari keterikatan bahkan tidak berpacaran. Dan sekarang tiba-tiba mereka mendengar bahwa Shanti dan Fathan berencana menikah. Terutama lagi, Shanti mengatakan dirinyalah yang melamar Fathan lebih dulu. “Kamu serius Shan?” tanya Aruna pada Shanti.

    Last Updated : 2024-04-09

Latest chapter

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 3

    Fathan membuka pintu apartemen dengan perlahan, menghela napas panjang setelah hari yang cukup melelahkan.Matahari sudah tenggelam, dan hanya lampu-lampu kecil di sudut ruangan yang menyinari apartemen.Dia mengharapkan sambutan hangat dari Shanti, seperti biasanya. Namun, saat masuk ke dalam, Fathan langsung merasakan sesuatu yang memang berbeda malam itu.Shanti berdiri di tengah ruangan, kedua tangannya bersilang di dada, dan wajahnya menunjukkan ekspresi tegang namun dingin.Tatapannya menusuk, seolah-olah dia sudah lama menunggu kedatangan Fathan hanya untuk menghujaninya dengan kekesalan.Fathan mengerutkan alis, merasa ada yang tidak beres.“Ada apa? Kenapa wajahmu terlihat seram, seperti orang marah?” Fathan mencoba menggoda.Shanti menatap Fathan dengan tajam, tidak langsung menjawab. Seolah-olah sedang berusaha menahan diri untuk tidak meledak. “Bukankah kau bilang ada yang ingin kau bicarakan? Dan kau bilang sebentar lagi pulang. Tapi larut malam begini, kau baru pulang.”F

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 2

    Pagi itu, sinar matahari menyelinap melalui tirai apartemen yang belum sepenuhnya tertutup, menerangi ruangan yang tertata rapi.Shanti baru saja selesai sarapan dan memutuskan untuk membersihkan apartemen yang ia tinggali bersama Fathan.Setelah beberapa bulan tinggal bersama, Shanti sudah mulai terbiasa dengan ritme hidup baru ini, meskipun ada kalanya dia masih merasa canggung. Namun, pagi ini, ada perasaan aneh yang merambat di hatinya, membuatnya gelisah tanpa alasan yang jelas.Shanti mengenakan kaus longgar dan celana pendek, rambutnya diikat ke atas, siap untuk menjalani hari dengan membersihkan apartemen.Ia memulai dari dapur, kemudian ruang tamu, dan akhirnya tiba di kamar tidur mereka. Tempat tidur masih berantakan dengan selimut dan bantal yang berserakan —tanda bahwa kegiatan yang cukup dahsyat terjadi tadi malam.Saat sedang merapikan selimut, matanya tertuju pada lantai berkarpet di bawah ranjang mereka. Satu benda asing menangkap perhatiannya.Shanti membungkuk lalu me

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   Extra Part 1

    Pagi itu, sinar matahari menyelimuti Pantai Senggigi di Lombok dengan kehangatan yang lembut.Angin laut yang sejuk berembus pelan, membawa aroma asin yang khas. Langit biru membentang tanpa cela, sementara ombak kecil yang tenang menyapu lembut pasir putih di tepi pantai. Pemandangan yang begitu indah dan syahdu, seolah-olah surga kecil di bumi ini diciptakan khusus untuk mereka.Fathan dan Shanti berjalan beriringan di sepanjang pantai, kaki mereka tenggelam dalam pasir yang terasa basah juga hangat.Fathan mengenakan kemeja linen putih yang dibiarkan setengah terbuka, memperlihatkan dada bidangnya yang terbakar matahari. Ia tidak lagi mengenakan kacamata palsu-nya, namun manik abu-abunya tetap tertutup oleh kontak lens berwarna hitam.Sementara itu, Shanti mengenakan gaun pantai berwarna pastel yang melambai ringan tertiup angin, memperlihatkan sosoknya yang tidak seperti biasa --anggun dan santai."Mungkin kita harus pindah ke sini," ujar Fathan tiba-tiba, suaranya sedikit serak k

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 101 : Kisah Bahagia Mereka

    Kemeriahan begitu tampak di bangunan mewah nan megah Brahmana dan Aruna. Setiap sudut ruangan di lantai dasar dihiasi begitu cantik dan indah. Halaman samping juga terbentang tenda indah dengan tema kanak-kanak berwarna biru. Warna yang menjadi dominan ciri untuk kehadiran anak lelaki. Meja-meja bundar tersebar di halaman samping, dengan penataan hampir mirip saat Brahmana mengadakan pesta reuni untuk Aruna, kali ini tentu ditata lebih sempurna dan megah. Karena hari ini adalah pesta menyambut kelahiran putra penerus Dananjaya Group. “Ah, welcome Mr. Othman!” Brahmana menyambut kedatangan sepasang suami istri yang tentu saja ia ingat dengan sangat baik. Itu adalah Tuan Othman beserta istrinya, Nyonya Ariyah yang terbang dari Australia untuk memenuhi undangan dan melihat serta turut mendoakan bayi mungil Aruna. Tentu saja Ariyah sangat antusias tatkala mendengar kabar Aruna yang telah melahirkan. Sejak tragedi tempo hari itu, Ariyah dan Aruna menjadi cukup dekat, meski hanya berko

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 100 : Sesi Sparring Spesial

    Dhuaagg!Dhaagg!!Samsak itu bergoyang dan mengayun menjauh, menandakan pukulan dan tendangan yang dihantamkan, memiliki kekuatan yang serius.Fathan melompat sembari melakukan tendangan berputar.Dhuaagg!Samsak setinggi seratus lima puluh senti itu mengayun lagi. Dengan samsak setinggi itu, memiliki bobot sekitar empat puluh lima sampai lima puluh lima kilogram. Dan benda berbobot puluhan kilogram itu mengayun cukup jauh.Shanti yang tiba di ruang latihan, terpaku di balik pintu ganda dengan aksen kaca bagian tengahnya, sehingga ia bisa menyaksikan apa yang dilakukan pria yang telah menjadi suaminya itu, sejak beberapa menit lalu.“Keren…” desis Shanti dengan mata menyorot takjub.Ia jelas tahu, seberapa berat samsak dan betapa sulitnya untuk membuat benda berlapis kain oxford tersebut untuk mengayun sejauh itu.Dengan perlahan dan diam-diam, Shanti mengendap-endap mendekati Fathan yang terlihat fokus dan serius dengan samsak di hadapannya.Sebisa mungkin ia mengambil jalur yang tida

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 99 : Ingin Disentuh Tapi Takut

    “Apa beneran mereka ditinggal berdua, gak apa-apa?” Shanti masih terus bertanya pada Fathan sebelum ia akhirnya benar-benar masuk ke dalam mobil. Kepalanya masih menoleh ke arah bangunan megah kediaman Aruna dan Brahmana. Ia sungguh merasa khawatir akan terjadi keributan lagi antara Aruna dan Brahmana yang dipicu oleh kehadiran Mike di sana. “Cemas sekali?” Fathan terkekeh. Ia telah duduk di balik kemudi dan menyalakan mesin. “Gimana ngga cemas! Gegara keributan oleh Mike itu kan, terakhir Runa sama pak CEO hilang akal sehat, yang berimbas gue ikutan melancong ke negara tetangga dengan terpaksa!” Shanti merengut. Bahunya sedikit bergidik. Ia masih ingat betul, saat dirinya diikat bersama Aruna, lalu hampir mengalami pelecehan dan rudapaksa. “Chill out, Baby Doll…” Fathan mengulurkan tangan kiri dan mengelus kepala istrinya itu. “Baby Doll apaan!” Shanti mendelik sebal pada Fathan, namun suaminya itu malah tertawa. “Aku tidak akan membiarkan apapun atau siapapun menyentuh, apala

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 98 : Ayah Baby

    “Hai Babe!” Mike tersenyum lebar saat matanya tertuju pada Aruna yang duduk bersandar pada tumpukan bantal besar. “Siapa yang mengizinkan dia masuk?” desis Brahmana. Rahangnya terlihat mengeras, bersamaan gigi yang terkatup dan bergemeletuk. “Bukankah kau sendiri yang mempersilakan aku masuk? Pengawal Aruna tadi mengatakannya. Apa kau akan menjilat ludahmu sendiri?” Pria bule itu mengerling santai. “Kau!” “Sayangku… Agha…” Aruna di sisi Brahmana, berbisik mengingatkan. Ia lalu beralih pada teman bulenya itu. “Mike, masuklah.” Mike lalu melangkah masuk. Tubuh tingginya tegap bergerak mendekat dengan sebelah tangan memegang karangan bunga mawar begitu besar. “Congrat, Dear. Sudah menjadi seorang ibu…” Mike merentangkan tangan dan membungkuk, hendak memeluk Aruna, namun tangan kokoh Brahmana dengan sigap menahan tubuh pria bule itu dan mendorongnya menjauh. “Heyy! Easy man!” protes Mike dengan lirikan sewot pada Brahmana. “Mike, please. Hargai suamiku,” cetus Aruna. Kalimat pendek

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 97 : Dendam Terbalaskan

    “Tarik napas, Nyonya… Jangan dulu mengejan!”Instruksi dari dokter terdengar tenang dan lantang, namun Aruna bagai tidak bisa mencerna semua kata-kata itu.Tubuhnya terasa remuk dan seakan ditarik dari dalam. Suatu ‘ajakan’ memintanya untuk mengejan dan itu tidak bisa ditolak Aruna. “Arrrghh!!”“Jangan angkat pinggul Anda, Nyonya!”“Mengapa begitu banyak larangan!” Kali ini Brahmana yang mengomel. Ia sudah ikut berkeringat dan bermandi peluh. Kedua tangannya berada di bahu Aruna, sedikit lebih ke depan.“Kalau berposisi begini, Nyonya akan mengalami robek yang cukup panjang, Pak.” Dokter itu menjawab omelan Brahmana.“Ro-robek?” Brahmana seketika menganga. Tubuhnya bergidik ngeri, tidak sanggup membayangkan daerah sensitif itu terluka, apalagi sampai mengalami robekan.“Arrghh!” Aruna mengejan lagi.“Sa-sayang… dengarkan apa kata dokter. Turunkan pantatmu, jangan diangkat..” pinta Brahmana gugup. Tanpa sadar, ia menekan kuat tangannya yang berada di pundak agak depan Aruna.“Kau mau m

  • Dibuang Mantan, Dikejar CEO Sultan   S2 BAB 96 : Chaos Ruang Persalinan

    Kegaduhan benar-benar terjadi di Rumah Sakit ternama di ibukota siang hari itu.Mungkin bagi Rumah Sakit tersebut, hari ini adalah kejadian membuat ricuh dan paling menegangkan yang pernah mereka alami selama berpuluh-puluh tahun beroperasi.Satu lantai dipenuhi orang.Bukan pengunjung, namun tim pengawal dan keluarga serta teman Aruna yang memadati koridor menuju ruang persalinan.Bahkan kondisi seperti itu, belum termasuk Dananjaya Tua dan segenap pengawalannya.Sesepuh Dananjaya Group yang memiliki status prestisius yang sangat tinggi itu baru datang.Tak terkira para perawat, pegawai juga pengunjung lain Rumah Sakit tersebut dibuat bingung dengan ‘keramaian’ yang menampak di siang hari tersebut.Satu lantai, nyaris terisolasi karena dijaga oleh sederet tim pengaman dari Dananjaya Group.Tantri yang baru saja pulang ke kediaman Brahmana dari pesta Shanti, segera berbalik kembali dan datang ke Rumah Sakit dengan kehebohan khas ibu kandung Brahmana itu.“Dimana Sayangku? Cintaku? Di m

DMCA.com Protection Status