Share

7

Setelah menelepon keluarga nya yang berada di kampung, Diana pun kembali membereskan buku-buku nya. Ketika ia keluar dari kamar nya langit pun terlihat mulai mendung dan angin bertiup cukup kencang di luar pertada akan segera turun nya hujan, melihat hal itu Diana pun segera mengangkat jemuran pakaian nya dan menggantung kan nya di paku yang ada di belakang pintu kamar nya. Akhir-akhir ini di memang sudah mulai sering turun hujan di daerah Jakarta dan sekitar nya, biasa nya di pagi hari atau bahkan seharian hujan yang terkadang turun dengan lebat nya. Diana tidak akan keluar kamar setelah ini Karena ya di waktu hujan lah saat saat yang tepat untuk nya tidur, di saat saat hati nya merasa sangat lelah dan pikiran nya kacau menangis sampai tidur adalah pilihan yang sangat tepat untuk nya agar ketika ia membuka mata nya ia melupakan semua masalah nya. Ia pun merebahkan diri nya dan menutupi mata nya dengan tangan nya, sambil merebahkan diri nya ia pun meneteskan air mata nya sedikit demi sedikit. Mengeluarkan semua rasa lelah nya dalam bentuk air mata dan menangis tanpa suara, sejak kecil mengapa keadaan selalu saja memaksakan seseorang untuk menjadi dewasa. Mengapa keadaan harus terus memaksakan semua hal yang tidak Diana ingin kan selama hidup nya, terus menerus di lukai oleh keadaan memang perlahan membuat nya bisa tumbuh menjadi dewasa. Harus siap melangkahi sang kakak untuk menjadi seseorang yang ikut banting tulang untuk sang keluarga karena keadaan yang sangat memaksakan kehendak nya.

“ aku gak pernah meminta banyak, dan aku gak pernah mau memiliih untuk berada di posisi seperti ini. ketika semua yang di harapkan tidak pernah bisa berjalan sesuai dengan kenyataan rasa nya semakin takut untuk menjalani hari-hari yang penuh dengan kebohongan “ sahut Diana disela-sela tangisan nya.

Semakin lama semuanya semakin terpendam dan sulit untuk di bicara kan, di biarkan begitu saja sampai akhir nya menjadi kusut dan taka da ujung nya. Ketika ia sudah memutuskan semua nya untuk melangkah kan kaki nya begitu jauh, sudah seharus nya ia siap dengan semua resiko yang akan ia hadapi. Ia harus bisa mengatasi semuanya seorang diri dan harus bisa menutupi masalah keuangan nya dari keluarga nya agar tidak cemas dengan nya, harus tumbuh semakin kuat karena yang bisa menyembuh kan adalah diri nya sendiri. Waktu pun semakin berjalan dan Diana akhir nya tertidur di dalam tangisan tanpa suara nya itu, dan terkubur dalam gemuruh nya hujan yang turun siang itu dengan sangat deras nya.

Sementara itu, keluarga nya di kampung selalu memikirkan apakah uang yang Diana punya saat ini masih cukup untuk bisa sampai tanggal 1, belum lagi untuk pegangan nya saat interview nanti. Setiap hari ibu nya selalu berdoa agar Diana selalu baik-baik saja di sana, ia juga berdoa agar Diana segera mendapat kan pekerjaan dengan cepat agar ia bisa segera membantu perekonomian keluarga nya, belum lagi sang kakak akan segera mendekati masa KKN nya di kampus nya yang berada tidak terlalu jauh dari daerah tempat tinggal nya. Sang ibu tidak pernah menyangka bahwa putri nya akan mengambil langkah jauh untuk hidup nya, ia berpikir sang anak tidak akan bisa bertahan lama hidup jauh dari rumah karena sebelum nya Diana pernah di sekolah kan jauh dari rumah di salah satu pondok pesantren yang ada di kota bogor dan ia sama sekali tidak betah berada di sana. Mungkin semakin dewasa dan bertumbuh nya usia Diana ia semakin memahami bagaimana orang-orang di sekitar nya mengabaikan diri nya hanya karena ia berasal dari keluarga kecil, di tambah ia bisa merasakan semua luka yang selalu saja di berikan kepada keluarga nya. Sang ibu hanya saat ini hanya bisa menuruti dan mendoa kan yang terbaik untuk anak bungsu nya ini. terkadang ia merasa kehilangan saat Diana tidak ada di rumah, biasanya ia sangat cerewet dan suka kena marah oleh nya. Sang kakak juga terkadang merasa sangat kesepian karena tidak ada nya teman untuk ia ganggu selama ini dan teman berkelahi sampai berujung kena marah oleh orang tua nya.

Dimata Diana kedua orang tua nya adalah sosok yang sangat  tegas kepada anak-anak nya, sang ibu selalu terlihat memaksakan anak nya untuk bisa mandiri dan tidak menjadi beban untuk orang lain dan sang ayah adalah sosok yang tidak terlalu banyak berinteraksi dengan anak-anak nya karena sibuk bekerja tapi Diana dan kakak nya sangat takut pada nya. Diana sangat termotivasi saat mengingat bagaimana  sosok sang ayah yang sudah menjadi pekerja keras sejak kecil, mulai dari berjualan manisan keliling dikereta untuk bisa bersekolah. Ia merasa sangat terdorong jika mengingat kalau sang ayah bekerja keras agar anak-anak nya tidak merasa kan hal yang sama dengan nya yaitu putus sekolah di pertengahan jalan. Apapun yang dilakukan kedua orang tua nya baik Ibu maupun ayah adalah hal yang terbaik untuk Diana dan sang kakak, walaupun terkadang Diana merasa marah pada keluarga nya karena terlalu keras menekan diri nya tapi jauh di lubuk hati nya ia sangat ingin melindungi keluarga nya dari semua orang-orang yang selalu merendah kan mereka terlebih merendah kan kedua orang tua nya. Terkadang orang lain tidak pernah memahami bagaimana hati seseorang untuk bisa menjadi yang lebih baik, bagaimana perasaan seseorang jika rendahkan bahkan jika itu adalah keluarga nya sendiri, tidak terbayang oleh Diana bagaimana perasaan kedua orang tua nya yang setiap hari mendengarkan semua yang di katakan. Dirinya selalu merasa sakit hati jika sesekali tidak sengaja melihat sang ibu menangis di kamar nya, ia juga tidak bisa membayang kan kalau sang ayah pun menagis diam-diam di dalam lelah nya ia bekerja seharian. Selama ini Diana yakin jika waktu akan selalu menunjukkan semua nya, semua perjuangan dan pengorbanan nya selama ini akan ia persembahkan untuk mereka yang selalu menahan sakit di depan anak-anak dan yang selalu menjadi pahlawan untuk nya. Doa dan usaha yang akan selalu ia lakukan setiap hari nya, setidaknya melihat sebuah senyuman yang lepas di wajah kedua nya adalah harta yang sangat indah untuk Diana.

Diana pun terbangun dari tidur nya dan jam pun menunjuk kan pukul 5 sore, ia pun duduk sejenak di kasur nya dan melamun sebentar sambil mengacak-acak wajah nya. Mata nya terlihat sembab dan memerah, sangat terlihat jika diri nya baru saja menangis. Ia pun mengambil handuk nya dan segera bergegas ke kamar mandi, ia pun mendapati hujan masih belum reda dan masih sama deras nya. Ia pun dengan cepat masuk ke dalam kamar mandi agar tidak ada yang melihat nya dalam keadaan mata memerah, Diana akan berada di dalam kamar nya terlebih dahulu setelah mandi nanti guna menunggu mata nya kembali normal.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status