Share

Pembalasan Raksha

Raksha bisa merasakan tanah yang dia pijak kian bergetar akan derap langkah zirah besi prajurit Kanezka yang datang beramai-ramai. Jarak mereka masih sekitar 500 kaki darinya, tetapi gemerlap api obor yang berbondong-bondong layaknya kumpulan kunang-kunang yang berbaris rapi dari rombongan mereka menandakan bahwa seluruh prajurit Kanezka datang.

“Hancurkan Sakra!”

“Hancur! Hancur! Hancur! Hancur!”

“Bunuh Mavendra!”

“Bunuh! Bunuh! Bunuh! Bunuh!”

“Bantai para pengkhianat Nusantara! Bantai para Titisan Ashura!”

“Bantai! Bantai! Bantai Bantai!”

Seruan pasukan Kanezka yang garang itu kian terdengar jelas seiring dengan jarak mereka yang kian memendek memasuki komplek desa yang gelap dan sunyi.

Raksha tahu kalau pasukan siluman harimau sudah bersembunyi di tiap rumah di komplek desa, tetapi masih ada yang membuat hatinya tidak tenang. Dia memperhatikan dengan cermat rombongan pasukan itu dari kejauhan.

“Kira-kira ada berapa kekuatan, Asoka?” tanya Raksha.

“Seratus lima puluh….tidak, sekitar
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status