"Azalea, kau ... kenapa dengan suaramu?” tanya Barma menyadari suara yang keluar merupakan suara laki-laki.Barma marah. Kemudian ia bertanya dengan dingin dan kelam. “Siapa kau? Berani-beraninya kau menipuku?!”Tangan Barma terangkat lantas menampar pipi Bian dengan keras, ia begitu murka mengetahui bahwa wanita di depannya saat ini hanyalah sebuah tiruan.Seharusnya ia sudah tahu, jika Azalea masih hidup tentulah wajahnya sudah berubah menjadi setua dirinya, namun ia malah menampik hal itu.Barma berpikir sejenak lalu tertawa seperti orang gila. “Aku tak peduli siapa kau, setidaknya kau bisa menjadi mainanku sampai aku bosan memainkanmu,” ucap Barma seraya mencengkeram dagu Bian kuat hingga membuat Bian meringis kesakitan sambil memegang pipinya yang memerah.“Barma keparat, lepaskan Alea!” seru Alex marah.Akan tetapi Barma malah semakin senang mendengar teriakan Alex, ia melirik ke arahnya sebentar sambil menunjukkan senyum iblis padanya.Barma menyeringai layaknya seorang psikopa
“Azalea, Sayang, mari kita bersenang-senang.” ucap Barma seraya menyeringai, wajahnya bagaikan predator yang siap menelan mangsanya hidup-hidup.Sosoknya yang mengerikan membuat Bian ketakutan. Setelah menanggung rasa sakit di sekujur tubuhnya akibat cambukkan, sekarang ia malah akan di ruda paksa.Bian menjerit tertahan manakala bagian intinya diterobos dengan paksa. Rasa sakit yang menyengat kembali ia rasakan, seperti pertama kali ia melakukannya dengan Alex.Akan tetapi, saat ini sama sekali berbeda sewaktu ia bercinta dengan Alex yang melakukannya dengan lembut dan penuh perasaan. Apalagi dirinya lakukan atas dasar kerelaan, rasa cinta dan sama-sama bergairah.Namun saat ini, Barma layaknya seekor hewan buas tak berperasaan. Hingga Bian merasakan rasa sakit seakan dirinya seperti terbelah.Tangan Barma juga tak tinggal diam. Ia mencekik, memukul, menampar bahkan menggigit Bian sambil terus menggoyangkan pinggulnya memompa intinya.Alex meraung-raung hingga menangis putus asa meli
“”Kau belum tidur?” tanya Arshaka ketika tiba di dalam kamar tidurnya.Terlihat Alana tengah duduk sambil membaca sebuah buku di tangannya.Alana mengalihkan atensinya ke arah asal suara, lantas tersenyum kecil lalu menutup buku di tangannya seraya menunjukkannya pada Arshaka.“Seperti yang kau lihat, aku masih ingin menyelesaikan novel ini.”Arshaka melangkah mendekat sedikit mencondongkan tubuhnya lantas mengecup kepala Alana.“Ada apa? Apa kau ingin mengatakan sesuatu?” Alana meletakkan novelnya lalu menengadah menatap wajah suaminya.Arshaka tampak ragu untuk memberitahukan rencana penyelamatan Alex padanya. Ia pun memilih duduk di samping Alana meskipun perasaannya campur aduk tak karuan.Alana tersenyum, dengan wajah tenang ia lantas berujar, “Pergilah, aku tak akan pernah mencegahmu menyelamatkannya. Alex merupakan bagian dari keluarga kita, jadi ... “ Alana memegang tangan Arshaka lembut.“Pergilah, selamatkan dia dan berjanjilah padaku bahwa kalian akan kembali dengan selamat
“Kiara, Kau ... bagaimana bisa kau berada di sini?” Alex terkejut melihat Kiara datang.Kiara berdiri beberapa langkah di depan Alex, wajahnya datar tanpa senyuman. Sedangkan netranya menatap tajam ke arahnya.“Kenapa kau terkejut melihatku, Alex? Bukankah seharusnya aku yang terkejut akan kenyataan bahwa kau lebih memilih dia daripada aku?!” Sanggah Kiara seraya menunjuk Bian dengan tatapan murka.“Kiara ... “ Alex menatap Kiara dengan tatapan tak percaya, netra yang selalu menunjukkan kepolosan dan ketulusan sekarang hanya memancarkan kebencian.“Kau tak menjawab, apakah itu berarti kau mengakuinya sekarang bahwa kau mencintai wanita jadi-jadian ini, hah?!” murka Kiara.Alex dan Bian sama-sama terkejut hingga diam terpaku menatap Kiara. Sedangkan Kiara balas menatap Bian dengan dalam dan tajam seakan tatapannya menghunus langsung ke arah Bian.“Kau ... bukankah kau sendiri yang berkata bahwa kau tak akan mengganggu Alex dan mengacaukan hubungan kami? Tapi kenapa kau mengingkarinya
"Jangan pernah berharap aku akan melayanimu, baik di ranjang maupun kebutuhanmu yang lain. Aku tidak sudi, dasar pembunuh!" Desis Alana, sesampainya mereka di kamar hotel yang khusus dipersiapkan untuk pasangan suami istri memadu kasih, merengguk manisnya surga dunia malam pertama.Alana yang mempunyai wajah cantik dengan lesung pipi kanan, ditopang tubuh tinggi semampai serta kulit putih mulus. Kesempurnaan fisiknya mungkin tak sebaik nasib hidupnya di dunia ini.Lebih-lebih, ketika tubuhnya ditukar dengan harta. Dirinya lebih pantas disebut gadis yang dijual demi kekayaan dari pada seorang istri yang sah.Seharusnya malam ini Alana menjadi pengantin wanita paling berbahagia, menikah dengan kekasih pilihannya yang sudah dipacarinya sekian tahun. Tapi, semua mimpi itu hancur, musnah setelah calon pengantin prianya dibunuh oleh sahabatnya sendiri.Arshaka, lelaki yang telah mengucapkan ikrar pernikahan satu jam yang lalu, juga penyebab terbunuhnya calon suami Alana seminggu sebelum mer
"Selamat datang, Nyonya Muda," sapa Monic ketika mereka sudah sampai di mansion pribadi Arshaka.Alana bernafas lega. merasa beruntung, setidaknya Arshaka punya tempat sendiri. Tadinya Alana sempat berfikir kalau Arshaka akan mengajak dirinya untuk tinggal bersama keluarganya.Entah kenapa, Namun, Alana pun tidak memungkiri kalau ia tidak menyukai mama dan adik tiri Arshaka yang terkesan licik. Padahal, ini adalah kali pertama mereka bertemu dan kesan yang di dapatinya malah kemunafikan. Setidaknya, kekuatiran Alana akan mengalami penindasan oleh Mertua seperti yang ia pikirkan tidak terjadi.Alana hanya menanggapi sapaan monic dengan anggukan. Lagipula, Alana hanya bisa pasrah, juga tidak berharap diperlakukan dengan baik dan istimewa oleh Arshaka. Asal ia tidak menyentuhku dan memperlakukanku secara kasar, itu sudah cukup."Mari aku antar ke dalam kamar, Nyonya." ajak Monic, sedangkan Arshaka hanya meliriknya sekilas tanpa berbicara sepatah katapun, ia lantas melenggang masuk tanpa
Arshaka terkejut dengan sura benda terjatuh lantas bangkit untuk memeriksanya. melihat pintu yang sedkit terbuka membuat Arshaka menjadi curiga. seingatnya, ia telah menutup pintu itu dengan rapat.Arshaka memeriksa dan melihat sekeliling, namun nihil, ia tak menemukan siapapun.Arshaka masuk ke dalam kembali kemudian berpamitan pada mertuanya. Ia ada meeting dengan klien dan menitipkan Alana padanya.Alana yang melihat Arshaka pergi, akhirnya bisa bernafas dengan lega. meskipun dibenaknya muncul berbagai pertanyaan, ia akhirnya memutuskan untuk mencari tahu sendiri.sementara itu, Arshaka yang telah tiba di perusahaan miliknya selalu menjadi pusat perhatian setiap karyawan. Bagaimana tidak, Arshaka, Ceo pemilik Arshaka group. Berparas tampan dengan tinggi 180 cm dengan netra berwarna almond, rahangnya yang tegas dengan alis tebal serta bibirnya yang tipis ditunjang dengan tubuh sixpacknya membuatnya begitu sempurna bak dewa yunani.Sifatnya yang dingin, ambisius dan kejam membuat law
Bab 4"Tuan Besar, Tuan Muda Arshaka datang berkunjung!" lapor Enrique membuat Daniel yang sedang membaca laporan perusahaan di ruang kerjanya langsung menengadahkan wajahnya tak percaya."Benarkah? Apa itu benar?" Binar di wajahnya begitu kentara sekali, sungguh baginya itu adalah sebuah kebahagiaan yang tak mampu ia ungkapkan.Setelah lebih dari sepuluh tahun anak kandungnya pergi dengan penuh kebencian. Lantas mengibarkan bendera peperangan padanya.Daniel berpikir, kelakuan Arshaka layaknya kenakalan remaja, semua itu hanya sebagai bentuk protes akan kematian ibunya juga karena kekecewaan pada dirinya karena menikah lagi.Arshaka akan kembali karena ia pasti tidak akan bisa menghidupi dirinya sendiri, anak remaja tanpa uang dan fasilitas dari orang tua bisa apa?Nyatanya, ia menyesali semuanya. Ia begitu menyesali akan komunikasi buruk pada anak semata wayangnya itu, bahkan tidak berusaha mencari tahu keberadaannya.Sedangkan waktu anaknya datang ke mansionnya untuk pertama kalin