Share

Tidak akan melepaskan nya

Mendengar permohonan dan rengekan dalam ketakutan Jeslin membuat Dominic langsung terkekeh kecil, dia meletakkan jari telunjuknya ke jidatnya Alicia, mendorong nya pelan sambil mendengus.

"Kau pikir aku ini se bajingan itu?," tanya Dominic cepat, membuat Jeslin seketika terkejut, perempuan itu seketika mengencangkan pegangan nya pada sisi pinggir wastafel.

Tiba-tiba Dominic memajukan tubuhnya, membiarkan tangan nya meraih sesuatu di dalam kotak kaca yang tergantung di belakang Jeslin, membuat perempuan tersebut agak terkejut.

Laki-laki tersebut mengambil sesuatu didalam nya kemudian laki-laki tersebut menyeret sebuah kursi lantas langsung duduk dihadapan Alicia.

Hal tersebut membuat Jeslin seketika memerah, dia mencoba menutup kembali kedua kakinya karena malu.

"Kak, apa yang kau lakukan?" dia bertanya gugup.

"Buka kaki mu," laki-laki tersebut memberikan perintah.

"No," Jeslin jelas saja malu, mencoba terus merapat kan kaki nya.

"Ingin aku memperkosa mu sekali lagi didalam kamar mandi?," laki-laki tersebut memberikan ancaman, membuat Jeslin seketika panik.

"Buka kaki mu, aku akan mengobati nya,"

"Apa kau selalu memaksa kehendak mu pada orang lain?," bentak Jeslin kesal.

Dia fikir bagaimana mungkin dia membuka milik nya di hadapan kakak ipar nya tersebut.

"Berhenti lah bicara membentak ke arah ku,"

melihat Jeslin yang enggan patuh pada nya jelas laki-laki tersebut merasa kesal.

"Menyingkir lah, aku bisa melakukan nya sendiri" Jeslin mencoba merebut Obat yang ada di tangan Dominic, tapi rupanya usaha nya sia-sia, laki-laki itu dengan gerakan cepat menaikkan tangannya.

Kini Dominic berdiri kembali, menatap tajam kearah adik ipar nya tersebut.

"Buka atau aku benar-benar akan memperkosa mu sekali lagi," kali ini ancaman Dominic tidak main-main,dia menatap tajam Jeslin dengan kekesalan nya.

Melihat bola mata laki-laki tersebut yang mulai menggelap, pada akhirnya Jeslin patuh, meskipun kesal, marah dan jijik dia mencoba menuruti perintah kakak ipar nya tersebut.

"Itu bagus," ucap Dominic sambil menaikkan ujung bibirnya, laki-laki tersebut langsung duduk dihadapan Jeslin, dengan gerakan cepat dia membuka paha gadis yang telah sempurna menjadi perempuan semalam dengan kedua tangannya dengan gerakan sedikit memaksa,dimana kemudian menampilkan hutan rimba yang telah di cukur bersih dengan sempurnah.

Jeslin seketika langsung memejamkan bola matanya karena malu.

"Dasar bajingan." Umpat nya dalam hati.

"Kau cukup rajin merawatnya," dominic bicara pelan, sedikit memuji sambil mengoleskan obat disana.

Seketika Jeslin membuka matanya, tidak tahu kenapa meskipun terasa perih sentuhan Dominic jelas seolah-olah menciptakan aliran listrik yang menyentak isi tubuh nya hingga ke ubun-ubun.

"Aku akan memandikan mu,"

"Ya?,"

Dominic langsung mengangkat tubuh Jeslin tanpa rasa canggung, membawanya menuju ke shower yang terletak disisi kiri mereka.

"Lepaskan aku kak,"

"Diam lah, semakin kamu memberontak semakin aku berlaku kasar pada mu Jes, kau tahu tubuh mu tidak akan mampu mengimbangi berat tubuh ku,"

Jeslin menelan saliva nya, menatap tubuh kekar berotot itu yang tercetak sempurna di hadapannya.

laki-laki tersebut menurunkan tubuh Jeslin.

"Kenapa kau melakukan semua ini pada ku?," pada akhirnya Jeslin bertanya sambil mencoba menatap manik mata laki-laki itu, segurat kekecewaan jelas terpatri di wajah perempuan tersebut.

"Kau tidak mesti tahu alasannya,"

"Kau menyakiti hati kakak ku,"

"Aku tidak bilang pernah mencintai kakak mu,"

Seketika Jeslin tercekat.

"Hubungan macam apa ini?," dia menangis pelan.

"Setelah lama-lama kau akan terbiasa,"

"Apa?,"

Kata-kata Dominic jelas membuat Jeslin merinding, lama-lama akan terbiasa? itu artinya laki-laki itu akan memperkosa dan menggagahi nya berkali-kali hingga dia bosan.

"Kau menikahi kakak ku, tapi memaksa untuk bercinta dengan ku? Kau fikir aku pelacur milik mu?," bentak Jeslin dengan jutaan kemarahan nya.

"Aku tidak pernah menganggap mu begitu,"

"Lalu apa? pemuas nafsu mu? peliharaan mu?" Jelas saja Jeslin berteriak histeris, seolah-olah dia tidak punya harga diri sama sekali karena laki-laki dihadapan nya itu.

"Oh shit, jadilah sedikit manis dan penurut," Dominic meraih wajah Jeslin, menggenggam nya dengan telapak tangan nya.

"Mendongak lah dengan angkuh dan buang air mata mu, bukan kah kau menyukai nya semalam,"

"Kau fikir aku menyukai nya? kau gila," Jeslin marah, tangan nya dengan cepat menyingkirkan tangan Dominic dari wajahnya, kemudian dia secepat kilat memukul dada laki-laki itu dengan perasaan penuh kebencian.

"Lepaskan aku, kau sudah mendapatkan apa yang kamu mau, sekarang pergi dan tinggalkan aku, kau bisa kembali bersama kakak ku, jangan pernah mengingat soal semalam sekalipun," perempuan tersebut bicara penuh emosi, mendorong tubuh Dominic dengan perasaan penuh kebencian.

"Tidak akan pernah," Dominic menarik tangan Jeslin dengan kasar.

"Sekalinya sudah menjadi milik ku, jangan pernah bermimpi untuk bisa lepas dari belenggu dan cengkraman ku"

"Kau gila Dominic, kau gila." Jerit Jeslin dengan jutaan kekesalan dan kemarahan nya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status