Share

BAB 5 : Fitting Baju Pengantin.

"Sekarang kamu jaga Lyla selama saya mengemudi," ucap Al seraya memalingkan wajahnya. Ia tidak ingin Sarah tahu bahwa dirinya sangat gugup saat kepergok Syla tengah menatap dan mengagumi kecantikan Sarah.

"Sebenarnya aku kesini untuk mengantar makanan, atau jadi pengasuh?. Untung anaknya lucu," gumam Sarah. Ia pun segera menggendong Lyla.

"Duduk di depan! Kamu kira saya ini sopir kamu?," hardik Al saat Sarah hendak membuka pintu mobil belakang. Karena tidak mau memperpanjang urusan, Sarah pun langsung menuruti perintah Al untuk duduk di depan.

Mobil yang di kendarai Al pun melaju membelah jalanan kota.

"Lyla kok manggil ke ayahnya om, kenapa?" bisik Sarah tepat di telinga Lyla. Ia harap-harap cemas Al akan mendengarnya.

"Karena, om itu bukan papa Lyla. Tapi, adiknya mama Lyla," jawab Lyla. "Iya kan om?" tanyanya kemudian kepada Al. Sedangkan ia tengah sibuk dengan mainannya.

"Aduh Lyla," lirih Sarah seraya wajahnya segera beralih menatap jendela.

"Benar. Mama sama papa Lyla sekarang sedang kerja di luar kota, supaya membelikan banyak mainan buat Lyla. Makanya Lyla nya sama om dulu," ucap Al.

"Tuhkan kak Salah, Lyla benel. Tapi om, kok mama sama papa belum pulang juga ya?" Lyla bertanya kembali.

"Nanti juga pulang, kalau mama sama papa Lyla sudah mendapatkan buanyyakk banget mainan buat Lyla," terang Lyla.

"Tapi om, padahal Lyla gak apa-apa kalau mainannya sedikit, asal mama sama papa Lyla ada sama Lyla," ucap Lyla. Kini ia berhenti bermain dan beralih menatap Al dengan wajah sendu.

"Iya Lyla cantik, om akan minta mama sama papa Lyla supaya cepat pulang," jawab Al. Ia harus kembali berbohong kepada ponakannya untuk yang kesekian kalinya.

"Janji ya om?" ucap Lyla seraya meminta Al untuk menautkan jari kelingking nya sebagai tanda perjanjian. Dan Al pun mengikuti keinginan Lyla dengan mengangguk ragu.

Setelah itu, ia mendekatkan wajahnya ke arah telinga Sarah membuat Sarah memundurkan tubuhnya.

"Kemari sebentar,", perintah Al. Sarah pun mengikutinya dengan perasaan cemas.

"Kalau kamu ingin bertanya tentang Lyla, tanyakan langsung pada saya," ucap Al memperingati.

"Baik tuan. Maaf," jawab Sarah seraya menunduk.

"Dan satu lagi, jangan panggil saya tuan. Memangnya kamu itu tawanan saya, apa?" tutur Al.

"Untuk hal itu saya tidak bisa mengikuti anda, karena saya lebih nyaman memanggil anda tuan!" jawab Sarah dengan menekan kata di akhirnya. "Memang kenyataannya aku ini tidak jauh beda seperti tawanannya," batin Sarah.

"Terserah. Dasar keras kepala!" jawab Al akhirnya.

"Sebenarnya kemana orang tua nona Lyla?, sepertinya ada sesuatu yang di sembunyikan oleh tuan Al," batin Sarah dalam hati.

Mobil yang di kendarai Al akhirnya tiba di sebuah butik ternama. Mereka pun segera turun dari mobil dan langsung masuk ke dalam butik tersebut.

Semua karyawan butik terpana melihat sosok pria yang menjadi incaran para wanita dari semua kalangan kerena ketampanan, kekayaan, dan keunggulannya di dunia bisnis ada di butik mereka.

"Tunggu, bukankah itu tuan Alvaro Alexandra. Apakah ia akan menikah?, wah ini akan jadi patah hati wanita sejagat raya!" ucap salah satu karyawan dengan sangat pelan.

"Benar sekali, siapa wanita beruntung itu?"

"Apa ia dari kalangan pebisnis, aktris atau model?" timpal yang lainnya.

"Entahlah. Tapi yang pasti, wanita itu pasti wanita luar biasa dan bukan dari kalangan biasa!"

"Betul banget."

Bisik-bisik para karyawan butik memenuhi ruangan di mana Al sekarang berada. Meskipun mereka berbicara pelan sekali, tapi Al masih bisa mendengarnya. Hanya saja ia pura-,pura tidak tahu.

Bukannya langsung melayani, mereka malah tetap asik dengan bahasan karena kedatangan pelanggan spesial. Hingga pemilik butik turun tangan karena melihat tamu sekaligus teman baiknya belum ada yang melayani.

"Semoga tuan Al bisa memakluminya. Karena mereka menjadi seperti ini, itu juga karena ulahmu," ucap sang pemilik butik seraya terkekeh. Ia bernama Audy Larasati teman kecil Al sejak keduanya mulai bersekolah di menengah atas.

"Apa kamu sedang mencoba meledek saya?" timpal Al pada sahabat masa kecilnya itu.

"Tapi itu faktanya, bukan?. Wah siapa wanita beruntung ini, wanita yang telah berhasil mencairkan pria Kutub Utara yang gila kerja ini?. Pasti gadis ini sangat spesial," ucap Audy. Kini ia beralih menatap Sarah menatap yang berdiri di belakang Al dengan menggendong Lyla.

Sarah yang mendengar itu hanya tersenyum canggung, karena ia tidak tahu harus menanggapinya bagaimana. Andai saja ia bisa memilih, pasti ia sudah menolak untuk di nikahi Al.

"Baiklah Audy, saya mau meminta bantuan kamu untuk mencarikan gaun pengantin terbaik di butik ini dan minta Sarah untuk mencobanya," ucap Al seraya menyuruh Sarah mengikuti Audy.

"Hmmm, namanya Sarah. Baiklah Sarah ayo ikuti saya, saya akan menunjukkan kepadamu gaun terbaik di butik ini dan menjadikanmu ratu tercantik," tutur Audy. Sarah pun segera mengikuti Audy dari belakang.

"Wah bajunya bagus semua, ini benar harganya?. Kira kira harga segitu untuk berapa buah gaun pengantin, kak?"tanya Sarah dengan polosnya. Ia yang berasal dari desa dan pertama kali di bawa ke tempat ini tentu saja tidak tahu. Sarah tampak terkejut dengan bandrol harga yang tertera pada salah satu gaun pengantin. Mendengar itu, Audy terkekeh. Ia merasa heran dengan wanita yang kini bersamanya.

"Wanita seperti apa sebenarnya kamu Sarah?"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status