"Ma? Aku udah dewasa, loh. Aku nggak perlu lagi dijodohin sana-sini."
Rebecca menatap Ariana dengan pandangan sinis. "Umur kamu udah 26 sekarang! Kamu mau mama tunggu sampai kapan?! Mama sama papa udah pengen punya cucu!"Ariana mendesah panjang. "Ma? Mama nggak liat banyak kasus perceraian sekarang? Mama mau aku sembarangan kenal cowok, nikah, terus cerai? Gitu?""Kalau kamu takut, biar mama yang cariin buat kamu! Anak teman mama itu baik-baik. Kamu tinggal nurut aja sama mama."Ariana kembali mendesah. Selama ini ibunya jarang mencampuri urusan percintaannya, namun kali ini ibunya nampak begitu ngotot untuk menjodohkannya dengan anak dari temannya.Sebenarnya Ariana ingin menolak, apalagi ia baru saja memutuskan hubungannya dengan Raka. Tapi ibunya tetap ngotot agar Ariana bertemu dengan anak dari temannya."Pokoknya kali ini kamu harus temuin dia, karena mama udah janji ke teman mama buat kenalin kalian.""Ma? Emang mama udah tau dia gimana? Orangnya baik atau nggak? Siapa tau dia panuan atau suka makan cewek.""Hush!! Sembarangan aja mulut kamu!!" tegur Rebecca. "Pokoknya besok kamu harus ketemu sama dia! Mama sama teman mama udah atur pertemuan kalian!"Ariana sudah tidak dapat mendebat ibunya. Pada akhirnya Ariana harus mengiyakan tuntutan ibunya, agar perdebatan mereka segera selesai. "Iya-iya! Besok aku ketemu sama dia. Puas?"Rebecca mengangguk, sambil tersenyum. "Nah, gitu dong! Itu baru namanya anak mama."Ariana memutar bola matanya. "Giliran ada maunya baru ngomong gini. Ya udah, aku mau mandi dlu." Ariana meninggalkan ibunya, dengan perasaan dongkol.Sedangkan Rebecca yang terlihat bersemangat, langsung mengambil ponselnya dan menyampaikan kabar baik tersebut.***Keesokan harinya, Ariana menceritakan perihal perjodohan yang sudah diatur oleh ibunya, kepada Shelly."Udah... jangan ngeluh terus. Sesekali nyenangin orang tua kamu kan nggak apa-apa."Ariana memutar bola matanya. "Emang susah ya kalau curhat sama anak baik-baik."Shelly tersenyum. Ia tidak tahu kalau di mata Ariana, ia adalah wanita yang baik.Sebenarnya Shelly ingin percaya kalau ia adalah orang yang baik. Sayang, di masa lalu Shelly pernah menyakiti seseorang, sehingga Shelly masih merasa bersalah hingga kini."Tapi kamu udah liat orang yang mau dijodohin sama kamu, kan?" tanya Shelly.Ariana diam sejenak. Ia nampak berpikir, sebelum menjawab pertanyaan Shelly. "Iya, ya.... Kok aku langsung setuju aja, padahal aku belum liat foto orangnya."Shelly mengerutkan keningnya. "Eh? Kamu nggak tau gimana orangnya?"Ariana langsung menggelengkan kepala. "Nggak.""Kalau namanya?"Ariana kembali menggelengkan kepala. "Nggak juga."Mata Shelly langsung melebar. "Ya ampun Arianaaa.... Kalau misalnya kamu dijodohin sama kakek-kakek, gimana?!"Mata Ariana ikut membulat. "Ishh!! Aku kok nggak mikir sampai situ?!!"Shelly menggelengkan kepalanya. "Emang ya, otak kamu itu rada-rada rusak. Mungkin mau diupgrade ke versi terbaru."Ariana mengerucutkan bibirnya. "Kamu pikir otak aku itu Android? Bisa diupgrade?"Shelly terkekeh sambil mengangguk. "Setidaknya Android lebih pintar dari kamu."Ariana berusaha menjangkau Shelly, tapi Shelly langsung menghindar."Awas aja kamu!" ancam Ariana, sambil mengepalkan tangannya."Ett!! Nggak kena!!" ejek Shelly, sambil menjulurkan lidahnya."Udah, ah! Aku mau balik dulu. Aku harus siap-siap buat ketemu si cowok nggak jelas itu!" ucap Ariana.Shelly mengangguk. "Aku juga mau balik. Hari ini aku janji buat bermalam di rumah mama aku."Kedua wanita itu lalu berjalan beriringan, dan berpisah di tempat parkir."Hati-hati!" ucap Shelly, sambil melambaikan tangannya.Setelah kepergian Ariana, Shelly berjalan ke mobilnya, namun langkah Shelly terhenti karena sosok pria yang berdiri di kejauhan.Pria itu membelakangi Shelly, sehingga Shelly tak bisa melihat wajahnya, namun Shelly merasa kalau sosok tersebut adalah sosok yang dikenal oleh Shelly."Kok kayak nggak asing?" gumam Shelly, sembari mempertajam penglihatannya.Shelly berharap pria itu akan menoleh, tapi pria itu langsung masuk ke dalam mobil, sehingga Shelly harus bergelut dengan rasa penasarannya.'Siapa, ya?' batin Shelly, tak tenang.Lagian, kenapa Shelly merasa tak tenang dan penasaran seperti ini? Shelly adalah tipe wanita yang tidak peduli dengan laki-laki, dan tidak memprioritaskan hubungan percintaan. Shelly hanya fokus pada karirnya, dan mimpinya untuk membahagiakan ibunya.Lalu, mengapa satu pria tak jelas, membuat Shelly penasaran seperti ini?Shelly menggelengkan kepalanya, sambil mengenakan sabuk pengaman. "Aneh," gumam Shelly, kemudian pergi meninggalkan Seven Star Agensi.***Di sebuah restoran bintang lima, Aries duduk dengan tenang, sambil menunggu wanita yang tak ia kenal.Karena ini pertemuan pertama mereka, Aries kembali menatap foto yang ibunya berikan, agar ia mudah mencari wanita itu nantinya.Jujur saja, Aries sudah banyak bertemu dan dikenalkan dengan banyak wanita cantik. Karena itu, ia tidak punya kesan khusus pada wanita itu ketika melihat foto tersebut. Hanya ada kata cantik, tapi hanya itu, tidak lebih.Namun begitu, demi menang dari Leo, Aries akan menahan dirinya agar ia tidak bersikap kasar kali ini.Sebenarnya ada alasan kenapa semua wanita yang dikenalkan oleh Melani, tidak pernah bisa menarik hati Aries. Semua itu karena kriteria Aries yang begitu tinggi.Aries menginginkan wanita yang tidak hanya cantik dari luar, tetapi ia juga harus memiliki kecantikan dari dalam. Wanita yang bisa menghargai waktu, tempat, dan orang yang menjadi lawan bicaranya. Terlebih lagi, wanita itu haruslah wanita penurut.Bisa dibilang, Aries menginginkan wanita yang sempurna, dan hal itu belum pernah ia dapatkan pada wanita mana pun.Dan kali ini, sama seperti yang sudah-sudah, sepertinya Aries juga akan berakhir dengan kegagalan.'Sial! Ini udah jam berapa?!' keluh Aries dalam hati.Baru saja ia bertekad dan ingin bersikap baik, tapi wanita kali ini sudah membuang waktunya selama lima menit. Apakah wanita itu pantas untuk membuat seorang Aries menunggu seperti ini?Jawabannya tentu saja, tidak!Kira-kira tujuh menit berlalu, barulah Aries dapat menemukan sosok wanita yang ia tunggu.Semua informasi tentang wanita itu lengkap, namun bagi Aries, yang paling penting untuk diingat hanyalah nama wanita itu.Ariana, nama wanita yang sudah membuat Aries menunggu selama tujuh menit.Dari tempat duduknya, Aries memperhatikan Ariana. Ariana datang dengan penampilan yang menawan. Gaun yang memeluk tubuh indahnya dengan erat, lalu polesan make up yang natural, membuat Ariana tampak cantik secara alami. Setiap langkah yang diambil oleh Ariana, menarik perhatian dari para pria yang ada di sana.Aries lalu melihat Ariana berhenti. Ariana nampak seperti sedang mencari sesuatu.Aries mengerutkan keningnya, karena tingkah Ariana. 'Dia ngapain?' tanya Aries dalam hati.Seharusnya Ariana langsung menghampiri Aries, tapi Ariana malah berdiri diam di tengah-tengah restoran, dan itu membuat Aries kesal.Karena Aries tidak tahan, ia bangun dari kursinya, kemudian mengangkat tangan tinggi-tinggi.Gerak-gerik Aries yang mencolok, langsung menarik perhatian Ariana di kejauhan.'Sabar,' batin Aries, sambil memperhatikan Ariana. Dengan sabar, Aries menunggu hingga Ariana sampai ke meja mereka."Maaf telat," ucap Ariana. "Aku sebenarnya-""Nggak apa-apa. Silahkan duduk," potong Aries.Ariana mengangguk. Ia kemudian menarik kursi, dan duduk berhadapan dengan Aries.Setelah duduk, Ariana langsung berkata jujur pada Aries. "Maaf, tadi sedikit macet di-""Nggak usah." Sebelum Ariana berbicara lebih jauh, Aries kembali memotong kata-kata Ariana. "Kamu udah nyita waktu aku lebih dari lima menit. Aku berusaha untuk maklumin kamu yang terlambat, tapi kamu malah coba buat kasih alasan. Selain itu, kamu kelihatannya nggak tertarik sama sekali dengan pertemuan ini."Kata-kata Aries membuat Ariana menganga.Tak peduli dengan ekspresi Ariana, Aries langsung membuka buku menu yang ada di depannya. "Silahkan pesan apa yang kamu ma-""Tunggu," potong Ariana. Ia tidak percaya kalau ia sudah diomeli oleh pria yang baru ia temui satu kali. "Kamu barusan ngomel ke aku? Aku udah minta maaf, dan aku pengen bilang alasan kenapa aku terlambat. Kalau kamu emang nggak suka nunggu, kamu bisa pergi, kok. Nggak ada yang suruh kamu nunggu di sini."Aries baru ingin bangkit dari kursinya, tapi ia kembali mengingat perihal persaingan ia dan Leo. Hal tersebut membuat Aries mengurungkan niatnya. Jika saja ayahnya tak membuat syarat seperti itu, ia pasti sudah pergi meninggalkan Ariana sejak tadi."Maaf, aku sedikit kasar," ucap Aries, yang berusaha menelan egonya. "Kamu tau kalau orang tua kita berusaha jodohin kita, kan?"Ariana mengerutkan keningnya. Ia cukup terkejut dengan perubahan topik yang tiba-tiba. "Orang tua kita emang berusaha untuk jodohin kita, tapi aku yakin kalau kita berdua punya hak untuk nentuin pilihan kita. Aku rasa kita nggak co-""Aku setuju."Ariana langsung menyipitkan matanya "Kamu setuju? Setuju soal apa?"Aries menatap Ariana tanpa berkedip, kemudian berbicara dengan penuh keyakinan. "Aku setuju soal perjodohan kita. Aku rasa lebih baik kalau kita cepat tentuin tanggal nikahnya."Mendengar kata-kata Aries, mata Ariana langsung membulat dengan sempurna. "Apa?! Nikah?!"***Mulut Ariana terbuka lebar, saking terkejutnya mendengar ajakan nikah dari pria di hadapannya. Ini pertama kali Ariana menghadiri kencan buta yang diatur oleh ibunya. Memang terkesan seperti dijodohkan, tapi bukan berarti mereka harus menentukan tanggal pernikahan, ketika mereka baru bertemu satu kali, kan?Ariana bahkan belum mengenal seperti apa pria di depannya. Jangankan karakter pria tersebut. Nama pria yang mengajaknya nikah pun, tidak Ariana tau."Kenapa diam?" Ariana mengedipkan matanya beberapa kali. "Kamu nggak anggap pertemuan kita ini hanya candaan, kan? Kita nggak perlu buang-buang waktu lagi. Kita udah dewasa, jadi langsung a-""Stop!" Ariana mengangkat tangannya, memotong kata-kata pria di depannya. "Ini pertemuan pertama kita, dan kamu udah ngajak nikah?" Pria di depan Ariana mengangguk."Nama kamu aja aku nggak tau, dan kamu ngajak aku nikah?!" ucap Ariana, penuh penekanan."Nama aku Aries Leonidas Angkasa. Aku rasa kamu pasti udah sering dengar Angkasa Group. Aku
Ariana menatap Aries dan Leo secara bergantian. Ia cukup terkejut dengan apa yang baru saja ia dengar dari Aries.Tak jauh berbeda dengan Ariana, Leo juga terkejut ketika Aries mengatakan bahwa Ariana adalah calon istrinya.Leo tau kalau ini adalah pertemuan pertama Ariana dan Aries. Apa mungkin mereka langsung jatuh cinta satu sama lain? 'Nggak mungkin,' batin Leo. Ia mengenal Aries dengan sangat baik. Aries tidak akan jatuh cinta semudah itu.Karena kata-kata Aries tak bisa diterima oleh akal Leo, Leo langsung bertanya pada Ariana. "Apa dia ngancam kamu?"Ekspresi wajah Aries menjadi dingin seketika. "Apa maksud kamu?"Tatapan Leo berpindah dari Ariana, menuju Aries. "Sudah jelas, kan? Kamu nggak mungkin jatuh cinta sama dia. Ini pertama kali kalian ketemu. Apa masuk akal kalau kalian langsung mutusin buat nikah?""Memangnya kamu tau apa soal-'"Stop!" Ariana memotong percakapan antara Aries dan Leo yang sudah mulai memanas. Sebelumnya Ariana masih dalam kondisi terkejut karena ham
"Malam." Ariana melepas sepatu high heels yang ia gunakan, lalu berjalan menuju ruang televisi."Loh? Kamu udah pulang?" Rebecca menatap jam yang tergantung di dinding. "Kok cepat banget?"Ariana menaruh handbagnya di atas sofa, lalu duduk di sisi ibunya. "Aku sama dia cuman makan malam aja, ma. Habis itu langsung pulang."Karena penasaran, Rebecca mengecilkan volume televisi, lalu kembali bertanya pada Ariana. "Gimana orangnya? Makan malam kalian lancar-lancar aja, kan?"Ariana mendesah pelan, kemudian membatin, 'lancar apanya? Kalau aku tau orangnya kayak gitu, aku nggak akan mau ketemu dia. Dasar cowok aneh!'"Ariana? Kok malah diam?" Ariana menoleh ke arah ibunya, lalu memaksakan seulas senyuman. "Lancar kok, ma." Ariana terpaksa berbohong, karena ia tidak ingin meladeni pertanyaan ibunya lebih jauh lagi. "Aku ke atas dulu, ma. Aku mau mandi."Baru saja Ariana berdiri, Rebecca sudah mencegatnya dengan cara memegang pergelangan tangan Ariana. "Loh? Kamu mau ke mana? Mama kan belum
"Shell?! Shelly?! Kamu udah baca berita soal Ariana?!"Shelly yang saat ini sedang berada di Seven Star Agensi, menoleh, menatap Bella, salah satu penyanyi yang juga berada di bawah naungan Seven Star Agensi. "Aku-""Shelly?! Benaran Ariana tunangan sama pewaris Angkasa Group?!"Belum sempat Shelly menjawab pertanyaan Bella, Dita, yang juga berprofesi sebagai penyanyi, datang dan mengajukan pertanyaan yang sama.Shelly menarik napasnya dalam-dalam, lalu menghembuskannya perlahan. Sejak ia datang, tidak terhitung lagi banyaknya pertanyaan tentang Ariana, yang dilontarkan kepadanya. Shelly sendiri juga bingung harus menjawab apa, karena ia tidak tahu perihal berita ini."Kok malah diam?! Kamu tau, nggak?!" tanya Bella, sedikit mendesak Shelly.Shelly menggelengkan kepalanya. "Jangan tanya aku. Aku nggak tau apa-apa."Dita mengerutkan keningnya. "Masa kamu nggak tau? Kamu kan teman baiknya Ariana."Shelly berusaha tersenyum, walau dalam hati ia sudah kesal setengah mati. "Walaupun aku t
Tok tok tok"Masuk!" Dari arah pintu, seorang wanita cantik rambut sebahu, masuk dan menghampiri Aries. "Ini dokumen yang Bapak minta.""Taruh saja di atas meja," ucap Aries, tanpa mengalihkan wajah dari layar ponselnya."Baik, Pak." Setelah mengikuti perintah Aries, wanita itu pamit keluar dari ruangan Aries.Saat ini Aries sedang sibuk membaca berita, dan memperhatikan pergerakan saham Angkasa Konstruksi. Sejak berita mengenai pertunangan dirinya dan Ariana tersebar, harga saham perusahaannya juga melambung naik. Ini seperti melempar dua burung dengan satu batu. Saat Aries sedang merasa bahagia, ponsel miliknya tiba-tiba bergetar. Tanpa menunggu lama, Aries langsung menjawab panggilan tersebut. "Halo, ma?""Ari?! Kamu udah liat berita hari ini?!"Aries tersenyum tipis, karena suara ibunya yang terdengar sangat antusias di seberang. "Maksud mama soal pertunangan aku sama Ariana?" tanya Aries, pura-pura memancing ibunya."Iya, itu! Berita itu bukan berita hoax, kan?!" tanya Melani,
"Leo?" Netra Shelly bergetar, ketika ia melihat pria yang dulu pernah ia cintai. Mulanya Shelly datang untuk berbicara dengan Aries, karena ia mendengar kalau Aries ada di Seven Star Agensi. Namun kini pikiran Shelly dibuat kacau oleh hadirnya Leo."Kamu Shelly, kan?" tanya Leo, memastikan.Shelly mengangguk perlahan. Sedangkan dari belakang Shelly, Aries diam-diam memperhatikan interaksi antara Leo dan Shelly. Sebenarnya Aries telah lupa, siapa sebenarnya Shelly. Tidak banyak wanita yang bisa bertahan dalam ingatan Aries. Karena itu Aries mulai penasaran, kenapa Shelly dan Leo bertingkah aneh.'Apa mereka saling kenal?' tanya Aries dalam hati."Ka-kamu ngapain di sini?" tanya Leo, sedikit gugup."A-aku kerja di sini," jawab Shelly, yang juga sedikit terguncang.Leo kembali diam. Entah mengapa begitu sulit bagi Leo untuk mencari topik pembicaraan dengan Shelly. Mungkin karena waktu yang telah berlalu, atau kenangan buruk dari masa lalu."Gimana kabar kamu?" Leo berusaha tersenyum,
Sesampainya di Seven Star Agensi, Ariana langsung menemui Pak Bram, guna meluruskan gosip Pertunangannya. Namun apa yang Ariana dengar dari Pak Bram, justru membuat Ariana terkejut."Maksud Pak Bram apa?!" tanya Ariana.Pak Bram yang sedang duduk di kursi kerjanya, melepas kacamata yang ia gunakan, kemudian menatap Ariana dengan serius. "Gosip ini punya dampak baik buat karir kamu sama perusahaan. Kalau kita klarifikasi sekarang, saham kita bisa langsung turun. Kalau gitu, perusahaan juga bakal rugi karena gosip ini.""Tapi ini berita nggak benar, Pak! Kalau nggak ada klarifikasi, media bakal makin heboh sama berita ini! Publik juga perlu tau yang sebenarnya!" tegas Ariana, masih berusaha mendebat Pak Bram.Sayangnya Pak Bram telah dibutakan oleh bujuk rayu Aries. Sebelum Ariana datang, Aries sendiri yang mengusulkan pada Pak Bram untuk membiarkan berita ini. Permintaan Aries juga didukung oleh saham Seven Star Agensi yang segera meroket. Bagaimana bisa Pak Bram melewatkan kesempat
Bug! Bug! Bug!Suara hantaman pada samsak tinju, menggema di dalam sebuah gym yang sepi. Leo, pria yang sedang meninju samsak tersebut, melampiaskan segala gundah dalam hatinya, hingga ia tak sanggup lagi berdiri.Karena lelah, Leo membaringkan tubuhnya di atas lantai dingin gym tersebut, lalu menatap langit-langit.Ingatan tentang Shelly yang sudah mulai terkubur, kini malah hadir kembali. Leo sebenarnya tidak lagi mencintai Shelly. Yang ada hanya rasa penasaran. "Kenapa dulu dia mutusin aku?" gumam Leo. Sampai saat ini, Leo tak pernah tahu alasan dibalik berakhirnya hubungan mereka.Leo kemudian bangkit berdiri, dan berjalan menuju bangku di sudut ring tinju.Sambil meneguk air mineral, Leo membaca berita yang kini sedang viral. "Apa lagi rencana dia kali ini?" tanya Leo, saat ia melihat video klarifikasi Aries dan Ariana.Perkara gosip pertunangan Ariana telah selesai, namun Leo ragu kalau semuanya telah benar-benar berakhir.Aries tidak akan pernah menyerah pada perlombaan merek