Rara POV.
Hari ini adalah hari pertunanganku dengan Alvin, entah kenapa aku ingin sekali menangis. Menangis karena mengingat Arga dan ada sedikit rasa bahagia mungkin. Alvin terlihat sangat gagah dengan jas hitam yang kemarin ia pilih sangat serasi dengan gaunku ini.
"Ehem kok bengong sih sana ke Alvin, masa Alvin sendiri yang nemenin tamunya." Ucap Dika yang tiba – tiba dating dan merangkulku.
"Eh hey Dik, iya bentar lagi. Gatau kenapa rasanya aku pengen banget nangis Dik. Apa pilihanku ini benar - benar tepat Dik?" Tanyaku.
"Ra pilihanmu ini sangat tepat, cepat atau lambat kamu akan menjadi Ny.Alvin Ra. Aku kenal Alvin ya meskipun tidak begitu akrab, tapi aku tau Alvin orangnya bagaimana. Alvin sekeluarga terkenal dengan orang yang baik dan tegas" Ucap Dika yang memegang kedua tanganku.
"Dik . . ." Panggilku sambil menangis.
"Heh ngapain nangis? Arga pasti seneng liat kamu bahagia. Kamu harus berusaha mencintai Alvin, dia rela nungguin kamu supaya kamu bisa cinta sama Alvin Ra, ga bakal ada orang yang rela menunggu selama itu. Jangan sia – siakan dia ya Ra? Jangan selalu terbayang – bayang sama Arga Ra."
"Aku bahagia Vin, aku ga nyangka aja ini yang aku dan Arga impikan. Tapi sekarang aku yang berdiri disini dengan lelaki lain. Aku juga udah cinta sama Alvin, hanya saja ada ruang tersendiri untuk Arga disini."
"Udah sana nanti make upmu luntur, Arga pasti bahagia di atas sana."
"Iya makasih ya aku kesana dulu."
Dika POV.
Aku yakin Rara pasti bisa ngelewatin ini semua tanpa adanya Arga. Aku janji sama kamu Ra aku bakal selalu jaga kamu dari jauh meskipun kamu gabisa aku miliki. Aku sayang kamu Maharani Revita Wibowo.
Alvin POV.
Tamu undangan sangat ramai tapi kemana Rara? Ah itu dia Rara tapi sedang sama siapa dia? Seperti kenal tapi dimana? Kelihatannya Rara sangat dekat dengan pria itu. Setelah berbincang dengan lelaki itu, Rara mendekat ke arahku.
"Ra habis bicara sama siapa?"
"Oh itu sama Dika, sahabatku sewaktu SMA. Dia Lettda di kesatuanmu loh temennya Arga masa kamu gatau?"
"Ealah iya tau pantes aku kaya tau itu orang, yaudah yuk acara bentar lagi dimulai."
Tepat jam 04:00 sore acara dimulai. Pembukaan dibawakan oleh Papa dan dilanjutkan oleh Om Wibowo. Prosesi pembukaan pun telah berjalan dengan lancar, sekarang waktunya untuk prosesi tukar cincin. Aku dan Rara berjalan ke tengah gedung dan pastinya menjadi pusat perhatian semua orang. Saat mc mempersilahkanku memakaikan cincin kepada Rara aku segera memakaikan cincin ke jari manis Rara.
"Ra makasih ya udah ngasih aku kesempatan untuk masuk ke kehidupanmu, aku bakal berusaha membuat kebahagiaan untukmu yang udah pernah hilang." Ucapku sedikit berbisik agar semua orang tak mendengar ucapanku sembari memakaikan cincin ke tangan mungil Rara. Semua orang bertepuk tangan, sekarang waktunya Rara untuk memakaikan cincin ke tanganku.
"Vin makasih udah mau nunggu aku, aku bakal berusaha untuk terus bersamamu disaat suka maupun duka." Senyum Rara membuatku sangat bahagia.
Semua orang bertepuk tangan memberi kami selamat saat proses pertukaran cincin Dika sahabat lama Rara pergi begitu saja kenapa dia? Biarlah mungkin dia ada tugas mendadak. Sebentar lagi aku akan memiliki Rara seutuhnya gaakan aku biarkan Rara tersakiti sedikitpun dan takkan aku biarkan ada seseorang yang menyakiti Rara.
"Alviiiiin aku seneng banget." Rara langsung memelukku dari belakang yang membuatku kaget
"Kenapa sayang? Bikin kaget tau gak." Tanyaku heran.
"Tau gaak? Aku menang give away album EXO sama BTS terbaru ihh sekaligus malah seneng banget jadi aku gaperlu nabung." Katanya dengan raut wajah yang sangat bahagia.
"Gapenting banget maimunah." Ucapku kesal kukira dia bahagia karena sudah resmi menjadi tunanganku.
"Maimunah siapa si? Oh jadi kamu selingkuh oke aku aduin ke Papa sama Om Wijaya bye." Sebelum dia pergi aku tarik tangannya dan aku bawa kedalam pelukanku.
"Bagaimana aku mau selingkuh? Jika tunanganku secerewet kamu sengeselin kamu secantik dan sesempurna kamu, aku bahagia banget hari ini kamu resmi jadi tunanganku." Ucapku.
"Aku juga bahagia jadi tunanganmu, dan satu lagi yang bikin aku bahagia yaitu dapet 2 album sekaligus." Ucapnya girang dalam pelukanku.
"Ra serius ini." Ucapku kesal.
"Aku sayang Alvin, tapi aku lebih sayang EXO dan BTSku hahaha ngga Vin aku bener bener bahagia jadi tunanganmu dan sebentar lagi marga Wibowoku akan berubah menjadi Wijaya." Ucapnya sembari merapatkan pelukannya.
"Aku sayang kamu Ra." Sambil kucium pucuk kepalanya. Tak ada jawaban dari Rara biarlah semua masih butuh proses.
Rara POV.
Setelah acara pertunangan selesai aku dan Alvin sama sama pulang kerumah masing masing karena capek hahahaha. Saat ingin kurebahkan tubuhku ke kasur ada notif masuk.
Dika jelek :
Assalamualaikum Ra, selamat ya acara pertunangannya berjalan dengan lancar. Maaf aku pulang duluan soalnya ada tugas mendadak biasalah. Kalau udah nikah jangan lupa undangannya.
Rara :
Iya Dika makasih ya, siap pasti dong masa aku lupa sama kamu. Makasih ya udah jadi sahabatku yang terbaik kamu jangan jomblo terus ayo biar nanti anak kita, kita jodohkann. Semangat tugasnya dik.
Dika :
Iya Ra makasih kembali udah jadi tugasku buat jagain satu satunya sahabat manjaku ini udah ya jangan dibalas aku mau berangkat tugas.
Setelah membaca pesan dari Dika aku tersenyum bahagia punya sahabat seperti Dika. Dia bukan hanya sahabat untukku tetapi sebagai abang yang selalu menjaga adik kecilnya. Saat ingin kurebahkan badanku notif hp kembali muncul.
Alvin :
Selamat tidur calon istriku besok aku antar ya pulangnya juga aku jemput.
Rara :
Selamat tidur juga calon suamiku. Terserah kamu aja udah jangan dibales aku mau tidur capek tau.
Alvin :
Mau tidur apa mau streaming?
Rara:
Hehehe dua – duanya deng sambil nonton sampe ketiduran.
Alvin :
Gamau call sama aku?
Rara:
Mauuu lah, tapi mau bahas apa ya?
Alvin :
Bahas apa saja, mau Bahasa haechan haechan itu juga boleh.
Rara :
Bahas yang Jeno boleh ga?
Alvin :
Boleh Ra, ayo – ayo aja.
Rara:
Yey, okeyyy ayoo.
Alvin :
Yaudah, angkat Ra.
Setelah call selama kurang lebih satu jam, tidak ada lagi suara yang terdengar dari sebrang sana. Arga aku sudah menepati janjiku untuk selalu bahagia yang tenang disana ya Ar. Maaf kalo aku mencintai lelaki lain selain kamu, maaf kalo aku tunangan dengan lelaki lain selain kamu. Tapi perlu kamu tau, aku masih sangat menyayangi kamu Ar. Kamu memiliki tempat tersendiri disini.
Rara POV.Hari sudah menunjukkan pukul 03:00 sore, aku menunggu Alvin menjemputku, aku menunggunya di lobby RS agar bisa melihat langsung jika Alvin sudah datang. Tak lama kemudian mobil Alvin datang dan aku segera masuk sebelum Alvin turun dan menjadi bahan tontonan orang - orang disini.“Buru – buru banget Ra.”“Biar kamu ga diliatin sama orang – orang, apalagi Dokter Rita genit banget dia huh!”“HAHAHHA bisa aja nih orang, btw tadi nunggu lama ga? Soalnya agak macet dikit.”“Oh ngga kok Vin.”“Mau kemana dulu Ra?""Em Vin boleh ga kita ke makam Arga?" Tanyaku."Boleh dong, yaudah yuk!" Untungnya Alvin tak marah jika aku ajak ke makam Arga lagi.Sebelumnya aku sudah membeli bunga untuk Arga. Kebetulan sekarang tanggal 5, tanggal yang dimana biasanya aku rutin ke makan Arga. 30 menit kemudian, kita sampai di makan Arga."Ar tugas lu sudah
Rara POV.Genap dua bulan sudah dan masih tidak ada kabar dari Alvin. Memang benar Alvin ikut bertugas bersama Dika dan Papa. Papa? Dia masih bisa menghubungi mama tapi Alvin? Kenapa dia seakan tidak peduli kepadaku? Apakah dia gamikir kalo aku khawatir sama dia? Mungkin kabar baiknya hanya untuk Vita, bukan untukku. Sudahlah aku hanya pasrah dengan keadaan.Takdir yang akan menjawab semua.Hari ini aku libur dan aku hanya menghabiskan waktuku untuk tidur dan nonton drakor miris. Mau cerita ke Dika pun, Dika sibuk dengan tugasnya itu dan aku gamau masalahku menambah beban buat Dika."Ra ikut mama yuk jemput papa sekalian jemput tunangan kamu." Ajak mama yang tiba tiba membuka pintu kamarku."Mager ah ma, lagian Alvin juga pasti dijemput sama keluarga dan . . ." Ga ga mungkin aku bilang ke mama tentang Vita biarlah mama tau sendiri."Dan apa Ra? Kok ga diterusin ayo ah buruan mama tunggu dibawah.""Iya ma iya." Aku terpaksa mengiyakan
Alvin POV.3 minggu lagi adalah acara pernikahanku dan Rara. Aku dan Rara tak perlu mengurusi surat - surat apapun semua sudah diurus oleh Papa dan Om Wibowo. Aku dan Rara hanya tinggal cek kesehatan, pengajuan, dan untuk Rara harus menghafalkan semua biografi dan prestasiku selama menjadi TNI. Rara sangat sibuk di RS sehingga jarang sekali aku ketemu Rara kita hanya komunikasi via Whatsapp. Kata orang dulu memang jika mendekati hari pernikahan bakal banyak godaan dari pihak luar. Bentar lagi jam makan siang aku coba ngajak Rara buat makan siang dulu, aku telfon Rara."Assalamualaikum Alvin ada apa?""Waalaikumsalam Rara, bisa makan siang ga?""Em gabisa Vin, aku sibuk banya pasien nih, jam makan siangku mungkin cuma 15 menitan, nanggung kalo ketemu cuma 15 menit Vin." Ucap Rara."Gagal ketemu lagi nih?" Tanyaku kecewa."Maaf ya Vin, nanti aku bakal ngambil cuti 2 bulan 1minggu sebelum pernikahan dan 1 minggu sesudah pernikahan jadi
Rara POV.Sepulang dari rumah sakit aku langsung menuju tempat Alvin bekerja tapi nihil Alvin ternyata sudah pulang ke rumah dinasnya. Tanpa banyak bicara lagi aku langsung segera ke rumah dinas Alvin yang jaraknya tak jauh dari tempat Alvin bekerja. Sesampainya di rumah dinas Alvin memang benar - benar ada disana dan Alvin sedang bermain game kesukaannya di teras rumahnya."Assalamualaikum.""Waalaikumsalam.""Vin liat aku dong!" Rengekku karena Alvin sama sekali tak melihat ke arahku."Bentar nanggung bentar lagi selesai."5 menit kemudian Alvin sudah selesai dengan gamenya."Ada apa kesini? Katanya sibuk." Ucapnya acuh mukanya sama seperti yang waktu itu kulihat saat dia dengan bawahannya dingin."Maaf Vin, aku tau kamu salah paham sama aku dan Dika.""Salah paham apa?""Semua ga seperti yang kamu lihat.""Udahlah Ra aku tau aku memang gapernah ada di hatimu aku sadar kok, aku ga maksa kamu buat suka sam
Rara POV.Hari ini adalah hari pernikahanku dan Alvin. Aku berada di ruang make up aku melihat diriku sendiri di kaca. Aku hampir menangis ah bukan lagi hampir tapi aku sudah menangis. Aku membuka galeri dan melihat foto Arga dan aku saat praspa dulu. Aku masih menyimpannya dan Alvin sama sekali tak mempermasalahkan itu. Beruntungnya aku mempunyai calon suami seperti Alvin. Ar ini dulu adalah impian kita, impian yang selalu bikin kamu semangat untuk kerja. Ar aku ganyangka jika aku menikah tapi bukan dengamu. Maafin aku Ar, aku harus menikah dengan orang lain sebaik Alvin, aku sangat mencintainya Ar. Makasih ya udah ngajarin aku banyak hal, makasih udah ngasih mimpi yang sangat indah. Aku akan terus bahagia Ar aku janji. Yang tenang disana ya, kamu akan memiliki tempat tersendiri dihatiku Ar."Ra?"Aku menoleh kebelakang sudah ada papa dan mama disana."Papa mama." Ucapku"Jangan nangis nak, nanti luntur loh make upmu." Ucap mama s
Saat aku bangun tidur rasanya masih seperti mimpi, sekarang aku sudah menikah HAHAHA, btw Alvin sudah tidak ada di sampingku. Kemana Alvin? Padahal ini masih belum subuh. Aku mandi dan mengambil air wudhu segera aku sholat subuh sebelum masak untuk sarapan pagi ini. Saat selesai sholat aku melihat Alvin duduk di depan ruang keluarga."Mas sana ambil air wudhu keburu subuhnya habis.""Iya dek bentar ya mas masih keringetan abis fisik.""Yaudah mas aku mau masak buat sarapan nanti sekalian masakin buat danyon sebagai ucapan terimakasih.""Yaudah nanti mas bantu mas mau sholat dulu ya." Ucap Alvin sambil mengecup keningku."Siap kapten."Alvin POV.Selesai aku sholat aku menuju dapur menyusul Rara. Harum sekali sepertinya enak perutku tiba tiba terasa sangat lapar. Aku peluk Rara dari belakang yang membuat Rara kaget."Astaghfirullah kaget mas.""Apasih gitu aja kaget.""Lagi serius juga mas ayo ih katanya m
Rara POV.Hari ini semua kembali normal aku sudah mulai bekerja dan sekarang aku sudah berada di RS tempatku biasa bekerja. Aku mendapat banyak sekali ucapan selamat. Hari ini banyak sekali pasien yang berdatangan dan aku sangat lelah. Kenapa aku sekarang mudah sekali lelah mungkin karena aku sudah punya suami kali ya. Jam sudah menunjukkan pukul 7 malam waktunya aku pulang dan hari ini aku dijemput Alvin. Senangnya aku tak perlu membawa mobil sendiri. Alvin sudah menungguku di lobby, aku segera kesana sebelum Alvin digoda oleh orang - orang. Aku tau Alvin pasti memakai baju PDHnya."Mas yuk!" Ucapku langsung menggandeng tangannya. Saat hendak keluar dari lobby Dr. Rita datang."Manja banget sih mentang - mentang ada suami." Ucapnya sirik. Aku hiraukan saja perkataannya barusan. Alvin menatapnya tak suka."Pak jangan mau jadi sopir buat dia, saya tau dia mungkin menikah sama bapak karena seragam yang bapak pakai dan juga mungkin cuma dibu
Rara POV.Hari ini adalah hari pertamaku setelah menikah dengan Alvin aku sarapan sendiri dan di tinggal bertugas. Hem belum sehari aja aku udah rindu, sejujurnya ada rasa takut yang selalu menghantuiku tapi akun yakin, Alvin pasti kembali dengan selamat. Saat aku selesai sarapan bawahan Alvin datang kerumah, tumben ya ada apa?"Assalamualaikum mbak.""Waalaikumsalam Reno ada apa?""Ini mbak semalem sebelum suami mbak berangkat, Pak Alvin menyuruh saya untuk membawakan mangga mentah untuk mbak.""YaAllah makasih loh Ren, bisa - bisanya Mas Alvin itu jadi ngerepotin kamu deh. Padahal aku bisa beli sendiri di toko buah.""Ngga papa mbak, itu saya bawakan yang matang juga manis kok mbak.""Makasih Ren, kamu ngga mau makan dulu?""Ngga usah mbak, saya mau kerja lagian gaenak sama ibu - ibu disini takutnya jadi bahan omongan.""Ealaf yaudah Ren makasih ya.""Siap mbak, saya juga ditugaskan untuk mengantar dan mengawasi