Share

Bagian 5

Rara POV.

Entah sejak kapan aku ada di taman ini, bukannya tadi aku di makam Arga dan Alvin mana? Aku duduk di bangku taman, tempat dimana aku dan Arga biasa nongkrong waktu sekolah dulu. Aku rindu Arga.

"Assalamualaikum sayang" Ucap lelaki dibelakangku. Loh bentar itukan suara Arga suara yang selalu aku rindukan, suara langkah kakinya seperti mendekat ke arahku harum mint khas dengan Arga.

"Arga?" Ku beranikan diri menoleh kebelakang dia memakai baju loreng lengkap dengan tas yang biasanya ia bawa saat bertugas.

"Iya ini aku Arga" Senyumannya membuatku rindu. Kupeluk Arga erat-erat.

"Hey cantik jangan nangis dong, ingat janjimu saat itu kan?" Diusapnya kepalaku.

"Arga aku kangen kamu, tolong kamu jangan pergi lagi Ar aku gabisa tanpamu Arga. Papaku jahat Ar, dia mau jodohin aku. Aku gamau, aku mau sama kamu Ar."

"Kamu bisa tanpaku. Liat Alvin dia menunggumu. Kita udah gabisa bareng bareng lagi Ra. Aku seneng banget pernah jadi pacar cewe secantik kamu sebaik kamu. Kamu harus bahagia tanpa bayang banyangku Ra. Aku sedih liat kamu yang masih belum sepenuhnya ikhlas atas kepergianku. Aku ikhlas kamu sama Alvin, dia orang baik. Dia sayang sama kamu Ra" Arga menatapku.

"Tapi Ar aku sayang kamu 7 tahun aku sama kamu"

"Ra kamu harus bahagia, aku mohon. Kamu gamau kan lihat aku tersiksa ngeliat kamu sedih terus – terusan kaya gini?"

"Aku gamau Ar"

"Janji sama aku, mulai sekarang kamu harus bahagia tanpa aku. Cari bahagiamu yang lain ra, cerita kita udah selesai. Buka bab baru dengan Alvin, aku yakin kamu bisa bahagia sama dia. Percaya sama aku kan?"

"Iya Ar aku janji, aku percaya sama kamu. Aku bakal ikhlasin kamu aku bakal bahagia. Sampai kapanpun kamu punya tempat tersendiri disini" Ucapku.

"Percayalah Alvin adalah orang yang tepat buat kamu, coba terima dia Ra"

"Aku tau itu Ar, akan aku coba"

"Aku balik dulu Ra, jaga diri baik baik. Alvin udah jemput kamu tuh disana"

“Arga . . .” Lirihku sambil menangis.

Arga langsung masuk ke dalam helikopter yang entah sejak kapan ada disana. Benar Alvin sudah menungguku disebrang jalan sana.

Dering telfonku bunyi berkali - kali.

"Hoaaam siapa sih ganggu orang tidur aja" Langsung kumatikan telfonku, aku tidak ingin diganggu kepalaku terasa sangat berat. Ngomong ngomong mungkin mimpiku tadi adalah jawaban atas keraguanku selama ini kepada Alvin. Mungkin memang aku harus terima perjodohan ini. Apa salahnya mencoba?

"Arga? Aku kangen kamu, makasih udah datang di mimpiku dan menenangkanku. Aku janji akan terus bahagia"

Saat aku melirik jam, aku lupa kalau ada praktek jam 11:00 siang, aku langsung siap – siap. Tapi lagi – lagi hpku kembali bordering, ternyata ada Whatssap dari Alvin. Dia mengajakku jalan – jalan keliling kota Bandung.

Setelah selesai praktek aku dijemput Alvin untuk jalan jalan. Yup aku mengiyakan ajakan Alvin jalan - jalan keliling kota Bandung lumayanlah refreshing. Setibanya di RS semua mata melihat ke arah Alvin bagaimana tidak? Dia memakai baju loreng lengkap dengan sepatu PDLnya, berkacamata hitam, dan bajunya yang pressbody membuat gadis gadis bahkan ibu ibu melihatnya. Dasar genit batinku.

"Em hai pak tentara ada yang bisa saya bantu? Saya siap membantu pak tentara kapan saja" Ucap dokter Renata yang terkenal genit dan centilnya itu.

"Maaf saya sedang menunggu dokter Rara calon tunangan saya" Jawab Alvin acuh.

Aku yang melihat dokter Renata tertawa karena setelah Alvin menjawab dokter Renata sebal dan langsung pergi.

"Hai Vin udah lama ya?" Tanyaku.

"Engga kok Ra, yaudah yuk buruan diliatin mulu nih akunya, pegel yang senyum dari tadi"

"Salah sendiri pakai pakaian seperti ini" Decakku.

"Kalo ganti dulu, keburu malem Ra, aku gamau calon persitku nunggu terlalu lama" Jawab Alvin dengan mengedipkan satu matanya.

"Idih apaan! Itu mata kenapa kelilipan?"

"Iya kelilipan cintamu"

"Ye malah gombal bambang" Ucapku sambil mendahului Alvin.

"Alvin Ra Alvin bukan bambang" Teriak Alvin.

Aku hanya tersenyum melihat Alvin seperti itu. Sesampainya di Alun - Alun banyak sekali orang orang yang bermain dengan anaknya, anak muda yang sedang pacaran.

"Bengong aja Ra, liatin apaan sih" Tanya Alvin yang membuatku terkejut.

"Asli kaget Vin, itu liatin orang orang"

"Haha lucu abis mukamu Ra, ngapain diliatin mending liatin aku, aku kan mirip Mark Reyes"

"Banyak mau bambang"

"Bambang aja terus Ra, oh atau mungkin kamu pengen kita cepet cepet nikah terus punya anak ya kan? Terus nama anaknya mau kamu kasih nama Bambang? Boleh sih tapi yang kece dikit gitu lah namanya, hem kaya Araska, Alexandre gitu Ra" Tebak Alvin ngasal.

"Ngasal aja terus Vin, halu aja terus Vin" Ucapku sambil mencubit lengan Alvin.

"Aw sakit Ra, em Ra btw makasih ya udah mau nyoba nerima aku"

"Iya Alvin sama sama, udah yuk ah makan laper nih"

"Yaudah yuk soto mau kan? Aku ada langganan disekitar sini"

"Bebaslah asal kamu yang bayar"

"Yaudah yuk" Ajak Alvin sambil menggandeng tanganku. Kubiarkan seperti ini nyaman rasanya jika dekat dengan Alvin.

"Mang sotonya 2 mangkok ya" Teriak Alvin.

"Siap kapten tunggu dulu"

"Kayanya udah akrab banget Vin sama mamangnya"

"Iya ini tempat langgananku, aku mama papa sering makan disini udah enak murah lagi" Aku hanya ber OH ria.

"Ini pesanannya kapten, wah ini siapa? Gelis pisan bu dokter lagi"

"Calon mang doakan"

"Rara mang" Ucapku ramah.

"Udah sana mang rame tuh, saya tadi udah pesen minuman ke istri mamang" Usir Alvin.

"Ye bilang aja mau berduaan bambang"

Kepergian mang ade membuatku tertawa.

"Ra bambang siapa sih? Terkenal banget rasanya"

"Aku gatau Vin, aku mau makan dulu jangan ganggu"

"Hemeh Ra"

Jam menunjukkan pukul 10:00 malam dan kita berdua memutuskan untuk pulang.

"Ra udah nyampe nih gamau turun?"

"Ah eh iya Vin keasikan liat NCT Dream nih, asli Haechan ganteng banget"

"YaAllah ra gantengan juga aku"

"Bodo amat ya Vin, daah sana hati hati dijalan. Jangan ngebut"

“Iya Ra siap, aku pulang dulu yaa. Aku sayang kamu Ra”

“Yos Vin, dah sana”

“Aku tunggu jawaban, aku juga sayang kamu Vin”

“Abcd, dah ah sanaaaaa”

“Oke, Assalamualaikum”

“Waalaikumsalam”

Saat jam 11:30 malem hpku bunyi menandakan ada whatssap masuk.

Alvin:

Udah tidur? Makasih ya! Nice dream I love U calon persitku

Aku membacanya sambil tersenyum.

Rara :

Ini mau tidur, nice dream too Vin..

Balasku.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status