Share

18. Bukan Kakak-Adik

"Bravo!"

"Suit, suit!"

Seruan penuh kekaguman, suitan, dan tepuk tangan riuh rendah mengiringku menuruni panggung. Senyuman puas menghiasi bibirku, lagi-lagi penampilanku sukses.

Acara musik kami malam ini sudah selesai. Kami, para penyanyi, masih berada di belakang panggung dengan kesibukan masing-masing.

"Velove, itu ada penggemarmu menunggu di dekat pintu. Biasa...," ucap Mbak Sasha sembari meledekku dengan wajah lucu. Dia juga seorang penyanyi kawakan di Kafe Edelweis.

"Oh, ya, Mbak. Terima kasih," sahutku sumringah. Aku bergegas bangkit untuk menemui orang yang menyebut dirinya penggemarku itu.

Dan sesuai dugaan, aku menemukan Mas Vincent yang malam itu tampak lebih rapi dari biasanya, mengenakan kemeja putih, celana jeans, serta blazer berwarna krem.

"Halo, Mas," sapaku ceria.

"Hai, Ve," balasnya. Dia tersenyum lebar padaku; masih dengan senyuman bak penyejuk ruangan itu, yang selalu mampu menyejukkan hati yang sedang gundah.

"Ganteng banget malam ini!" celetukku menggodanya.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
septiyana
mas Vincent sweet banget, mau satu yg ky gitu dunk
goodnovel comment avatar
Neng Onyon
mn nih lanjutannya... vincent sweet, dewasa bgt, mudah2an ve jodoh sm dia, ga balik lg sm mantan suaminya yg masih labil...
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status