"Cher, bantu ibu kirim pesanan nasi dus ke rumah mamanya Rihanna ya? Ada arisan di sana sore ini, pesanannya sudah dibayar sebagian DP-nya, nanti dimintain sisa duit kateringnya ke Tante Diah," ujar Bu Martinah sambil memasukkan isian lauk ke dalam kardus makanan persegi yang berjejer di meja panjang warungnya.Cherry yang baru saja datang dari rumah seusai mandi sore bergegas membantu ibunya agar cepat siap pesanan nasi box dari mama sahabatnya tersebut. "Boleh, Ma. Kebetulan banget jadi bisa ketemu Rihanna nanti. Kali aja dia ada di rumah, ini 'kan hari Minggu!" sahut gadis itu riang sekalipun malam ini dia ada jadwal manggung di tempat kerjanya.Sekitar setengah jam kemudian mobil taksi online yang dipesan ibunya tiba dan pengemudinya berbaik hati membantu memasukkan dus-dus nasi box yang diikat dengan tali rafia dan dimasukkan ke tas kresek jumbo warna putih itu ke bagian belakang dan tengah mobil."Cher, ini nota tagihannya ya, total empat ratus ribu rupiah. Sudah sana berangkat
"Pak Harjo, tolong anterin saya ke Merlino Cafe and Bar ya sebelum pulang ke rumah. Saya mau ngobrol sama kawan sebentar!" titah Nicky Jansen dari bangku belakang mobil sedan mewahnya yang melaju di tengah hujan deras yang mengguyur kota Bandung petang itu."Siap, Mas Nicky. Maaf bisanya jalan pelan-pelan mobilnya. Hujannya tumben deres banget malam ini!" jawab Pak Harjo sambil mengemudi penuh konsentrasi ke jalan raya yang nampak buram dari kaca depan mobil.Majikannya pun paham karena terkadang juga mengendarai sendiri mobil sport kalau sedang ada acara khusus. Nicky menyahut, "Iya, kecepatan segini aja, Pak. Bahaya kalau sampai selip ban atau nabrak!"Setelah perjalanan yang cukup lama, mobil tersebut memasuki halaman parkir Merlino Cafe and Bar yang diterangi banyak lampu layaknya tempat hiburan malam pada umumnya. "Sudah sampai tujuan, Mas Nicky. Apa perlu saya payungi ke pintu masuk?" ujar Pak Harjo karena hujan bukannya mereda malah bertambah deras saja.Suara derai air yang ja
"Lino, panggilin si Cherry dong!" pinta Nicky saat dia melihat gadis itu telah selesai tampil menyanyi satu sesi penuh di atas panggung Merlino Cafe and Bar.Merlino pun bertepuk tangan seraya memanggil, "CHER ... CHERR ... SINI KAMU!" Gadis itu pun urung berjalan ke back stage bersama rekan-rekan personil band pengiringnya, alih-alih justru berjalan memutar turun dari panggung menemui big bossnya. "Iya, Pak Merlino, ada apa?" sahut Cherry berdiri di hadapan sofa di mana Merlino dan Nicky sedang duduk santai menikmati segelas minuman beralkohol di tangan masing-masing."Tuh, Nick. Kamu mau ngapain nyuruh aku manggil si Cherry?!" ujar Merlino sembari terkekeh mengamati sobatnya yang tersipu malu.Nicky pun menyerahkan sebuah pack dengan gantungan baju. "Ini buat kamu ganti kalo mau pulang. Tadi kuliat pakaian kamu basah kena hujan," ujarnya.Dengan sedikit terkejut sekaligus terharu karena ada orang yang begitu peduli kepadanya, Cherry pun sedikit berkaca-kaca matanya lalu menerima b
"Kita sudah di Jalan Cibiru, Mas Nicky. Selanjutnya arahnya ke mana ya?" tanya Pak Harjo, sopir pribadi Nicky yang mengantarkan Cherry pulang ke rumahnya.Gadis yang mereka antar pulang malah ketiduran di pelukan Nicky dengan sangat lelap. Dilema bagi pria blasteran tersebut, separuh hatinya masih ingin berada di posisi yang mesra seperti itu dan di sisi lainnya dia harus membangunkan Cherry agar tahu alamat tepat rumahnya.Akhirnya dia pun memilih membangunkan Cherry saja. "Ehm ... Cher, kita sudah sampai di Cibiru. Bangun sebentar ya!" ujar Nicky dengan hati-hati sambil menepuk-nepuk pipi gadis tersebut."Ehh ... mm—maaf, Pak Nicky. Apa saya ngiler?!" seru Cherry yang membuat Pak Harjo dan Nicky sontak tertawa geli."Nggak kok, ini alamat pasti rumah kamu di sebelah mana? Pak Harjo bingung tuh mesti belok ke arah kanan apa kiri," jawab Nicky masih menyisakan seringai tawa di wajah tampannya.Maka Cherry pun melihat ke luar kaca jendela mobilnya lalu dia berkata, "Ini ambil kiri, Pak
Ujian akhir semester 1 di University of Western Australia akhirnya usai sore ini. Martin benar-benar berjuang untuk fokus belajar karena tak ingin beasiswanya dicabut dari sponsor lantaran nilainya buruk. Di tengah kegalauan perasaannya yang ingin pulang ke Bandung untuk menemui Cherry.Sekalipun dia seorang laki-laki, tetapi perasaan Martin kepada Cherry begitu dalam hingga membuatnya sering menangisi keadaan yang menyesakkan dadanya. Sialnya teman-teman dekatnya tak lagi berada di Bandung, kebanyakan melanjutkan kuliah di Jakarta, Surabaya, dan Yogyakarta maupun mengambil beasiswa ke luar negeri sama sepertinya. Rihanna pun nampaknya tidak lagi bersahabat dengan Cherry karena setiap kali mereka membahas tentang pacarnya justru gadis itu enggan dan seperti merajuk, menasihatinya untuk melupakan saja Cherry. Menurut cerita Rihanna, sekarang mantan tunangan kakak sulungnya itu tengah berpacaran dengan Cherry."Hey, Martin. Apa kau sudah ada acara sore ini?" sapa Darren teman seangkata
"Tante Regina, apa kabar? Ehh ... tumben lho mampir ke butik Monic," sambut mantan tunangan Nicky Jansen ke mama pria blasteran itu di butiknya yang ada di salah satu mall besar di Jakarta Pusat.Wanita berambut panjang bergelombang warna cokelat keemasan yang berdarah Indonesia-Amerika tersebut menghampiri Monica sembari mencium pipi kanan kirinya. "Kebetulan saja ada lewat sini, Monic. Gimana butik kamu ramai?" balas Nyonya Regina Jansen sembari menyapukan pandangan matanya ke seisi butik."Lumayan ramai sih, Tante. Promosinya live via Tiktok setiap sore. Oya, Tante Regina apa pengin belanja di sini juga?" jawab Monica dengan nada super ramah. Maka mama Nicky pun memilih-milih dagangan di butik gadis tersebut sebagai bentuk kesopanan. Dia lalu berkata, "Kamu jarang main ke rumah Tante sih, apa sudah nggak jalan sama Nicky?" "Hmm ... kami sudah putus beberapa bulan lalu, Tante—""Hahh?! Nicky kok nggak cerita sih? Beneran?" tanya Nyonya Regina meyakinkan keterangan Monica.Gadis ca
"Cher, kamu minum dulu wedang jahenya sebelum berangkat ke tempat kerjaan kamu!" ujar Bu Martinah sembari menaruh sebuah gelas kaca berisi cairan bening kecoklatan beraroma jahe di meja wartegnya.Cherry sedang sibuk melipat kardus tempat nasi box untuk katering besok pagi. Dia bersyukur ada saja pelanggan yang memilih memesan nasi box untuk acara selamatan ke warteg ibunya. Utang ke Bos Romli mulai bisa tercicil cukup banyak. "Iya, Cherry sekalian mau pamit berangkat ke Merlino Cafe and Bar, Bu. Sudah dekat jamnya buat siap-siap!" jawab Cherry lalu meneguk wedang jahe hangat buatan ibunya. Fungsinya untuk melancarkan tenggorokan, dia harus selalu prima performanya saat menyanyi agar tidak mengecewakan rekan band dan para penggemarnya.Mang Tarjo, tetangga Cherry yang biasa mengantarnya bekerja memasuki warteg lalu menyapa gadis itu, "Neng, ayo berangkat. Nanti telat, langitnya juga sudah gluduk-gluduk takut keduluan hujan!""Bu, Cherry berangkat dulu ya! Doain manggungnya lancar," p
"Ohh ... jadi kamu juga mau liburan ke Perth ya, Rihanna? Kita berangkat bareng aja kalo begitu, gimana?" ujar Nyonya Femmy dengan bersemangat.Sore weekend itu mamanya Martin bertandang ke rumah sahabatnya yaitu Nyonya Diah Hermawan. Kebetulan puteri bungsunya sedang mudik ke Bandung karena biasanya berkuliah di Jakarta. Kemudian mereka berbincang bersama di ruang tamu yang nyaman di rumah mewah nan asri tersebut."Boleh, Tante. Aku pengin ketemu sama Martin juga sih, sudah lama nggak jumpa dia!" jawab Rihanna yang seakan mendapat angin segar dari pihak mama pemuda gebetannya tersebut.Nyonya Diah pun tersenyum lega seraya mengatakan, "Aku malah senang lho, Jeng Femmy. Tadinya cemas kalau Rihanna berangkat liburan ke Ausie berdua aja sama kakaknya. Mereka masih sama-sama muda belia, kalau kenapa-kenapa di sana, gimana? Untungnya Jeng Femmy kebetulan mau jenguk Nak Martin juga, nitip anak-anak ya!""Beres kalau itu, Jeng Diah. Mereka juga 'kan sudah remaja dewasa pastinya nggak semere