Share

Kesedihan Sania

Sania dilarikan ke rumah sakit, lukanya sangat parah. Sudiro menemani Sania dan menunggunya di depan ruang operasi. Satria dan Kurnia datang bersamaan.

"Dengan keluarga Ibu Sania?" tanya Dokter.

"Iya, Dok. Saya suaminya, Dok," jawab Sudiro.

"Keadaan Bu Sania sangat mengkhawatirkannya, Pak. Janin yang ada di dalam kandungannya tidak bisa tertolong. Dan karena lukanya sangat parah rahimnya harus di angkat segera," kata Dokter.

Mendengar hal itu, Sudiro langsung lemas. Dia takut mengambil keputusan yang salah.

"Ini surat yang perlu ditanda tangani, Pak. Supaya segera kami angkat rahimnya, semua demi kebaikan Bu Sania," kata Dokter.

"Sudiro, lakukan saja. Yang penting saat ini nyawa Sania tertolong," kata Kurnia.

"Bagaimana kalau nanti dia marah, Bu. Dia sangat menginginkan kehamilan ini," kata Sudiro.

"Dia sudah punya Ibra. Untuk apa punya anak lagi. Semua demi kebaikan dia, ayo tanda tangani," kata Kurnia.

Berkat dorongan Kurnia, Sudiro menandatangani surat itu. Dan operasi segera dilak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status