"Kau mengingatku, Casabelle ?" Ucapan pria di depannya ini membuat Ara terkejut dan memundurkan beberapa langkahnya."Namaku Ara, bukan Casabelle" ucap Ara dan sebuah senyuman muncul di sudut bibir pria itu."Aratha Casabelle" sahut pria itu lagi yang membuat Ara meneguk ludahnya dengan susah payah."Apa maumu ?" Bisik Ara yang tentu saja diyakininya mampu di dengarkan oleh pria di depannya.Axton memasukkan ke dua tangannya ke dalam saku dan memperhatikan sekitar. Suasana begitu sepi dan hanya mereka berdua yang ada di sini.Apakah ini tempat dimana perempuan ini bekerja selama beberapa tahun terakhir ? Pekerjaannya membuat Axton tidak bisa langsung terbang menjemput Ara.Axton harus menunda keberangkatannya selama dua Minggu. Sebenarnya pekerjaannya hingga saat ini belum selesai. Tetapi anak buahnya baru mengabarkan jika Ara baru saja dikabarkan menghilang dari intaian anak buahnya. Mereka menduga jika Ara hanya di dalam rumah. Tetapi mereka salah ketika Ara datang bersama teman-t
Ara menatap pria dengan jas mahalnya itu melangkah masuk ke dalam kamar ini. Belva langsung membungkukkan badannya hormat dan melangkah mundur.Belva memilih untuk beranjak dan keluar dari kamar. Menyisakan Ara dan juga pria yang sama sekali tak diketahui namanya ini.Tetapi satu hal yang Ara tau jika pria di depannya ini adalah dalang yang membawanya kemari. Menculik dan mengurungnya tanpa sebab."Apa maumu ?" Ucap Ara dan pria itu memberikan senyuman kecilnya.Mood Ara untuk menyantap makanan itu langsung lenyap seketika. Pria ini sudah datang pasti karena tau jika Ara sudah bangun dan mungkin akan berulah."Cukup simpel, menikah dan lahirkan anakku dengan sehat" ucapan Axton sukses membuat Ara memegang perutnya."Bagaimana kau tau ?" Cicit Ara dan Axton hanya tersenyum kecil dan berjalan mendekati sofa tepat di seberang Ara.Suara langkah kaki pria itu menggema di lantai yang dingin dan kamar yang senyap ini. Hal itu mengingatkan Ara tentu kejadian kemarin malam ketika di super mar
"Calm down Axton. Aku hanya mampir sebentar" ucap pria di depan Ara yang semakin membuat Ara bingung bukan main.Axton ? Austin ? Siapa mereka ?Ara menyadari satu hal jika kedua pria ini memiliki wajah yang sama seperti. Bahkan Ara sama sekali tidak bisa membedakan mereka. Oh kecuali dari baju mereka.Satu berpakaian casual dan satunya lagi berpakai formal. Ara menatap pria berpakaian formal itu yang melangkah dengan cepat menghampirinya."Pergi dari kamarku sekarang!" sentak pria tersebut yang membuat Ara tersentak kaget. Bahkan pria di depannya itu langsung memucat dan menganggukkan kepalanya sebelum berlalu pergi."Axton?" Gumam Ara yang membuat Axton langsung menoleh dan menatap Ara."Kenapa ?" Jawab Axton dan Ara terlihat kagetJadi pria di depannya ini bernama Axton. Pria yang tidur dengannya. Oh sebentar siapa yang tidur dengannya malam itu."Kau atau dia yang tidur denganku ?" Pertanyaan bodoh Ara sukses membuat Axton memincingkan matanya marah."Kau bahkan tak bisa mengenali
"Apa kau yakin melakukan ini, Axton ?" Ucap Melly yang membuat Axton meliriknya dengan tatapan dingin.Mereka saat ini sedang berada di jet pribadi milik Axton yang sedang terbang menuju Las Vegas. Sudah terlalu lama Axton mengundur keberangkatan mereka.Perusahaannya tidak bisa di tinggalkan lebih lama lagi. Banyak pekerjaan yang menantinya. Lagian hasil sudah keluar dan mengatakan jika Ara baik-baik saja jika melakukan penerbangan.Austin sudah kembali ke Las Vegas dua hari yang lalu. Melly yang memang sedang disewa oleh Axton mau tidak mau harus tetap tinggal."Kau kusewa bukan untuk berkomentar" ucap Axton tajam yang membuat Melly memutar matanya.Melly cukup mengenal bagaimana prilaku Axton walaupun dirinya adalah sahabat Austin. Kedua kembaran itu memiliki paras yang sama tetapi memiliki sifat yang sangat berbeda.Axton cenderung lebih kasar, dingin dengan segala sikap arogannya. Sedangkan Austin lebih tenang dan memiliki sikap yang ramah dengan siapapu
Pintu di buka membuat Ara menoleh dan menemukan sosok perempuan yang sedikit familiar di ingatannya. Hingga memori Ara berputar kembali dan membuatnya ingat dengan perempuan di depannya."Kau dokter itu!" Ucap Ara dan Melly tersenyum mendengarnya.Perempuan itu berjalan masuk dan mendekati ranjang. Hingga sebuah kernyitan muncul di dahi perempuan itu."Pria brengsek" gumam Melly yang membuat Ara menatapnya dengan wajah bingung.Melly mendekati ranjang dan menaruh tas miliknya di bawah ranjang sebelum berbalik tanpa mengatakan apapun.Perempuan itu keluar kamar dan menghilang untuk beberapa menit. Sebelum kembali dengan seorang pria yang terlihat murung seperti baru saja di omeli."Katakan dengan bos bodohmu! Bagaimana bisa dia memborgol perempuan hamil" Omelan Melly meluncur dengan mulus yang membuat Ara paham siapa yang baru saja mengomeli pria itu.Dengan cepat pria itu melepaskan borgol di tangan Ara. Rasa lega langsung menghampiri Ara, setidaknya tang
Ara membuka pintu di depannya dengan rasa ragu luar biasa. Mungkin pria itu hanya mengerjainnya.Ara paling benci jika harus merasa ragu ataupun sampai di kerjai. Perasaan kesal selalu menghantuinya.Namun senyuman Ara melebar ketika pintunya terbuka dan tidak di kunci seperti sebelumnya.Axton menepati janjinya.Ara mengintip keluar dan menemukan seorang pria dengan baju hitam berdiri di depan kamar. Pria itu menoleh dan segera memberikan hormat pada Ara."Nona ingin turun ?" Tanya pria itu yang membuat Ara mengedipkan matanya sebelum menganggukkan kepalanya.Awalnya Ara mengira jika pria itu akan menahannya mungkin bahkan mendorongnya agar masuk. Ternyata pria itu tak menahannya membuat Ara membuka pintu semakin lebar. Suasana ruangan mewah langsung masuk ke dalam matanya.Sepertinya Axton adalah pria kaya. Sialan! Tentu saja pria itu kaya bahkan pria itu memiliki dokter pribadi yang bisa membiusnya sampai bisa di bawa kesini.Bagaimana Ara bis
Axton membuka pintu mobilnya dan menemukan salah satu pengawalnya ada di samping mobil. Pria itu menundukkan tubuhnya hormat pada Axton.Jam menunjukkan pukul sebelas malam. Pekerjaannya hari ini sangat menyita waktu dan tenaga. Kenapa juga banyak permasalahan akhir-akhir ini. Membuatnya semakin lelah saja."Bagaimana keadaan rumah ?" Ucap Axton yang membuat pengawal itu mendongak dan berdehem sebentar."Semuanya aman, Mr. Ellard. Tidak ada yang mencurigakan" ucapnya lancar dan Axton menganggukkan kepalanya.Axton berjalan menuju pintu tepat ketika mobilnya bergerak maju dipindahkan ke garasi rumahnya.Axton membuka pintu di depannya dan berjalan pelan di antara kegelapan di rumahnya ini. Jam sudah malam dan setiap sudut rumah pasti akan gelap gulita.Namun kali ini terasa beda. Kenapa ruang keluarga terlihat lampunya masih menyala. Tidak mungkin jika pelayan berani-beraninya menonton televisi di sana.Axton berdecak kesal dan berjalan menuju ruang keluar
Axton masuk ke dalam ruangan praktek yang membuat seorang perempuan di meja kerjanya menoleh. Sebuah tatapan tak menyangka muncul di wajah Melly."Seriusan ? Mr. Ellard datang ke sini ?" Ucap Melly sambil menggelengkan kepalanya pelan.Axton hanya memandang datar Melly dan memilih duduk di depan perempuan itu. Jam menunjukkan pukul sepuluh siang. "Jadi apa yang mau dikonsultasikan oleh Mr. Ellard nih ?" Ucap Melly sambil mengambil catat buku di mejanya.Di balik wajah tenang Axton sebenarnya Axton sedang mengumpati dirinya sendiri. Bagaimana bisa dirinya berakhir di sini, di ruang praktik Melly.Tidak lain tidak bukan adalah dokter kandungan. Pertanyaan yang sejak semalam terus berputar di pikirannya yang membuat Axton nekat pergi ke tempat praktik Melly."Urusan ranjang ya ?" Celetuk Melly yang membuat Axton berdehem pelan."Itu hal wajar katakan saja mau tanya apa" oceh Melly lagi yang membuat Axton berdehem dan menganggukkan kepalanya."Apa kau ya