Setelah pulang dari makan bersama dengan Gea, Merlin duduk dan mengingat kejadian hari pertama kerja. Ada yang menahan Merlin untuk tidak resign. Merlin terpaksa bungkam karena Mark mengirim saldo seratus juta untuk Merlin.Sesungguhnya yang Merlin inginkan bukan uang, Merlin sempat merasa terhinakan dengan uang itu. Tapi kemudian Merlin menerima dengan lapang dada, mungkin hanya itu yang bisa dilakukan oleh Mark. Merlin juga bahagia karena setelah Mark pulang dari Singapore, Mark menyempatkan waktu untuk datang ke kostan Merlin.***Mark sedang diperjalanan menuju Bandara, perjalanan Mark sama sekali tidak tenang. Mark merasa ada dosa karena sudah mendorong Merlin saat Merlin jatuh ke pelukan Rey. Mark selama ini gak pernah dekat dengan wanita meskipun banyak sekali wanita yang mendekati Rey, luka masa lalu Mark masih belum sembuh. Mark masih belum mengijinkan dirinya disentuh oleh wanita lain selain mantan pacarnya dulu. Mark ingin menjaga kesetiaan pada mantan pacarnya.“Sial, pag
Gea dan Merlin melongo melihat nominal yang Mark transfer untuk Merlin. “Ini gila sih, gigi gue copot bawa rezeki atau gimana? Ini duit yang Pak Mark kirim gak akan diminta lagi kan?” Merlin melihat ke arah Gea, Gea menggelengkan kepala bengong.“Kalau tau bakalan dikasih seratus juta, gue aja sih yang kehilangan gigi. Sumpah gue rela pakai gigi palsu demi seratus juta. Seratus juta itu gede banget lo Mer.” Gea melihat ke arah Merlin . Merlin masih memegang HP dengan tangan gemetar.“Ini kayanya sih Pak Mark pas transfer buru-buru dan kelebihan nol nya. Gue mintain rekening Pak Mark dan transfer balik kali ya. Gue gak tenang nerima duitnya.” Merlin bertanya kepada Gea. Gea menggelengkan kepala dengan cepat.“Kalau lo gak mau, lo transfer saja ke rekening gue. Gak usah dibalikin ke rekening Pak Mark.” Gea tersenyum menyeringai ke arah Merlin. Merlin langsung mengkerut.“Eh, itu sih maunya lo aja. Gue yang hidupnya kagak tenang. Lihat aja gue belum pernah tuh duit seratus juta. Di
No matter how your heart is grieving, if you keep on believing, the dream that you wish will come true. - Cinderella Mark membuka pintu ruangan seleksi untuk sekretaris baru, delapan kandidat berdiri di hadapan Mark. Tujuh kandidat terlihat sangat professional, lengkap dengan heels dan pakaian kantor sementara satu orang kandidat memakai pakaian casual dengan sepatu kets dekil. Hanya butuh satu menit untuk Mark menjatuhkan pilihan siapa yang akan jadi sekretaris barunya, Mark kemudian keluar lagi didampingi oleh HRD perusahaan.Mark sudah menemukan siapa yang selanjutnya akan menjadi sekretaris baru. Mark masuk ke ruangannya dan duduk di kursi, Adi HRD kantor mengikutinya dari belakang. Mark terlihat berpikir keras, Mark duduk sambil menyatukan kedua jari manis. “Saya mau yang pakai sepatu kets!!” Mark berbicara dengan tegas. Adi terkejut, Adi tidak menduga bahwa pilihan yang Mark pilih jus
Gue baru saja membuka mata dan melihat ke arah jam dinding yang sengaja gue simpan di depan tempat tidur. Gue punya alasan kenapa jam dinding dengan ukuran sangat besar ada dihadapan gue banget ketika bangun, karena gue ingin sekali mendisiplinkan hidup gue. Waktu buat gue adalah money dan disiplin dalam segala hal tentu saja wajib. Sejak kecil gue terbiasa hidup sendiri, jauh dari orang tua, tidak punya sahabat kecuali si Adi brengsek yang sebentar lagi pasti sudah mengetuk pintu.Meski gue tidak punya banyak teman, jauh dari orang tua tapi gue bersyukur karena gue ada asisten rumah tangga yang sudah gue anggap seperti emak gue sendiri. Yups, namanya Mak Nie. Gue sudah tinggal cukup lama dengan Mak Nie, Mak Nie harta yang paling berharga yang orang tua titipkan ketika orang tue gue memilih untuk tinggal di USA. Gue juga punya adik perempuan Catrine yang saat ini juga memilih tinggal di USA tapi sangat bawel, hampir setiap hari menelpon dan menyuruh gue cari
POV MerlinSabtu pagi ini gue bangun tidur dengan perasaan bahagia. Sumpah gak nyangka banget kalau bakal diterima kerja di Summer. Perusahaan yang bahkan gak ada di list target melamar kerja. Gue tahu diri sih otak gue gak begitu cerdas dan Bahasa Inggris gue juga acak-acakan. Tapi karena sekarang gue sudah diterima kerja jadi sekretaris direksi jadi mau gak mau gue harus mulai belajar Bahasa Inggris. Rencananya kalau gue udah dapet gaji, gue akan sisihkan gaji gue untuk invest pengembangan diri gue.Gue pengen sukses di Jakarta dan bisa membanggakan Ibu dan Bapak di kampung. Jadwal gue hari ini pengen rebahan aja sih, menikmati waktu luang sebelum gue masuk kerja. Gue masih enggan bangun dari tempat tidur gue. Baru kali ini gue bangun tidur merasa bangun di Hotel padahal gue bangun di kost an sepetak dan gak ada AC nya. Di Jakarta kalau gue harus kost di tempat yang ada AC nya bisa
Hari pertama kerja selalu jadi hari yang paling menegangkan. Memasuki dunia baru, beradaptasi dengan lingkungan baru dan menerima tugas baru. Selain itu menjadi objek baru yang akan dibicarakan orang satu kantor.Akhirnya hari Senin datang juga. Merlin sudah bangun dari jam empat subuh. Merlin sangat gugup sekaligus bahagia dan antusias. Merlin tidak mau memikirkan hal-hal jelek. Merlin intinya akan bekerja dengan sepenuh hati meskipun menjadi seorang sekretaris bukan keahliannya.Merlin sudah bangun dari tidur tapi masih berbaring ditempat tidur. Gue harus pakai baju apa ya? Duh, gue gak punya baju resmi dan sepatu teplek gue cuma da satu warna hitam dan udeh dekil juga. Masa iya gue ngantor sebagai sekretaris tapi pakai baju mau liputan ke lapangan. Gimana ya? Gue harus pakai baju apa ya? Gue juga gak punya duit untuk beli baju baru.Merlin bergumam dalam hati sambil berpikir. Tidak banyak baju yang Merlin bawa da
Aku lebih memilih menjadi single flower. Menjadi bunga yang mekar sendiri itu jauh lebih cantik ketimbang menjadi bunga bergerombol. Single flower punya kesan mahal dan elegan ketimbang saat digabung dengan bunga lain dalam rangkaian bouquet. Ada banyak yang tentunya Marlin tidak tahu di perusahaan ini. Salah satunya adalah kebiasaan karyawan disini. Jika di tempat bekerja Marlin dulu, karyawan lebih seru dan selalu menghabiskan waktu bersama di kantor baru Marlin ruangan antar Karyawan saja dibuat dengan penuh privasi. Marlin berjalan dengan cepat mengikuti langkah Adi. Ini gue mau diajak kemana sih? Pagi-pagi gue udah berkeringan, kantor nya gede banget pula. Bisa-bisa gue nyasar di kantor ini, lagian kalaupun dikenalin satu persatu sama karyawan disini, kayanya gue gak akan inget deh. Banyak banget gila. Marlin berseru dalam hati sambil mengikuti langkah Adi. “Kamu jangan heran ya kalau ritme kerja di kantor ini
Satu hal yang harus diwaspadai ketika mulai bekerja di perusahaan baru. Yaitu harus bisa membedakan mana lawan dan mana kawan. Keduanya kadang sulit dibedakan, banyak lawan yang berselimut kebaikan dan banyak kawan yang menampilkan sikap apa adanya.Elsa, Lila dan Finda tahu bahwa hari ini ada sekretaris utama yang baru. Elsa, Lila dan Finda menempelkan kuping ke arah ruangan Marlin berharap bisa mendengar percakapan Marlin dan Adi. “Gue lega banget udah ada gantinya tuh sekretaris utama, kalau belum ada gantinya kita terus yang harus menghadap masuk ke kandang tyrex.” Elsa mulai berbicara.“Yah, paling yang sekarang juga gak jauh beda sama yang udah-udah. Kayanya cuma tahan tiga bulan aja habis itu cabut deh.” Lila menjawab apa yang Elsa katakan. “Gak masalah meski cuma tiga bulan, setidaknya selama tiga bulan kita bertiga bisa bernafas lega dan hanya fokus ke kerjaan kantor gak harus ikut campur urusan pribadi b