Share

Bab 9. Tersengat

Aku masih kepikiran dengan ucapan si Alexander.

Hanya saja, kupilih untuk mengabaikannya mengingat akhir minggu harusnya menjadi surga bagi karyawan sepertiku!

Kami mempunyai kesempatan bergelung kembali ke ranjang selepas fajar.

Itu yang aku lakukan sekarang sembari berkutat dengan ponsel melanjutkan cerita bersambung yang sudah ditagih kelanjutannya oleh pembaca.

“Tor! Updatenya jangan lama-lama. Penasaran, nih.”

“Saya sudah top-up seratus ribu. Update jangan Cuma dua bab. Koinnya masih banyak.”

Kalau sudah begini, aku merasa senang campur bersalah. Yang bisa kulakukan hanyalah menyarankan untuk membaca dengan pelan-pelan dan mengutamakan kebutuhan keluarga, termasuk waktu.

Bagiku, pembaca adalah sumber semangat. Tanpa mereka, penulis seperti orasi tanpa pendengar. Merasa dirindukan, disayangi, dan itu perasaan bahagia yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata.

Ting!

[Raya! Kamu masih molor? Bantu aku. Kamu kesini, ya!]

Pesan masuk dari Ria membuatku berhenti menulis.

D
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status