Laki-laki tampan itu membuka pintu kamar, melangkahkan kakinya masuk dalam beberapa langkah lalu berhenti. Matanya menjuru ke setiap sudut, seperti yang ia duga, gadis itu tidak menerima tawarannya. Jacob menghela napasnya, rasa kecewa tentu saja muncul di hati dan pikirannya apalagi ia rasa gadis itu sudah memikatnya. Kejadian tengah malam saat mereka berciuman, bahkan saat Jacob berhasil menyentuh beberapa titik intim bagian tubuh gadis itu, membuat Jacob semakin ingin memilikinya. Tapi ternyata gadis itu menolaknya. Jacob bukan tipikal lelaki yang suka memaksa, dia tidak akan mengejar jika tidak diberi ijin seberapa pun ia menyukai orang lain. *** “Kamu bisanya kaya gitu, Airin! Coba Tristan tahu, pasti udah ngomel banget adik kesayangannya mabuk-mabukan,” protes Kinan, saat berada di dalam mobil yang sama dengan Airin. Airin tertawa kecil. “Iya makanya jangan bilang.” “Untung ada Jack, coba nggak ada gimana nasib kamu coba.” Airin pun tiba-tiba mengingat Jack, meski mabuk
Hujan deras mengguyur jalanan dari puncak hingga ke kota. Tentunya, Jacob mengendarai mobilnya dengan sangat hati-hati apalagi jalanan sedang ramai dan sedikit macet di jalanan menurun. Selama di dalam mobil, gadis itu diam tak bersuara. Ia canggung, ia grogi, dan rasa penasarannya semakin melonjak akan sosok yang duduk di sebelahnya. “Ini orang random banget, cuek iya, agresif iya, seenaknya iya,” pikirnya sesekali melirik ke arah Jacob. “Kalau mau lihat wajah tampan saya, lihat aja nggak usah ngintip-ngintip,” ucap Jacob tiba-tiba. “Dih, siapa juga lihat kamu! GR!” balas Airin cepat. Mendengar jawaban kekanakan itu, Jacob sedikit tersenyum. “Kenapa kamu pergi pagi itu?” Airin hening sebentar sebelum menjawab. “Nggak papa.” “Padahal saya bilang, saya bisa terima kamu walau kamu bekas cowok lain,” jelasanya terang-terangan. “Lagian kan banyak cewek yang mau sama kamu, kenapa harus aku? Tadi aja kamu asik bincang sama cewek seksi di vila.” “Kamu cemburu?” “Nggak lah, ngapain a
Kim Ai Rin melangkahkan kakinya masuk, baru melangkah beberapa tapak ia tercengang. Ia hidup bagaikan di drama-drama Korea kali ini. Kejutan yang diberikan Jacob membuat rasa haru memenuhi hatinya. “Ini … apa? Rumah siapa?” “Rumah kamu,” jawab Jacob cepat. Rumah dua lantai dengan design minimalis itu menghinoptis Airin. Memang rumah itu tidak sebesar rumah Jacob, tapi suasana di rumah dua tingkat yang kini ia kunjungi sangat nyaman. Ada kolam renang di bagian belakang dan di bagian tengah ada mini taman yang tertutup kaca melingkar. “Ini rumah kamu,” jelas Jacob lagi, ia melangkahkan kakinya hingga berdiri di depan gadis itu. Airin tercengang tak menyangka, sampai-sampai ia tak bisa berkata-kata. “Di sini ada kolam renang, ada mini gym, ada spa, ada ruang baca, ada taman, dan yang jelas akan buat kamu betah.” “Jacob ….” “Saya mau kamu berhenti dari pekerjaan kamu kalau kita menikah, bisa kan?” tanya Jacob tiba-tiba. “Saya akan menjamin kamu nggak akan kekurangan dari segi ekono
Keesokan harinya di saat Kim Hanna sudah pulang ke rumah dan sehat sepenuhnya, gadis itu mulai kelayapan. Ia melangkah pergi begitu saja usai memesan taksi online yang membawanya selamat sampai tujuan. Taksi itu berhenti di sebuah rumah tingkat yang sebenarnya kini adalah rumahnya namun belum hendak ia miliki. Langkahnya membawanya masuk ke rumah kosong terawat itu. Ia membuka rumah menggunakan kunci yang tersimpan di tempat rahasia sesuai keterangan si pembeli rumah beberapa minggu lalu. Klik. Rumah itu terbuka, sepi, tidak ada seorang pun. Dengan harap-harap cemas, ia mengirimkan sebuah pesan pada seseorang yang berhasil membuatnya yakin akan rasanya. Di luar sana, Jacob terkejut. Ia membaca cepat sebuah teks yang dikirimkan oleh Kim Ai Rin. From : Kim Ai Rin Aku di tunggu di rumah kemarin. Tanpa pikir panjang, Jacob langsung membatalkan semua pertemuannya hari ini lalu meluncur cepat ke kediamannya. Setibanya di sana, ia masuk dengan tidak sabaran sampai masih menggunakan se
Oktober, 2022.Di luar sana hujan begitu deras, kilat menampakkan sinarnya, dan petir memperdengarkan bunyinya. Banyak yang terjebak di jalanan, beberapa pemotor terpaksa untuk berhenti di pinggiran sampai menunggu hujan reda. Namun berbeda dengan sepasang kekasih yang sedang kasmaran itu.“Hufth,” hela gadis berambut panjang itu, sambil menatap sendu laki-laki yang kini di sampingnya. “Kenapa? Kepikiran apa?” tanyanya sambil membelai rambut gadis bernama Airin tersebut.Airin menghela napasnya dengan dalam. “Yang kita lakukan ini salah kan?”Mendengar pertanyaan Airin, lelaki bernama lengkap Kairan Valo itu tak menjawab. Ia ikut hening dan hanya bisa tersenyum simpul.“Kalau Mama aku dan Papa kamu tahu hubungan kita, gimana?”Kairan masih diam.cerita ini banyak mengalami penyuntingan oleh author.“Apa kita sudahi saja hubungan kita?”Kairan menggeleng cepat. “Nggak mungkin, aku nggak bisa lepasin kamu.” Lelaki itu semakin erat memeluk sang gadis.Airin kini yang terdiam, ia tahu Ka
Juli, 2022."Sama siapa lagi sih, Ma?" tanya gadis berparas oriental itu sambil duduk di sebelah Ibunya yang kini asik menata beberapa alat makeup dengan jumlah begitu banyak. Wanita berumur empat puluh delapan tahun itu hanya tersenyum mendengar pertanyaan dari putri semata wayangnya. Tak bisa ia bendung, hari ini perasaannya begitu bahagia setelah hampir enam tahun lamanya tidak merasakan kehangatan di dalam hati. "Ma, Airin nanya di jawab dong," desak gadis itu lagi, memandang Ibunya kesal. "Ada deh, nanti Mama kenalin ya, sayang." Airin mendengus kesal, bukannya ia tidak setuju Ibunya yang bernama lengkap Kim Hanna blasteran Korea-Indonesia itu akan menikah lagi, tetapi ini sudah kesekian kalinya. Meski hampir berkepala lima, Kim Hanna memang memiliki paras wajah yang awet muda seperti wanita usia tiga puluhan. Tak heran masih banyak laki-laki yang menyukainya. "Ma, setahun ini Mama udah kenalin Airin sama dua cowok loh, jadi ini cowok ke tiga tahun ini?" tanya Airin, wajahn
Ia melangkahkan kakinya setapak demi setapak dari rumah tinggalnya ke bangunan sebelah yang disulap menjadi sebuah salon. Bangunan rumah Hanna dan salon tersebut masih satu halaman, bisa dikatakan rumah keluarga Kim memang luas. Salon yang di beri nama Kim Salon tersebut sudah berdiri sejak Kim Hanna menikah dengan Ayah Airin, pasalnya Hanna memang menekuni bidang kecantikan sejak dulu. Jadi saat Ayah Airin sudah meninggal, Hanna tidak terlalu bingung untuk mencukupi kebutuhan hidupnya karena ia juga memiliki penghasilan sendiri yang bisa dibilang di atas rata-rata setiap bulannya. Tidak hanya salon, halaman luas keluarga Kim dijadikan sebagai toko bunga, begitu indah seperti taman yang ada di film-film Disney. Berbagai bunga dan pohon-pohon kecil tumbuh dari depan hingga teras belakang, sehingga siapa saja betah berada di sana. Dari dua penghasilan itulah Hanna bisa hidup berkecukupan sampai saat ini. * naskah ini sudah dihapus / diedit acak penulis krn tidak bisa dihapus manual me
Hanna meninggalkan Airin, ia melangkahkan kakinya setapak demi setapak dari rumah tinggalnya ke bangunan sebelah yang disulap menjadi sebuah salon. Bangunan rumah Hanna dan salon tersebut masih satu halaman, bisa dikatakan rumah keluarga Kim memang luas. Salon yang di beri nama Kim Salon tersebut sudah berdiri sejak Kim Hanna menikah dengan Ayah Airin, pasalnya Hanna memang menekuni bidang kecantikan sejak dulu. Jadi saat Ayah Airin sudah meninggal, Hanna tidak terlalu bingung untuk mencukupi kebutuhan hidupnya karena ia juga memiliki penghasilan sendiri yang bisa dibilang di atas rata-rata setiap bulannya. Tidak hanya salon, halaman luas keluarga Kim dijadikan sebagai toko bunga, begitu indah seperti taman yang ada di film-film Disney. Berbagai bunga dan pohon-pohon kecil tumbuh dari depan hingga teras belakang, sehingga siapa saja betah berada di sana. Dari dua penghasilan itulah Hanna bisa hidup berkecukupan sampai saat ini. * Malam yang sudah Airin tunggu-tunggu karena rasa pen